Ciri–ciri malam Lailatul Qadar menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh umat muslim. Pasalnya, tidak ada yang tahu dengan tepat mengenai waktu datangnya malam yang dikatakan lebih baik dari seribu bulan ini.
Mengetahui ciri- ciri malam tersebut akan membantu umat muslim memaksimalkan amalan ibadahnya.
Dirahasikannya kapan waktu Lailatul Qadar ini tentunya memiliki hikmah yang bisa diambil oleh seorang muslim.
Dengan tidak mengetahui waktu pasti datangnya malam tersebut, maka seorang muslim hendaknya bersungguh-sungguh dalam melakukan ibadah agar tidak terlewatkan sesuai dengan ciri-ciri yang disebutkan.
Berdasarkan hadist yang shahih, Lailatul Qadar akan terjadi di salah satu malam di antara sepuluh malam terakhir bulan ramadhan.
Maka, selama periode waktu tersebut umat muslim seharusnya berlomba-lomba untuk mendapatkan keberkahan dan pahala dari amalan yang dikerjakannya pada malam Lailatul Qadar.
Baca juga: Pengertian Malam Lailatul Qadar, Waktu Terjadi, dan Keistimewaannya
12 Ciri-Ciri Malam Lailatul Qadar
Agar bisa memanfaatkan periode waktu yang dipercaya sebagai datangnya Lailatul Qadar, maka seorang muslim perlu mengetahui ciri-ciri yang menjadi tanda dari terjadinya malam Lailatul Qadar.
Di antara ciri-ciri yang sebagian disebutkan di dalam hadist sebagai berikut ini.
1. Malam Ganjil di Antara Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan
Meskipun waktu pasti terjadinya Lailatul Qadar tidak diketahui, namun beberapa hadist menyebutkan bahwa malam ini terjadi di salah satu malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan ramadhan.
Maka, malam tersebut bisa saja terjadi pada malam ke-21, 23, 25,27, atau bahkan 29. Beberapa ulama yang menyebutkan jika Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-27 ramadhan dan inilah yang diyakini banyak umat muslim.
Ibnu Hajal Al Asqalani berbeda pendapat karena menyebutkan bahwa Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-21 atau ke-23.
Meskipun malam ganjil menjadi salah satu dari ciri-ciri malam Lailatul Qadar, namun beberapa ulama juga menyebutkan untuk tidak hanya terfokus pada malam-malam ganjil saja.
Hal ini karena Lailatul Qadar pun bisa mungkin terjadi pada malam-malam genap di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan.
Umat muslim tidak perlu terlalu memusingkan apakah Lailatul Qadar terjadi pada malam ganjil atau genap.
Yang terpenting adalah lebih fokus dan bersungguh-sungguh untuk memperbanyak amal ibadah di waktu tersisa agar tidak melewatkannya.
2. Langit yang Bersih dan Cuaca Malam yang Cerah
Malam pada saat Lailatul Qadar terjadi biasanya ditandai dengan cuaca malam hari yang cerah sehingga langit pun pada malam itu terlihat bersih.
Tidak ada awan yang menutup langit sehingga orang-orang bisa melihat langit malam dengan jelas. Ini sesuai dengan hadits ciri-ciri malam Lailatul Qadar yang diriwayatkan oleh Ahmad.
Hadist tersebut menjelaskan bahwa malam Lailatul Qadar ditandai dengan langit yang bersih, udara yang tidak panas maupun dingin, tidak berawan, tidak hujan, tidak ada bintang, dan siang harinya sinar matahari tidak terlalu panas.
Ciri-ciri yang satu ini cukup mudah digunakan untuk menjadi penanda datangnya malam yang lebih baik dari seribu bulan tersebut. Namun, sebagian umat muslim yang lain biasanya baru menyadari keadaan di malam tersebut setelah berlalu.
Hal ini umumnya dilakukan dengan membandingkan keadaan langit di suatu malam dengan malam-malam berikutnya di sepuluh hari terkahir bulan ramadhan.
3. Keadaan Alam Tenang dan Hening
Lailatul Qadar adalah momen yang istimewa bagi umat muslim. Pasalnya, malaikat yang banyak jumlahnya termasuk Jibril turun ke bumi untuk mengatur berbagai urusan dan mendoakan orang-orang yang beribadah, berdzikir, berdoa, dan belajar ilmu agama.
