Wajibkah Puasa Asyura dan Tasu’a? Ini Jawaban Lengkapnya

Puasa Asyura dan Tasu’a merupakan puasa sunnah di bulan Muharram dengan segudang keutamaannya. Mau tahu apa saja keutamaan dan anjurannya? Simak artikel selengkapnya berikut ini.


Di bulan Muharram ada hari yang istimewa untuk berpuasa, yaitu di tanggal 10 dan 9 Muharram yang disebut puasa Asyura dan Tasu’a. Rasulullah SAW menganjurkan umat muslim untuk melakukan ibadah tersebut, untuk mendapatkan keutamaannya masing-masing.

Puasa pada bulan Muharram tersebut, sudah dilakukan sejak zaman Nabi Musa AS lalu berlanjut pada masa Rasulullah SAW. Bahkan dari beberapa hadits shahih dijelaskan tentang anjuran melaksanakan ibadah tersebut.

Hadits Anjuran Puasa Asyura dan Tasu’a

hadist anjuran puaas asyura dan tasu'a
Sumber Gambar : Madrosah Sunnah on Unsplash

Beberapa hadits menjelaskan tentang anjuran berpuasa pada hari Tasu’a dan Asyura. Dapat dijadikan pedoman dan acuan, ketika ingin melaksanaan ibadah mulia tersebut. Berikut ini penjelasannya.

  • Hadits Anjuran Puasa Asyura

Melaksanakan puasa pada hari Asyura atau 10 Muharram merupakan salah satu ibadah yang disebut mulia, hal tersebut dijelaskan dalam beberapa riwayat hadits shahih seperti berikut.

  • Hadits Riwayat Muslim dan Abu Daud

Rasulullah SAW ketika diberi pertanyaan, tentang puasa apakah yang masuk kategori utama setelah berpuasa di bulan Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram atau pada bulan Allah SWT.

Sedangkan shalat yang utama, setelah pelaksanaan shalat wajib lima waktu dalam satu hari adalah shalat malam. Dari hadits tersebut didapatkan penjelasan, bahwa puasa Asyura sama utamanya dengan puasa di bulan Ramadhan.

  • Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim

Disebutkan bahwa Ibnu Abbas RA pernah mengatakan, Rasulullah ketika sampai di Kota Madinah bertemu dengan orang Yahudi yang sedang melaksanakan puasa Asyura. Lalu bertanyalah beliau perihal mengapa orang tersebut berpuasa.

Orang Yahudi menjawab bahwa hari Asyura merupakan salah satu hari baik, ketika Allah menyelamatkan Nabi Musa dan Bani Israil dari kejaran Firaun.

Setelah itu Rasulullah SAW bersabda, umat Islam memiliki hak untuk menjadikan Nabi Musa sebagai teladan dibandingkan mengikuti kaum Yahudi.

Selanjutnya, Rasulullah SAW menjalankan puasa Asyura dan menganjurkan umat muslim untuk ikut melaksanakan puasa tersebut.

Pada hadits riwayat yang lain juga disebutkan hal yang sama, dimana Abdullah bin Umar RA menceritakan bahwa kaum jahiliyah pernah melakukan puasa di hari Asyura. 

Begitu juga dengan Rasulullah SAW dan umat muslim yang juga puasa pada hari tersebut, sebagai salah satu ibadah tepatnya sebelum turunnya wahyu dari Allah SWT tentang kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan.

  • Hadits Riwayat Muslim

Ada juga riwayat dari Muslim yang menjelaskan, Rasulullah SAW pernah bersabda hari Asyura merupakan hari Allah SWT. Jika umat muslim mau melaksanakan puasa Asyura dan Tasu’a, bisa melakukannya. Namun, jika ada yang tidak mau melakukannya maka boleh ditinggalkan.

Dari penjelasan hadits ini, bisa dipahami bahwa melaksanakan puasa Asyura merupakan ibadah sunnah yang tidak diwajibkan namun dianjurkan.

  • Hadits Riwayat Muslim 

Ada juga hadits berikutnya masih dari riwayat Muslim yang mengatakan, Rasulullah SAW pernah mendapatkan pertanyaan tentang apa keutamaan dari puasa Arafah. 

Nabi Muhammad SAW lalu menjawab bahwa melaksanakan puasa Arafah, akan menghapus dosa seseorang setahun sebelum berpuasa dan satu tahun kedepan.

Lalu ditanyakan kembali tentang apa pula keutamaan dari puasa Asyura, beliau menjawab Puasa Asyura adalah puasa yang dapat menghapus dosa seseorang setahun sebelumnya.

