WASPADA! Berikut Perbuatan yang Dibenci Allah

Ada beberapa perbuatan yang dibenci Allah Ta’ala dan dilarang untuk dikerjakan bagi manusia, diantaranya ghibah, memaki, bohong, mengolok-olok, dan menolak nasihat.


Pada dasarnya, agama Islam mendorong umatnya untuk berbicara dengan ucapan yang baik, santun, dan penuh kebaikan. Namun, ada kalimat-kalimat tertentu yang Allah Ta’ala tidak menyukainya, bahkan membencinya. 

Dalam artikel ini, kita akan belajar dan memahami perbuatan yang dibenci Allah beserta dalil-dalilnya yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadist. 

Tujuan kita adalah untuk menyadari pentingnya berhati-hati dalam perkataan kita dan menghindari perbuatan yang merugikan, mencemarkan, dan membawa kesengsaraan kepada diri sendiri dan orang lain.

Baca juga:    AMALKAN! 4 Kalimat yang Dicintai Allah

Berikut 5 Perbuatan yang Dibenci Allah Ta’ala

1. Ghibah (Menggunjing)

Ghibah adalah menyebutkan aib atau keburukan seseorang di belakangnya tanpa alasan yang dibenarkan secara syar’i.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Adakah di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya” (QS. Al-Hujurat: 12).

Rasulullah SAW juga menjelaskan bahaya ghibah dan konsekuensinya yang serius serta merugikan orang lain dan perbuatan tercela.

 

2.   Memaki dan Mengumpat

Allah SWT melarang keras hamba-Nya untuk memaki dan mengumpat orang lain. Seharusnya menyuh untuk melakukan tindakan yang terpuji dan mengargai antar sesama.

Dalam hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda, “Orang mukmin itu tidak mengumpat, tidak berkata kasar, dan tidak melakukan perbuatan keji”.

Ucapan buruk dan kasar tersebut merusak hubungan sosial, mencemarkan nama baik, dan menciptakan keretakan dalam masyarakat serta termasuk dalam perbuatan yang dibenci Allah Ta’ala.

 

3.   Bohong dan Palsu:

Perbuatan yang dibenci Allah Ta’ala selanjutnya ialah  kebohongan dan bersumpah palsu. Terlebih perbuatan tersebut dapat merugikan orang lain, tentu akan mendatangkan kerugian dan dicatat sebagai dosa.

Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah kebohongan, karena kebohongan mengarah kepada kefasikan, dan kefasikan mengarah kepada neraka” (HR. Muslim). Allah SWT adalah Al-Haq (Yang Maha Benar), dan Dia menyukai kebenaran dan kejujuran dalam setiap aspek kehidupan.

 

4.   Mengolok-olok dan Merendahkan

Allah SWT mencintai sikap rendah hati dan menyukai orang-orang yang berbicara dengan penuh hormat dan kebaikan.

Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidaklah masuk surga orang yang berkata-kata kasar, berkata bohong, dan orang yang bersikap kasar” (HR. Tirmidzi).

Mengolok-olok dan merendahkan orang lain tidak hanya melukai perasaan mereka, tetapi juga bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang mementingkan sikap toleransi, penghargaan, dan penghormatan terhadap sesama.

 

5.   Menolak Nasihat

Seorang manusia tentu tidak terlepas dari salah dan dosa dalam menjalani kehidupan, baik dilakukan secara sengaja maupun tidak.

Maka dari itu, seseorang perlu untuk mendapat nasihat baik agar berhati-hati setiap ucapan dan tindakan. Namun ada juga seseorang yang menolak nasihat dari orang lain dan mementingkan urusan dirinya sendiri. 

Seperti halnya dalam sebuah hadits, ““Kalimat yang paling Allah benci, seseorang menasehati temannya, ‘Bertakwalah kepada Allah’, namun dia menjawab, ‘Urus saja dirimu sendiri.'” (HR Baihaqi dan An Nasa’i)

Tindakan tersebut merupakan perbuatan yang dibenci Allah Ta’ala dan merupakan ucapan yang harus dihindarkan oleh seorang Muslim.

Dalam sebuah riwayat lain disebutkan, setiap lisan atau ucapan yang dilontarkan manusia akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak di hadapan Allah Ta’ala.  Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang terabadikan dalam Kitab ar-Riqaq yang berbunyi,

“Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan kalimat yang diridhoi Allah tetapi tidak ia sadari, Allah akan meninggikan derajatnya. Adapun seorang hamba yang mengucapkan kalimat yang dibenci Allah dan tak disadarinya, kalimat itu akan membuatnya jatuh ke neraka Jahannam.” (HR Bukhari).

Terlepas dari semua ini, sebagai seorang manusia wajiblah untuk menjaga lisan, perkataan bahkan perbuatan yang dapat mendatangkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain.

Seyogyanya orang muslim senantiasa mengerjakan kebajikan dan meningkatkan keimanan, sehingga Allah Ta’ala akan menyempurnakan limpahan pahala dan menambah rahmat-Nya atas amal sholih yang dikerjakan seorang hamba.

Begitu juga sebaliknya, manusia yang tidak mau menyembah Allah dan sombong terhadap diri, maka Allah Ta’ala akan memberikan azab yang pedih baik di dunia maupun akhirat kelak.

Serta mereka tidak akan mendapatkan penolong dan pelindung selain Allah selama di dunia bahkan di akhirat.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top