Maka, bumi pun menjadi padat dan sesak di malam tersebut oleh para malaikat. Ustadz Adi Hidayat dalam salah satu ceramahnya memberikan perumpamaan bahwa keadaan bumi di malam itu seperti sebuah wadah yang terisi penuh oleh kelereng.
Sehingga, kelereng-kelereng tersebut tidak mudah bergesek ketika wadahnya digerakkan. Turunnya para malaikat ke bumi juga memberikan keberkahan di malam tersebut.
Maka, tidak heran jika banyaknya malaikat yang datang ke bumi dan doa-doa mereka untuk umat muslim menjadikan alam semesta lebih tenang dan hening yang menjadi salah satu ciri-ciri malam Lailatul Qadar.
Saat menjumpai malam yang tenang dan hening, tentu ini menjadi kesempatan yang tepat bagi seorang muslim untuk lebih khusyu’ bermunajat kepada Allah SWT.
Baca Juga: 12 Amalan Malam Lailatul Qodar yand Dianjurkan Beserta Keutamaannya
4. Suhu Udara Tidak Terlalu Dingin Maupun Terlalu Panas
Keadaan alam yang tenang dan lebih hening ternyata juga mempengaruhi suhu udara di malam yang mulia ini.
Pada malam Lailatul Qadar, suhu udara di bumi tidak terlalu panas ataupun terlalu dingin sehingga sangat mendukung untuk melakukan amalan ibadah yang perlu dilakukan dengan khusyu’. Hal ini sesuai dengan hadist riwayat Ath Thoyalisi dari Ibnu Abbas Rahimahullah.
Di dalam hadist tersebut Rasulullah SAW menyampaikan bahwa Lailatul Qadar merupakan malam yang tentram dan tenang serta tidak terlalu panas ataupun dingin. Sementara itu, pagi harinya sang fajar terbit dengan sinar yang berwarna merah.
Setelah, memperhatikan keadaan malam yang tenang dengan suhu udara yang sejuk dan nyaman, umat muslim biasanya akan memperhatikan kondisi terbitnya fajar di pagi harinya untuk memastikan bahwa Lailatul Qadar kemungkinan besar terjadi pada malam tersebut.
Bisa memperkirakan datangnya malam mulai ini dengan memperhatikan ciri-ciri malam Lailatul Qadar yang terjadi tentu menjadi kepuasan tersendiri bagi seorang muslim.
5. Angin Berhembus dengan Lembut
Karena keadaan di malam Lailatul Qadar tenang dan hening, maka hembusan angin yang datang di malam itu pun bisa dengan mudah dirasakan.
Ada beberapa ulama yang menyebutkan bahwa datangnya Lailatul Qadar ditandai dengan berhembusnya angin yang lembut.
Cuaca berangin sangat umum terjadi di malam hari sehingga membuat orang-orang yang berada di luar rumah merasa kedinginan.
Namun, inilah salah satu keistimewaan dari malam yang penuh dengan keberkahan karena Allah menjadikan angin yang bertiup di malam tersebut tidak menyusahkan umat muslim.
Allah memberikan angin yang berhembus secara lembut di malam Lailatul Qadar agar semua orang bisa merasakan kesejukan di malam yang dipenuhi dengan rahmat ini.
Sehingga mereka semakin bersemangat dan nyaman untuk beribadah, berdzikir, dan melakukan berbagai kebaikan lainnya.
Angin seperti ini juga tidak akan berpengaruh banyak pada umat muslim yang pergi ke masjid di malam hari walaupun mereka bisa merasakan hembusan angin tersebut.
6. Tidak Ada Bintang yang Dilemparkan
Di dalam hadist riwayat Ahmad yang disebutkan sebelumnya telah disebutkan bahwa keadaan langit di malam Lailatul Qadar terlihat bersih dan tidak tampak adanya bintang-bintang.
Tentu kondisi ini sangat berbeda dengan keadaan langit pada umumnya yang penuh dengan bintang-bintang jika hari tidak hujan. Perbedaan yang sangat jelas ini menjadi salah satu ciri-ciri malam Lailatul Qadar.
Jika di suatu malam di antara sepuluh malam terakhir ramadhan ternyata tidak terlihat bintang-bintang dan langit terlihat begitu bersih, maka kemungkinan besar malam itu merupakan Lailatul Qadar.
Malam yang mulia ini juga dipercaya menjadi malam dimana banyak malaikat akan turun ke bumi untuk mendoakan umat muslim yang beribadah dan beramal sholih.