  • Hadits Anjuran Puasa Tasu’a

Untuk puasa Tasu’a yang dilakukan pada tanggl 9 Muharram juga terdapat hadits shahih sebagai landasannya yaitu hadits riwayat Muslim. Dimana Rasulullah SAW bersabda, kalau beliau masih hidup pada tahun berikutnya maka akan melaksanakan puasa pada hari kesembilan di bulan Muharram.

Penjelasan pada hadits tersebut juga disampaikan oleh Imam Asy-Syafi’I, Ahmad, dan Ishaq, yang menyebutkan bahwa sunnah untuk melaksanakan puasa tanggal 9 Muharram dan 10 Muharram dalam satu kesatuan. 

Alasan utamanya, Nabi Muhammad SAW sudah melaksanakan puasa Asyura dan berniat untuk melaksanakan puasa Tasu’a.

Keutamaan Puasa Asyura dan Tasu’a

Keutamaan Puasa Asyura dan Tasu’a
Sumber Gambar : Masjid MABA on Unsplash

Setiap ibadah yang dianjurkan atau diwajibkan oleh Allah SWT melalui Rasulullah SAW, pastinya memiliki keistimewaannya masing-masing. Begitu juga dengan puasa Asyura dan Tasu’a yang ternyata sangat banyak.

Bahkan beberapa diantaranya belum diketahui oleh banyak umat muslim. Apa saja keutamaan tersebut? Simak penjelasan lengkap berikut.

1. Dosa Setahun Lalu Akan Diampuni Allah SWT

Seperti sudah dijelaskan juga dalam hadits shahih riwayat Muslim sebelumnya, ibadah puasa tersebut menjadi momentum untuk menghapus dosa satu tahun terakhir. Sehingga, pantas untuk dilakukan jika ingin mengurangi timbangan yang sudah ada sampai sekarang.

Untuk mendapatkan pengampunan tersebut, tentu harus melaksanakan puasa yang benar-benar sesuai dengan anjuran. Mulai dari tata cara pelaksanaan, hingga bagaimana upaya untuk menjalankan ibadah tersebut dengan baik.

Sehingga bukan sekedar puasa menahan lapar dan haus, tapi juga menjadi ibadah khusyuk untuk mencari ridho dari Allah SWT.

2. Tidak Ada Puasa Asyura di bulan lain Kalender Hijriyah

Di dalam kalender hijriyah, terdapat 12 bulan dengan harinya masing-masing dan ibadah utama yang bisa dilakukan di setiap bulan tersebut.

Namun hanya di bulan Muharram saja yang terdapat puasa Asyura dan Tasu’a, tidak ada puasa di bulan lain yang namanya sama dan keutamaannya juga sama.

Sebagai contoh, puasa di bulan Ramadhan dan dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal. Dimana jika seseorang melakukannya, maka akan sama pahalanya dengan berpuasa sepanjang tahun tersebut.

Kemudian puasa arafah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, satu hari sebelum hari raya Idul Adha dan masih banyak puasa sunnah lainnya di setiap bulan hijriyah tersebut.

Oleh karena itulah, disebut sebagai puasa istimewa dan sangat dianjurkan untuk dilakukan setiap tahunnya.

3. Puasa Utama Selain Puasa di Bulan Ramadhan

Dalam salah satu sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh sahabat beliau, dijelaskan pula bahwa puasa Asyura dan Tasu’a merupakan puasa utama yang bisa dilakukan setelah menjalankan ibadah yang sama di bulan Ramadhan.

Dijadikannya puasa ini sebagai salah satu yang utama, tentu berdasarkan wahyu dari Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak ada keraguan, untuk melakukannya karena Rasulullah SAW sendiri juga sudah melakukan puasa sunnah tersebut.

4. Dilaksanakan di Bulan Allah SWT

Muharram merupakan Syahrullah atau bulan Allah SWT yang sangat suci dan mulia. Di bulan tersebut, dianjurkan untuk melaksanakan berbagai ibadah. Allah SWT sangat menyukai hambanya, yang melaksanakan ibadah di bulan tersebut dimana salah satunya adalah berpuasa.

Pada bulan mulia tersebut, sesuai dengan Surat At-Taubah ayat 36, Allah berfirman tentang 12 bulan dalam satu tahun Hijriyah. Lalu empat bulan diantaranya merupakan bulan suci, yaitu Dzulhijjah, Dzulqa’dah, Rajab, dan Muharram.

Di bulan mulia tersebut, dilarang menganiaya diri sendiri, membunuh dan berperang. Tentunya akan menjadi sebuah keistimewaan, ketika di satu bulan bisa benar-benar fokus beribadah dan benar-benar lebih memahami makna dari bulan Allah SWT. 

Terutama menjalankan ibadah puasa Asyura dan Tasu’a, yang sangat dianjurkan tersebut.

