Jangan Menghardik Anak Yatim Karena Begini Hukumnya

Jangan pernah lakukan ini kepada anak yatim karena hukum dalam islam sangat melarang. Berikut penjelasan lengkap tentang menghardik anak yatim mulai dari pengertian, ayat dan hukumnya. Simak selengkapnya disini.


Dalam Islam memuliakan anak yatim merupakan sebuah kewajiban bagi umat muslim, menghardik anak yatim termasuk tindakan yang dilarang keras.

Bila belum mampu memberikan santunan berupa materi, setidaknya sebagai seorang muslim harus berperilaku baik kepada mereka. 

Kedudukan anak yatim sangat mulia di dalam Islam, sehingga orang-orang yang tega dan dengan sengaja menyakiti hati anak yatim. Termasuk dalam golongan orang yang mendustakan agama dan tidak taat terhadap perintah Allah SWT. 

Pengertian Menghardik Anak Yatim

Pengertian Menghardik Anak Yatim

Sebelum membahas tentang pengertian menghardik anak-anak yatim ada baiknya jika membahas siapa itu mereka terlebih dahulu. Jadi, anak yatim adalah anak yang belum mencapai usia baligh atau dewasa tapi sudah ditinggal mati oleh ayahnya.

Golongan anak yatim sangat membutuhkan kasih sayang dari orang-orang di sekelilingnya sebagai pengganti sosok ayah.

Oleh karena itu, anjuran menyantuni dan menyayangi  anak yatim telah tercantum dalam Al-Qur’an dan hadist, berikut salah satu hadits tersebut:

“Orang-orang yang memelihara anak yatim di antara umat muslimin, memberikan mereka makan dan minum, pasti Allah memasukkannya ke dalam surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni.” (HR Tirmidzi dari Ibnu Abbas)

Lalu apa yang sebenarnya dimaksud menghardik anak yatim? Dikutip dari buku Nasihat Langin Penentram Jiwa oleh Syaikh ash-Shafuri, menjelaskan bahwa menghardik memiliki makna menghindarkan haknya. 

Dari makna tersebut, orang yang menghardik anak yatim adalah orang yang menghindarkan hak-hak yang seharusnya didapatkan oleh anak tersebut.

Sebagai contohnya yaitu enggan memberi makan anak yatim yang kekurangan, enggan menyantuninya, dan selalu mengutarakan kata-kata yang kasar.

Tindakan-tindakan tersebut sangat dilarang dalam Islam dengan alasan apa pun. Setiap anak yatim wajib diperlakukan sama seperti anak-anak lainnya dan berhak mendapatkan kehidupan yang layak.

Tanpa melakukan kesalahan mereka telah mengalami kesusahan sehingga mereka membutuhkan uluran tangan kita sebagai sesama muslim. Mereka kehilangan ayah saat usianya yang masih belia di mana saat itu sosok ayah sangat mereka butuhkan.

Kehilangan seorang ayah sama seperti kehilangan kasih sayang, perlindungan, dan hal-hal yang bersifat materi yang seharusnya ia dapatkan.

Bahkan Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa:

Sesungguhnya, rumah yang paling dicintai oleh Allah adalah rumah yang berisi anak yatim yang dimuliakan” (HR. Ibnu Majah)

Sebaik-baiknya rumah adalah rumah yang penghuninya merawat dan mengasihi anak yatim seperti anak kandung sendiri.

Baca Juga : 7 Jenis Sumbangan Untuk Anak Yatim yang Perlu Dipahami

Golongan Orang yang Menghardik Anak Yatim

Membantu sesama muslim dan rasa tolong menolong dalam kebaikan dan takwa termasuk perbuatan yang sangat dianjurkan.

Termasuk dalam membantu anak yatim, perintah tersebut telah tertulis dal surat Al-Baqarah ayat 220 yang mana Allah SWT berfirman sebagai berikut:

وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْيَتَٰمَىٰ ۖ قُلْ إِصْلَاحٌ لَّهُمْ خَيْرٌ ۖ وَإِن تُخَالِطُوهُمْ فَإِخْوَٰنُكُمْ ۚ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ ٱلْمُفْسِدَ مِنَ ٱلْمُصْلِحِ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَأَعْنَتَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Artinya: “Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: “Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Baqarah: 220).

Menyayangi anak yatim menjadi sebuah keutamaan bahkan sudah menjadi kewajiban bagi para umat Islam. Orang-orang yang mengasihi dan mau merawat anak yatim dengan sepenuh hati, memiliki kedudukan yang dekat dengan Rasulullah SAW kelak di surga. 

Bahkan, berdasar hadist menyatakan kedekatan tersebut hanya sedekat jari telunjuk dengan jari tengah, seperti yang tertuang dalam hadits berikut:

Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya” (HR. Bukhari)

Lalu, bagaimana jika ada orang yang tidak mau membantu dan mengasihi anak yatim? Orang-orang yang menghardik anak-anak yatim termasuk dalam golongan para pendusta agama. Seperti yang telah difirmankan oleh Allah SWT di dalam surat Al Maun ayat 1 hingga 3, sebagai berikut:

أَرَءَيْتَ ٱلَّذِى يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ (1) فَذَٰلِكَ ٱلَّذِى يَدُعُّ ٱلْيَتِيمَ (2) وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ (3)

Arab-latin: Ara aital ladzii yukadzdzibu bid diin (1), Fadzaalikal ladzii yadu’ul yatiim (2), Walaa yahudldlu ‘alaa tho’aamil miskiin (3)

Artinya: “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? (1), Itulah orang yang menghardik anak yatim (2) dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin (3)” (QS. Al Ma’un: 1-3).