Maka, tidak ada setan yang akan mengganggu orang-orang yang sedang berusaha mengisi malam ini untuk mendapatkan lebih banyak pahala.
Selain tidak tampak bintang di langit, juga tidak ada bintang yang dilemparkan karena biasanya Allah menggunakan bintang-bintang tersebut untuk melempar setan.
7. Bulan Berukuran Separuh Nampan
Selain dari kondisi langit, keadaan alam, dan suhu udara, ciri-ciri malam lailatul Qadar lainnya menurut beberapa ulama juga bisa dilihat dari keadaan bulan pada malam tersebut.
Bulan di malam Lailatul Qadar tampak memiliki ukuran seperti separuh nampan. Kondisi bulan ini dijelaskan dalam hadist riwayat muslim dari Abu Hurairah.
Hadist tersebut menceritakan Rasulullah SAW dan para sahabatnya yang berdiskusi tengan Lailatul Qadar.
Rasulullah mengatakan bahwa apakah para sahabatnya masih mengingat ketika bulan berukuran separuh nampan muncul di langit.
Rasulullah SAW di momen itu berusaha mengingatkan para sahabatnya jika waktu dimana mereka melihat kondisi bulan tersebut bertepatan dengan malam Lailatul Qadar. Maka, cobalah untuk memperhatikan langit di sepuluh malam terakhir di bulan ramadhan.
Apabila langit terlihat cerah tanpa bintang dan bulan berukuran seperti setengah nampan, maka hal ini bisa menjadi pertanda terjadinya Lailatul Qadar di malam tersebut.
Baca artikel: 7 Keistimewaan Malam Lailatul Qadar yang Penuh Keberkahan
8. Datangnya Hujan atau Gerimis
Meskipun hadist riwayat Ahmad menyebutkan tidak ada hujan pada malam mulia ini, namun sebagian ulama meyakini bahwa hujan atau gerimis merupakan salah satu ciri-ciri malam Lailatul Qadar.
Pendapat ini didasarkan pada peristiwa saat Rasulullah SAW diberikan mimpi yang menunjukkan waktu datangnya Lailatul Qadar.
Masjid yang ada di jaman para nabi masih beralaskan tanah dan ditopang dengan tiang-tiang dan pelepah kurma, sedangkan atapnya dari daun kurma.
Maka, jika hujan turun, lantai masjid akan basah. Allah SWT sengaja membuat Rasulullah SAW lupa ketika bermimpi tentang datangnya malam Lailatul Qadar.
Namun, Rasulullah SAW ternyata masih mengingat sedikit bahwa pada malam tersebut dahinya terkena bekas lumpur.
Hal ini diketahui oleh para sahabatnya ketika beliau menengokkan kepala untuk salam ketika sholat dan meyakini bahwa malam harinya telah terjadi Lailatul Qadar.
Hujan atau gerimis ini tidak bisa dijadikan patokan yang pasti akan terjadinya malam Lailatul Qadar karena malam tersebut pun bisa terjadi saat langit cerah.
9. Matahari Terbit dengan Keadaan Sempurna Namun Sinarnya Tidak Menyengat
Ciri-ciri malam Lailatul Qadar biasanya baru bisa dirasakan oleh umat muslim bukan pada saat terjadinya, melainkan setelah momen tersebut terlewati.
Maka, sebagian muslim tidak terlalu fokus memperhatikan tanda-tandanya pada malam hari namun justru pada keeseokan harinya.
Suasana keesokan hari setelah malam Lailatul Qadar terjadi cukup berbeda dengan kondisi pagi pada hari-hari biasanya. Yang membedakannya adalah keadaan matahari yang terbit dari ufuk timur.
Matahari akan terlihat terbit dengan keadaan yang sempurna namun cahayanya cenderung lebih redup. Sehingga sinar matahari yang menyinari seluruh penjuru bumi juga tidak terasa menyengat.
Hal ini disebutkan oleh hadist riwayat Muslim dari Ubay bin Ka’ab dimana Rasulullah menyampaikan bahwa keesokan hari setelah Lailatul Qadar, matahari terbit dan meninggi bak nampan.
Kondisi matahari ini tentu menunjukkan bahwa Lailatul Qadar itu tidak hanya memberi ketenangan dan kenyamanan pada malam harinya saja.
Akan tetapi, juga sampai kepada pagi harinya dengan sinar matahari yang tidak akan membuat orang-orang merasa kepanasan.