5. Memberikan Kesempatan Untuk Lebih Dekat Kepada Allah SWT

Jika selama ini Anda merasa masih jauh dari Allah SWT, maka momen puasa sunnah ini bisa dijadikan kesempatan untuk lebih dekat dengan-Nya.

Mengetahui lebih banyak hal tentang apa yang disuruh dan apa yang dilarang, sehingga saat melaksanakannya akan lebih khusyuk untuk mendapatkan ridha dari Allah SWT.

Cara mendekatkan diri kepada Allah SWT tersebut, bisa dilakukan saat berpuasa dengan memperbanyak ibadah lain. Diantaranya adalah dzikir, shalat sunnah, memberi sedekah kepada anak yatim maupun fakir miskin, membaca Al-quran, melakukan berbagai kebaikan sepanjang hari.

6. Dilaksanakan Sejak Zaman Nabi Musa AS

Ada juga puasa Asyura dan Tasu’a lainnya, yaitu puasa ini sudah dilaksanakan sejak zaman Nabi Musa AS. Beliau melaksanakan puasa tersebut, sebagai bentuk rasa syukur tak terhingga kepada Allah SWT yang sudah memberikan keselamatan baginya dan umatnya dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya.

Kejadian yang paling menegangkan adalah, ketika Nabi Musa AS dan kaumnya dikejar Fir’aun. Lalu Allah SWT membelah laut merah menjadi dua, kemudian Nabi dan umatnya segera melewati lautan tersebut dengan mudah.

Sedangkan para musuh, yang mengejar dari belakang langsung diterjang ombak dan hanyut. Hal itu terjadi, setelah Nabi Musa beserta kaumnya sudah sampai ke seberang dalam kondisi selamat dan Allah SWT kembali menutup laut tersebut.

Selanjutnya, puasa tersebut juga dilakukan oleh Rasulullah SAW dan beliau juga menganjurkannya untuk dilakukan oleh umat Islam. Jadi, ibadah puasa di bulan Muharram tersebut sudah lama dijadikan salah satu ibadah kepada Allah SWT.

7. Menabung Pahala untuk Akhirat

Di bulan yang mulia, bisa menjadi ajang untuk mengumpulkan banyak pahala. Apalagi untuk puasa Asyura dan Tasu’a di tanggal 9 dan 10 Muharram ini, pahalanya sangat besar.

Ditambah dengan pahala ibadah lainnya di bulan yang sama. Seperti ibadah menyantuni anak yatim, yang pahalanya sama dengan bersedekah selama satu tahun plus doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT juga akan dikabulkan.

Kemudian pahala mengusap kepala anak yatim, akan mendapatkan pahala dari setiap helai rambut yang diusap.

8. Melatih Kesabaran dan Keimanan

Melakukan puasa, bukan saja perkara menahan lapar dan juga haus. Tapi juga salah satu upaya, untuk melatih kesabaran karena selama sehari sejak selesai sahur sampai berbuka harus menahan hawa nafsu termasuk emosi.

Semakin sering melakukan puasa, maka kesabaran yang baik akan terbentuk. Begitu juga dengan keimanan yang juga bertumbuh seiring kekhusyukan berpuasa, yang dibarengi dengan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT lewat berbagai kegiatan.

Sebagai contoh, memperbanyak membaca Al-quran dan semakin paham makna dari setiap ayat-ayat kitab suci kemudian mengamalkannya dalam kehidupan. 

Berdzikir dan berbuat baik kepada sesama untuk mengingatkan bahwa, semua manusia itu sama di mata Allah SWT. Yang membedakan satu dengan lainnya adalah, amal dan ibadah kepada sang pencipta.

9. Pembeda dengan Puasa Kaum Yahudi

Selanjutnya yang menjadi keutamaan puasa Asyura dan Tasu’a adalah, menjadi pembeda dengan puasa Yahudi. Asyura yang dilakukan umat muslim, bukan saja di tanggal 10 Muharram saja namun juga tanggal 9 Muharram atau Tasu’a dan 11 Muharram.

Hal ini sesuai dengan riwayat hadits shahih, yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang puasa 9 Muharram yang dianjurkan sebagai penyempurna puasa Asyura. 

Puasa Asyura yang dilakukan oleh Yahudi sebagai bentuk rasa hormat kepada Nabi Musa AS, ketika berhasil memenangkan pertarungan melawan musuh. Sedangkan puasa Asyura umat muslim, dilakukan atas anjuran Rasulullah SAW untuk memuliakan bulan Allah SWT yaitu bulan Muharram.

