Membuat skala prioritas membantu Sahabat mengelola keuangan dengan bijak. Cari tahu bagaimana cara menentukan prioritas keuangan di sini!
Gaji tiba-tiba habis padahal kebutuhan belum terpenuhi? Jika Sahabat mengalami ini, coba gunakan cara menentukan prioritas keuangan.
Sebab bisa jadi, masalah ini terjadi karena Sahabat salah menentukan prioritas keuangan. Alhasil, Sahabat membeli barang secara acak dan impulsif.
Jika demikian, percuma saja Sahabat menggunakan metode budgeting jika realisasinya serampangan.
Nah, supaya hal ini tidak terjadi, Sahabat bisa menggunakan beberapa tips menentukan prioritas di artikel ini. Yuk, simak sampai habis!
Cara Menentukan Prioritas Keuangan
Sebenarnya, menentukan skala prioritas terlihat sebagai pekerjaan yang sepele. Namun, tidak semua orang bisa membuat skala prioritas dengan bijak dan efektif, lho.
Nah, supaya Sahabat menentukan prioritas dengan bijak, Sahabat bisa menerapkan tips berikut ini:
1. Buat Tujuan Keuangan
Cara menentukan prioritas keuangan yang pertama adalah membuat tujuan keuangan. Konteksnya, kira-kira, apa yang ingin Sahabat capai dalam beberapa waktu ke depan?
Misalnya, tujuan keuangan Sahabat satu tahun ke depan adalah ganti laptop untuk menunjang pekerjaan.
Maka semua kebutuhan Sahabat harus disesuaikan dengan tujuan ini. Namun perlu dicatat, pastikan bahwa tujuan keuangan Sahabat memang urgent bukan hanya gengsi semata.
2. Tinjau Kondisi Finansial
Langkah penting setelah membuat tujuan keuangan adalah meninjau kondisi finansial yang dimiliki.
Kondisi finansial yang dimaksud di sini adalah seberapa besar pemasukan, kebutuhan wajib yang harus dibayar, dan lainnya.
Hal ini ditujukan untuk mengetahui apakah tujuan keuangan yang sudah dibuat realistis dan bisa dicapai.
Pertanyaannya, bagaimana cara mengetahui kondisi finansial? Soal ini, Sahabat bisa mencatat arus keuangan setiap bulannya.
3. Tulis Semua Daftar Kebutuhan
Cara selanjutnya, yaitu tulis semua daftar kebutuhan. Dalam hal ini, Sahabat bisa menulis kebutuhan pokok, sekunder, dan tersier.
Pastikan tidak ada kebutuhan pokok yang tertinggal, ya! Sebab kebutuhan ini paling krusial di antara kebutuhan lain.
Bagaimanapun, dengan tujuan keuangan apapun, kebutuhan pokok harus tetap menjadi prioritas utama.
Jangan lupa juga untuk mengelompokkan semua kebutuhan tersebut ke dalam kategori kebutuhan jangka panjang dan pendek.
4. Urutkan Kebutuhan Berdasarkan Level Urgensi
Setelah membuat daftar kebutuhan, langkah selanjutnya dalam cara menentukan prioritas keuangan adalah mengurutkan daftar tersebut berdasarkan level urgensinya.
Bagaimana caranya? Soal ini, Sahabat bisa melihat apakah kebutuhan tersebut harus dipenuhi dalam waktu dekat dan apakah kebutuhan tersebut mendesak?
Jika masih kesulitan, Sahabat bisa menggunakan teori skala prioritas yang dipopulerkan oleh Eisenhower dengan simulasi visualisasi seperti pada gambar berikut ini.
Dilihat dari gambar di atas, teori skala prioritas membagi kebutuhan/aktivitas menjadi 4 kuadran. Kuadran I berisi kebutuhan yang penting dan mendesak.
