9 Macam-Macam Puasa Sunnah, Keutamaan dan Waktunya!

Selain puasa ramadhan, terdapat macam-macam puasa sunnah yang bisa dilakukan oleh Muslim. Yuk amalkan agar dapet pahala!

Puasa sunnah merupakan amalan ibadah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam.

Ada macam-macam puasa sunnah yang dapat dipraktikkan oleh umat Muslim sebagai bentuk pengabdian dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Setiap jenis puasa sunnah memiliki keistimewaan dan keutamaan tersendiri, yang dapat memberikan manfaat spiritual dan moral bagi para pelakunya.

Artikel ini akan menjelaskan beberapa macam puasa sunnah yang umumnya dilakukan oleh umat Islam.

Macam-Macam Puasa Sunnah

Puasa sunnah merupakan amalan dengan ganjaran sebuah pahala jika dilakukan. Berikut ini adalah beberapa macam puasa sunnah yang bisa dilakukan oleh umat muslim.

1. Puasa Syawal

Puasa Syawal, ibadah sunnah enam hari berturut-turut setelah Ramadhan, menawarkan keutamaan yang memperkaya spiritualitas umat Muslim.

Ibadah ini tidak hanya menjadi kelanjutan syukur atas sebulan ibadah intensif, melainkan juga menandai penerimaan Allah atas dedikasi tersebut. 

Keistimewaan puasa Syawal mencakup kesempatan pahala seolah-olah berpuasa setahun penuh. Pelaksanaannya sederhana, menahan diri dari makan dan minum dari fajar hingga terbenamnya matahari, seiring dengan prinsip puasa umum. 

Namun, puasa Syawal bukan sekadar kewajiban, melainkan upaya menjaga kesehatan dengan menghindari konsumsi yang dapat merugikan pencernaan.

Melaksanakan puasa Syawal disarankan setelah puasa ganti, baik secara berurutan atau tidak, asalkan tidak melupakan kewajiban tersebut. 

Puasa ini bukan hanya latihan disiplin fisik, melainkan juga sarana mendekatkan diri kepada Allah dan meresapi keutamaan ibadah yang telah dilakukan sebulan penuh.

2. Puasa Arafah

Macam-macam puasa sunnah dalam agama Islam selanjutnya adalah puasa arafahPuasa Arafah, ibadah sunnah pada 9 Dzulhijjah sebelum Idul Adha, menawarkan keutamaan luar biasa. 

Menurut Rasulullah SAW, puasa ini menghapus dosa dua tahun, sebanding dengan pahala Nabi Isa as, membuka 30 pintu kebaikan, dan menutup 30 pintu keburukan. Alternatif bagi yang tak bisa haji, puasa Arafah disarankan untuk keberkahan dan pahala. 

Fadhilahnya mencakup penghapusan dosa, pengelolaan hawa nafsu, peningkatan iman, keberkahan hidup, tali silaturahmi, rasa syukur, dan penerimaan pahala berlimpah. 

3. Puasa Senin-Kamis

Puasa Senin-Kamis, sebagai ibadah sunnah diterima dalam Islam, mengemuka sebagai praktik yang kerap dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Puasa ini tak hanya mencirikan spiritualitas, tetapi juga memberikan dampak positif pada kesehatan tubuh. 

Puasa sunnah ini juga memiliki berbagai manfaatnya, seperti penurunan risiko penyumbatan arteri, kelancaran proses pencernaan, dan peningkatan keseimbangan garam dan air dalam tubuh. 

Aspek keagamaan tetap menjadi fokus, dengan puasa Senin-Kamis dianggap sebagai cara untuk meningkatkan iman, kesabaran, dan ketakwaan kepada Allah. 

Pelaksanaan puasa Senin-Kamis dilakukan sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari, sambil menjauhi segala yang dapat membatalkan puasa. 

4. Puasa Daud

Puasa Daud, sebagai ibadah sunnah yang dilakukan secara selang-seling atau satu hari puasa dan satu hari tidak, memegang kedudukan istimewa dalam Islam.

Puasa Daud dianggap sebagai amalan yang sangat disukai Allah SWT, sebagaimana dicatat dalam hadis Bukhari dan Muslim. 

Keistimewaan lainnya adalah kemampuannya sebagai pemberi syafaat di hari kiamat, seperti dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW.

Selain itu, puasa Daud dianggap sebagai bentuk ketaatan yang meningkatkan ibadah kepada Allah dan membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Praktik puasa Daud juga dikaitkan dengan kemudahan urusan, pencegahan dari maksiat, dan peningkatan kesehatan tubuh, sesuai dengan petunjuk dalam hadis Nabi SAW. 