Menurut tafsir, ayat di atas menjelaskan tentang ciri-ciri golongan orang yang mendustakan agama. Di dalam ayat pertama, Allah SWT memberikan pertanyakan kepada Nabi Muhammad SAW, tentang siapa orang yang termasuk mendustakan agama.

Lalu, di ayat-ayat selanjutnya Allah SWT memberikan jawaban atas pertanyaan-Nya tersebut.

Dari ayat-ayat di atas bisa disimpulkan bahwa sebagian dari sifat-sifat orang yang mendustakan agama adalah orang-orang yang menghardik anak-anak yatim.

Menolak dan membentak anak yatim yang datang ke rumah untuk minta belas kasihan, termasuk tindakan menghardik yang sangat dilarang keras dalam Islam.

Sifat pendusta agama selanjutnya yaitu orang yang tidak mengajak orang lain untuk membantu dan memberi makan orang-orang miskin.

Menurut tafsir, apabila seseorang tidak mau mengajak orang lain memberi makan dan membantu orang miskin, itu menandakan bahwa ia tidak melakukannya sama sekali. 

Berdasarkan penjelasan tersebut, ketika seseorang tidak mampu memberi makan orang miskin, setidaknya ia  seharusnya menganjurkan orang lain agar melakukannya.

Tidak hanya orang-orang yang menghardik anak yatim, orang-orang yang mengambil harta anak yatim secara zalim juga termasuk penghuni neraka, sebagaimana dijelaskan pada surat An-Nisa ayat 10 berikut ini:

Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS. An-Nisa: 10).

Baca Juga : Dahsyat! Keutamaan Doa Anak Yatim yang Pasti Terkabulkan

Balasan Untuk Orang Yang Menghardik Anak Yatim

Dalam pandangan Islam, anak yatim memiliki keistimewaan tersendiri, mereka begitu mulia hingga semua umat muslim dianjurkan menyantuni dan menyayangi mereka.

Hal ini bukan tanpa alasan, pahala berlipat ganda akan menanti mereka sebagai ganjarannya.

Namun, lain halnya jika  anak yatim yang dirawat justru ditelantarkan dan diperlakukan secara tidak adil. Di dalam surat Ad-Dhuha (93):9 Allah SWT memerintahkan umat muslim agar tidak berperilaku buruk terhadap anak yatim, seperti berikut ini:

Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang

Ayat tersebut mempertegas bahwa perbuatan buruk kepada anak yatim seperti: 

  • Menghardik 
  • Menghina 
  • Memakan hartanya
  • Menelantarkan dan perbuatan tidak adil lainnya yang sangat dilaknat. 

Akan mendapatkan ganjaran yang tidak tanggung-tanggung, yaitu berjalan menuju neraka yang dipenuhi oleh kobaran api yang panas membara hingga membakar tubuhnya.

Allah SWT telah memerintahkan untuk melindungi anak yatim sebagai salah satu bentuk ketaatan terhadap diri-Nya. 

Maka dari itu, segala tindakan yang melukai hati anak yatim pasti akan segera mendapatkan balasan yang setimpal. Bahkan, doa anak yatim dipercaya merupakan doa yang pasti akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Baik itu doa untuk kebaikan maupun keburukan akibat hatinya yang terluka, semoga kita semua dijauhkan dari tindakan-tindakan yang melukai anak-anak yatim. 

Baca Juga : Keistimewaan Anak Yatim dan Hak yang Dimilikinya Lengkap

Ayat Menghardik Anak Yatim

Ayat Menghardik Anak Yatim

Hukum menyakiti hati anak yatim sangat ditentang dalam ajaran agama Islam. Karena mereka sudah selayaknya mendapatkan kasih sayang seperti halnya yang telah diajarkan Rasulullah SAW di masanya. 

Dalam Islam orang-orang yang bertindak sewenang-wenang kepada anak yatim hingga menyakiti hatinya, akan tergolong orang-orang yang tidak akan mendapatkan tempat di surga.

Jadi, tidak ada salahnya jika kita mulai menyantuni mereka dengan menyisihkan sebagian uang secara rutin.

Pasalnya, anjuran menyantuni anak yatim dalam ajaran Islam tidak hanya dilakukan sesekali tapi hingga anak tersebut tumbuh dewasa. Jika, belum mampu menyantuni semua kebutuhan anak tersebut secara rutin.

Kita bisa memilih salah satu jenis santunan misalnya santunan pendidikan, santunan biaya makan sehari-hari, atau santunan berupaya biaya untuk mengembangkan minat dan bakat mereka. Tidak harus menanggung semuanya asalkan dilakukan secara rutin dan berkesinambungan.

Berikut ini kumpulan ayat-ayat yang menjelaskan mengenai larangan menyakiti hati anak yatim:

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? (1), Itulah orang yang menghardik anak yatim (2) dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin (3)” (QS. Al Ma’un: 1-3)

Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS. An-Nisa: 10)

Itulah orang yang menghardik anak yatim.” (QS. Al – Maa’uun ayat 2)

Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.” (QS Ad – Dhuha ayat 9)

Dari penjelasan kali ini bisa disimpulkan bahwa kita sebagai umat muslim dilarang keras menghardik anak yatim. Apalagi sampai menyakiti hati dan fisiknya. Semoga kita dilimpahkan rezeki supaya bisa menyantuni mereka. Amiin.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top
Jadi Orang Tua Asuh