10. Langit Berwarna Kemerahan di Pagi Hari
Di dalam hadist riwayat Imam Al Baihaqi dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda bahwa Lailatul Qadar merupakan malam yang penuh dengan kemudahan dan kebaikan.
Malam tersebut juga tidak begitu panas maupn dingin. Pagi harinya matahrari bersinar tidak terlalu cerah dan tampak kemerah-merahan.
Salah satu ciri-ciri malam Lailatul Qadar adalah langit pagi hari yang terlihat kemerah-merahan layaknya saat terjadi senja pada sore hari.
Keadaan ini cukup sulit dibedakan dengan hari-hari biasa. Pasalnya, saat fajar matahari yang muncul di timur sering menimbulkan semburat kemerahan di langit terutama di sekitar ufuk.
Jika hanya melihat warna langit saja saat matahari terbit, tentu umat muslim akan kesulitan untuk memperkirakan apakah malamnya telah terjadi Lailatul Qadar atau tidak.
Maka, hendaknya memperhatikan juga keadaan sinar matahari dari mulai terbit hingga meninggi.
Ini akan mempermudah seorang muslim untuk mengetahui apakah malam Lailatul Qadar sudah lewat atau justru belum terjadi. Sehingga umat muslim masih memiliki kesempatan beribadah dengan sungguh-sungguh.
11. Didatangkan Melalui Mimpi
Ciri-ciri malam Lailatul Qadar yang lain adalah dihadirkannya melalui mimpi seperti yang diceritakan dalam sebuah riwayat hadist.
Salah seorang sahabat Rasulullah SAW, yakni Umar RA menceritakan bahwa terdapat beberapa sahabat nabi lainnya yang diperlihatkan malam Lailatul Qadar oleh Allah di tujuh malam terakhir bulan ramadhan.
Berdasarkan hadist yang diriwayatkan Muslim, Rasulullah menanggapinya dengan meminta para sahabatnya untuk mencari malam Lailatul Qadar di tujuh malam terakhir sesuai dengan apa yang mereka lihat di mimpi.
Umat muslim bisa mengambil hikmah dari hadist yang membahas Lailatul Qadar dalam mimpi para sahabat nabi ini.
Karena Lailatul Qadar terjadi pada malam-malam terakhir di bulan ramadhan, maka umat muslim tidak hilang semangat untuk beribadah meskipun ramadhan sudah hampir selesai.
Justru saat-saat terakhir inilah yang nilai pahalanya tinggi dan bahkan disebutkan lebih baik dari seribu bulan.
Maka, seorang muslim sebaiknya tidak bermalas-malasan dan menuntaskan bulan ramadhan dengan amalan ibadah yang semakin khusyu’ untuk mendapatkan kemuliaan malam ini.
12. Kenikmatan dalam Beribadah
Setiap muslim yang sadar akan kemuliaan malam Lailatul Qadar tentu tidak akan melewatkan kesempatan berharga ini untuk melakukan lebih banyak amalan ibadah.
Bahkan semangat berlomba-lomba dalam kebaikan seharusnya menjadi motivasi seorang muslim untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar.
Salah satu ciri-ciri malam Lailatul Qadar bahkan bisa dirasakan oleh umat muslim, yakni mereka bisa merasakan kenikmatan dalam beribadah di malam tersebut.
Mereka fokus dan bersungguh-sungguh sehingga berbagai macam ibadah yang dilakukan bisa terasa khusyu’.
Rasa khidmat untuk menghambakan diri di hadapan Allah serta ketenangan ini juga diperoleh karena mala mini aman dari berbagai gangguan setan.
Allah SWT di waktu tersebut benar-benar memberikan kesempatan kepada makhluk-Nya untuk bisa merasakan kenikmatan di hati atas ibadah yang dilakukan.
Nikmatnya beribadah ini pun tak hanya dirasakan oleh manusia, bahkan makhluk lain di muka bumi seperti hewan dan tumbuhan juga bisa merasakan keberkahan malam Lailatul Qadar.
Sehingga mereka juga mengaggungkan Allah SWT meskipun manusia tidak bisa melihatnya.
Selain nikmatnya ibadah, umat muslim juga bisa memperhatikan ciri-ciri malam Lailatul Qadar untuk beramal sholih dengan menolong sesamanya.
Sebagai contohnya adalah bersedekah melalui Yayasan Yatim Mandiri untuk mendapatkan pahala yang berlipat-lipat.