Fleksibilitas pelaksanaannya, baik selang-seling atau satu hari puasa dan satu hari tidak, menjadikannya sangat disunnahkan bagi umat Islam.

5. Puasa Bulan Sya’ban

Macam-macam puasa sunnah dalam Islam lainnya adalah yang dilakukan pada bukan Sya’ban. Puasa Bulan Sya’ban, sebuah ibadah sunnah dilaksanakan selama bulan ke-8 dalam kalender Hijriah, mencerminkan keutamaan dan panduan pelaksanaan yang berharga dalam ajaran Islam. 

Keutamaan puasa ini, sebagai bentuk untuk mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW pada hari kiamat, menjadi titik fokus dalam pemahaman ajaran ini, dan banyak lainnya. Puasa ini juga tentunya membantu dalam mengendalikan hawa nafsu.

Pelaksanaannya melibatkan puasa pada siang hari dan shalat pada malam hari, sesuai petunjuk dalam hadits dari Ibnu Majah.

Puasa Bulan Sya’ban berlangsung mulai tanggal 15 bulan Syaban, dikenal sebagai malam pertengahan bulan.

6. Puasa Tasu’a dan Asyura

Puasa Tasu’a dan Asyura merupakan dua amalan sunnah yang dianjurkan pada bulan Muharram. 

Dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram, puasa Tasu’a memiliki keutamaan khusus, termasuk potensi mendapatkan syafaat Rasulullah SAW pada hari kiamat. 

Syekh Nawawi Al-Bantani menegaskan bahwa kecintaan Rasulullah SAW terhadap puasa Tasu’a menjadi dasar keutamaan ini.

Pelaksanaannya melibatkan puasa pada siang hari dan shalat pada malam hari, sesuai dengan hadits dari Abu Hurairah R.A.

Puasa Asyura, dilakukan pada tanggal 10 Muharram, memiliki keutamaan serupa, yaitu mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW di hari kiamat. Pelaksanaannya juga melibatkan puasa pada siang hari dan shalat pada malam hari.

7. Puasa Ayyamul Bidh

Puasa Ayyamul Bidh, sebagai ibadah sunnah pada tiga hari berturut-turut (tanggal 13, 14, dan 15 bulan Hijriah), membawa keutamaan yang luar biasa serta panduan pelaksanaan yang relevan. 

Dalam perspektif keutamaan, puasa ini menjanjikan pahala berlipat, perlindungan dari api neraka, pengembangan kesabaran, kendali emosi, dan janji mendapatkan tiket surga. Hal ini tercermin dalam hadits dari Ibnu Majah, menjadi pijakan untuk memahami makna dan nilai dalam ibadah ini.

Pelaksanaannya mencakup puasa pada siang hari dan shalat pada malam hari, sesuai petunjuk hadits.

Waktu pelaksanaan pada tanggal 13, 14, dan 15 bulan Hijriah, yang juga disebut sebagai malam pertengahan bulan Muharram.

8. Puasa Tarwiyah

Macam-macam puasa sunnah dalam agama islam lainnya adalah tarwiyah. Puasa Tarwiyah, sebuah ibadah sunnah yang dilaksanakan pada hari kedelapan bulan Dzulhijjah atau hari Tarwiyah, menawarkan keutamaan yang signifikan dan memberikan panduan pelaksanaan yang bernilai. 

Keutamaan puasa ini terkait dengan pengampunan dosa yang diperbuat selama satu tahun, menggambarkan peluang untuk membersihkan diri dan memperoleh rahmat Allah SWT. 

Panduan pelaksanaannya mencakup puasa pada siang hari dan pelaksanaan shalat pada malam hari.

Tanggal pelaksanaan puasa Tarwiyah jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah, menekankan kekhususan momen ini dalam kalender Islam.

9. Puasa Dzulhijjah

Puasa Dzulhijjah, sebagai ibadah sunnah yang dilakukan selama sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, menawarkan beragam keutamaan, tata cara pelaksanaan, dan ketentuan niat yang perlu diperhatikan. 

Keutamaan puasa ini terletak pada dilipatgandakannya pahala ibadah selama sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, serta fungsi penghapusan dosa yang diperbuat selama satu tahun.

Adapun niat puasa Dzulhijjah dapat dilakukan pada malam hari sejak terbenamnya matahari hingga terbit fajar. 

Alternatifnya, niat dapat diucapkan pada siang hari sebelum masuk waktu Zuhur selagi belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

Ini memastikan kesahihan pelaksanaan puasa sesuai dengan tuntunan agama.

Sembilan macam-macam puasa sunnah dalam agama Islam di atas dapat Sahabat terapkan sesuai dengan ketentuan puasanya.

Ketahui lebih banyak mengenai puasa sunnah dan berbagai informasi agama Islam melalui blog Yatim Mandiri. 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top