Kuadran II untuk kebutuhan yang penting tapi tidak mendesak. Kemudian kuadran III diisi dengan kebutuhan mendesak tapi tidak penting dan kuadran terakhir untuk kebutuhan tidak penting dan tidak mendesak.
Lantas, kebutuhan di kuadran mana yang harus didahulukan? Tentu saja kebutuhan yang ada di kuadran satu.
Jadi, taruh kebutuhan di kuadran I menjadi kebutuhan dengan prioritas utama, lalu dilanjutkan dengan kebutuhan yang ada di kuadran lainnya.
5. Selalu Sisihkan Budget untuk Menabung
Terlepas dari skala prioritas yang sudah ditentukan, pastikan Sahabat selalu menyisihkan budget untuk menabung.
Tabungan ini ditujukan untuk berjaga-jaga apabila ada kebutuhan mendadak yang sifatnya penting dan mendesak.
Dengan adanya tabungan ini, Sahabat bisa memenuhi kebutuhan darurat tanpa mengganggu budget kebutuhan lainnya.
Faktor yang Mempengaruhi Prioritas Keuangan
Kebutuhan setiap individu berbeda-beda, jadi prioritas keuangannya juga tentu tidak sama.
Nah, tahukah Sahabat apa saja faktor yang bisa memengaruhi perbedaan prioritas keuangan tersebut? Berikut penjelasannya:
- Pendapatan: Umumnya, semakin besar pendapatan, maka tujuan keuangannya semakin fleksibel.
- Status Sosial: Perbedaan status sosial seseorang bisa memengaruhi tujuan keuangan dan prioritasnya. Misalnya saja, tujuan keuangan seorang yang menjabat sebagai komisaris BUMN tentu akan berbeda dengan seorang petani di desa.
- Kebutuhan Dasar dan Kewajiban keuangan: Berkaitan dengan faktor sebelumnya, kebutuhan pekerja BUMN mungkin berupa kendaraan dan baju yang bagus karena ia harus bertemu banyak klien. Sementara petani tidak perlu kendaraan mewah, tapi perlu sepatu boots yang bagus untuk bertani.
- Peran dalam Keluarga: Bisa dibayangkan, ayah dan anak tentunya memiliki tujuan keuangan yang berbeda. Ayah sebagai kepala keluarga, tujuan keuangan ayah tentu untuk keluarga besar, sementara tujuan keuangan anak mungkin hanya sebatas membeli barang-barang yang dia suka.
- Gaya Hidup dan Preferensi: Orang dengan gaya hidup sederhana akan berbeda dengan mereka yang suka belanja.
Manfaat Menentukan Skala Prioritas Keuangan
Mengapa kita perlu menentukan skala prioritas keuangan? Selain untuk menghindari belanja yang impulsif, berikut beberapa manfaat menentukan prioritas keuangan:
- Meningkatkan kualitas hidup
- Tujuan keuangan lebih mudah tercapai
- Bisa meminimalisasi risiko keuangan
- Arus keuangan jadi lebih sehat
Itulah cara menentukan prioritas keuangan dengan bijak untuk memudahkan Sahabat mencapai tujuan keuangan.
Jika disimpulkan, langkah paling krusial dalam menentukan prioritas keuangan adalah membagi setiap kebutuhan ke dalam 4 kuadran.
Hal penting lain yang perlu digarisbawahi, yaitu dahulukan kebutuhan utama baik yang sifatnya mendesak ataupun tidak.
Adapun salah satu kebutuhan utama yang tidak mendesak, yaitu pembayaran zakat. Kebutuhan ini perlu disiapkan agar sahabat tidak bingung saat waktu bayarnya telah tiba.
Untuk pembayaran zakat sendiri, Sahabat bisa melakukannya melalui Yatim Mandiri, LAZ yang amanah dan aman.
Kami telah terdaftar dan diawasi oleh Kementerian Agama (Kemenag), jadi Sahabat tak perlu ragu akan legalitasnya.
Ingat! Bayar zakat hanya di Yatim Mandiri!