10. Menyambung Puasa Asyura

Puasa Tasu’a merupakan puasa penyempurna dari puasa Asyura, pelaksanaannya di tanggal 9 Muharram dianjurkan oleh Rasulullah SAW. 

Bahkan Nabi Muhammad SAW melakukan sendiri puasa Asyura tersebut, kemudian telah berniat untuk melakukan puasa Tasu’a. Jadi, bukan sebuah ibadah sembarangan namun memiliki arti yang mulia sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.

11. Menjaga Agar Puasa Asyura Tidak Terlewatkan

Keutamaan puasa Tasu’a juga menjadi salah satu cara agar menjaga agar puasa Asyura dilakukan sesuai kalender Hijriyah. Sehingga pahala yang didapatkan, tetap sempurna sesuai dengan yang dijanjikan Allah SWT melalui sabda Rasulullah SAW di beberapa hadits shahih.

Bisa jadi, dalam satu waktu terjadi kekhilafan menentukan kapan puasa Asyura. Jadi berpuasa lebih awal di tanggal 9 Muharram ini, akan jadi pengingat untuk puasa di hari berikutnya.

Jadwal Puasa Asyura dan Tasu’a 2022

jadwal puasa asyura dan tasyu'a 2022
Sumber Gambar : Pexels.com dari Fauzan Fitria

Kapan jadwal puasa Asyura dan Tasu’a tahun 2022, jika disesuaikan dengan kalender masehi?

Kalau dihitung sesuai kalender, maka tanggal 1 Muharram 1444 Hijriyah akan jatuh pada tanggal 30 Juli 2022. Artinya untuk puasa Tasu’a di tanggal 9 Muharram ada di tanggal 8 Agustus 2022.

Sedangkan untuk puasa Asyura tanggal 10 Muharram, yaitu pada tanggal 9 Agustus 2022. Jadi, Anda bisa mulai membuat kalender pengingat agar tidak melewatkan pelaksanaan ibadah tersebut untuk tahun 2022.

Tata Cara Melakukan Puasa Asyura dan Tasu’a

Untuk melakukan puasa Asyura dan Tasu’a, ada beberapa tata cara yang dapat dilakukan. Seperti halnya berpuasa di hari lain termasuk bulan Ramadhan.

Tata cara ini, bisa dijadikan pedoman jika tahun ini Anda ingin melaksanakan puasa sunnah yang sangat disukai Rasulullah SAW tersebut. 

1. Membaca Niat

Anda bisa membaca niat untuk puasa di bulan Muharram, dilakukan sebelum masuknya bulan mulia tersebut. Dapat juga membaca niat untuk masing-masing puasa, baik itu Tasu’a maupun Asyura.

Untuk niat puasa Tasu’a, bisa diucapkan sehari sebelum tanggal 9 Muharram dengan ucapan lirih dan diaminkan di dalam hati. Bacaannya adalah : Aku berniat untuk melaksanakan puasa Tasu’a sunnah karena Allah.

Sedangkan untuk puasa Asyura, niat yang dibaca adalah: aku berniat untuk melaksanakan puasa sunnah asyura karena Allah.

2. Menyegerakan Makan Sahur

Untuk menyempurnakan puasa, makan sahur bisa dilakukan sebelum masuknya imsak dan adzan subuh di pagi hari. Sahur tidak wajib dilakukan, namun akan lebih menyempurnakan ibadah jika melakukannya.

Dengan makan sahur, paling tidak energi untuk tetap beraktivitas sepanjang hari akan lebih maksimal jika dibandingkan dengan tidak makan sahur.

3. Melaksanakan Puasa Sehari Penuh

Berpuasa sejak masuknya waktu imsak hingga masuknya waktu maghrib. Selama menjalankan puasa, tidak diperbolehkan makan dan minum. Kemudian memastikan diri menjaga emosi, hawa nafsu, dan memperbanyak melakukan perbuatan baik.

4. Menyegerakan Berbuka Puasa

Segera berbuka setelah adzan Maghrib, jangan ditunda-tunda karena sedang melakukan aktivitas lain. Seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, untuk berbuka puasa dengan buah kurma.

Setelah berbuka, bisa dilanjutkan dengan menunaikan shalat Maghrib dan makan malam untuk mengisi perut yang seharian sudah kosong. Selanjutnya sampai tengah malam, bisa diisi dengan ibadah lain. 

Seperti membaca Al-quran, memperbanyak dzikir, melakukan hal baik yang akan menuai banyak pahala di hari yang baik pada bulan Muharram tersebut.

Anda ingin melaksanakan puasa Asyura dan Tasu’a tahun ini? Segera tandai kalender supaya tidak lupa, agar pahala berupa pengguguran dosa selama satu tahun bisa didapatkan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top
Jadi Orang Tua Asuh