Apa Itu Haji Ifrad? Simak Penjelasannya Disini

Ibadah haji dibedakan menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah haji ifrad. Apa itu haji ifrad dan bagaimana pelaksanaannya? Simak penjelasan di bawah ini.


Seluruh umat muslim tentu sudah memahami bahwa haji merupakan salah satu ibadah yang wajib dan dijelaskan dalam rukun Islam. Tetapi sampai saat ini masih banyak yang mengira pelaksanaan haji sama saja. Padahal nyatanya ibadah haji dibedakan menjadi 3, salah satunya haji ifrad.

Perlu diketahui ibadah haji dalam agama Islam dibedakan menjadi 3 yaitu Ifrad, Tamattu, dan Qiran. Ketiga perbedaan ini secara sederhana terletak pada tata cara dan pelaksanaanya. Tapi selain ada juga perbedaan lain seperti niat dan doa yang harus dibaca selama melaksanakan haji.

Pengetahuan mengenai perbedaan jenis-jenis haji ini harus diketahui oleh setiap jamaah yang ingin melaksanakan haji. Supaya ketika para jamaah tiba di tanah suci, mereka tidak akan kebingungan tentang hal yang harus dilakukan. Hal ini biasanya bisa ditanyakan ketika melakukan manasik haji.

Baca juga :   Berikut 6 Rukun Haji yang Perlu Dipahami oleh Jemaah

Pengertian Haji Ifrad

Ifrad merupakan kata dari bahasa Arab yang artinya adalah menyendiri atau menyendirikan. Jadi pengertian haji ifrad adalah kegiatan ibadah haji yang dilaksanakan secara sendiri tanpa digabungkan dengan umrah. Karena ada jenis haji lain yang pelaksanaannya dilakukan bersama dengan umrah.

Kata ifrad yang artinya menyendirikan merupakan lawan kata dari qiran yang maknanya adalah menggabungkan. Jadi jamaah yang mengerjakan haji menyendiri ini nantinya berangkat ke tanah suci untuk melaksanakan rangkaian ibadah haji. 

Ketika ingin melakukan umrah, maka jamaah harus memulai niat lagi sejak awal dan melakukannya secara terpisah dari ibadah haji. Di antara jenis haji lainnya, Ifrad adalah haji yang paling sederhana dan mudah dilaksanakan. Karena jamaah bisa lebih fokus dan tenang saat melaksanakan haji.

Karena seorang jamaah yang melaksanakan haji jenis ifrad ini memiliki waktu yang luang dan tidak buru-buru untuk melaksanakan umrah. Biasanya jamaah yang melaksanakan haji ini harus berada di tanah suci setidaknya dalam waktu 8 hari dan tidak boleh kurang.

Cara Pelaksanaan Haji Ifrad

Setelah mengetahui pengertiannya, sekarang tentu banyak jamaah sudah bisa memahami bahwa Ifrad merupakan haji yang dilaksanakan secara tersendiri. Selanjutnya bagi jamaah yang ingin melaksanakan ibadah haji yang tersendiri atau ifrad, berikut tata caranya.

1.   Melakukan Niat Ihram

Tata cara pertama yang harus dilakukan saat hendak melakukan haji ini adalah melakukan ihram sejak dari Miqat sesuai batas yang ditentukan. Sebelum membaca niat ihram, jamaah disunnahkan untuk membersihkan diri dengan mandi, berwudhu, dan memakai wewangian dahulu.

Setelah itu para jamaah bisa mulai menggunakan pakaian ihram, untuk laki-laki kain panjang tanpa jahitan sama sekali. Sedangkan untuk jamaah perempuan adalah pakaian yang menutup aurat tanpa menggunakan cadar.

Setelah berihram setiap jamaah harus menghindari larangan-larangannya. Seperti berburu hewan atau burung, membawa senjata tajam, dan berjima atau berhubungan suami istri. Selain itu, setelah berihram jamaah juga dilarang mematahkan tangkai atau tanaman kecuali dalam keadaan darurat.

2.   Melaksanakan Sholat Sunnah Ihram

Setelah menggunakan pakaian ihram dan sudah bersuci, jamaah disunnahkan untuk melaksanakan sholat sunah ihram di Miqat. Niat sholatnya adalah “Ushalli sunnatal ihrami rak’ataini lillahi ta’ala” yang artinya aku niat sholat sunah ihram karena Allah SWT.

Sholat sunah ini memiliki banyak sekali keutamaan di antaranya adalah mendapatkan perlindungan dan naungan dari Allah. Selain itu jamaah yang melakukan sholat sunnah ihram sebelum berhaji juga akan merasakan hati yang lebih mantap untuk beribadah dan mendekatkan diri pada Allah.

Artikel lainnya :   Apa Perbedaan Haji dan Umrah? Serupa tapi Berbeda

3.   Wukuf di Padang Arafah

Jika sudah menyelesaikan sholat sunnah ihram, para jamaah bisa segera menuju ke Padang Arafah untuk melakukan wukuf. Pada tanggal 9 bulan Dzulhijjah tepatnya di pagi hari, jamaah harus sudah berkumpul di padang ini untuk segera melaksanakan wukuf.

Saat para jamaah sudah berkumpul, mereka akan diajak untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara berdoa dan berdzikir bersama. Perlu diketahui bahwa seorang jamaah haji yang tidak melaksanakan wukuf di Arafah, maka hajinya akan dianggap tidak sah.

Karena melakukan wukuf di Padang Arafah termasuk salah satu dari 6 rukun haji yang harus dilaksanakan sesuai ketentuan. Wukuf juga menjadi salah satu hal yang membedakan antara haji dan umrah. Karena ketika umrah, jamaah tidak melaksanakan wukuf di Padang Arafah.

4.   Melaksanakan Thawaf Qudum

Bagi jamaah haji yang melaksanakan haji jenis ifrad maka disunnahkan untuk melakukan thawaf qudum. Ini bukanlah thawaf haji maupun thawaf umrah, melainkan hal yang sunnah jadi tidak wajib dilakukan. Setelah melakukan thawaf qudum ini, nantinya jamaah bisa langsung sa’i.

5.   Sa’i di Antara Bukit Shafa dan Marwah

Setelah melaksanakan thawaf qudum, jamaah bisa langsung melanjutkan rangkaian ibadah haji dengan sa’i di Bukit Shafa dan Marwah. Sa’i yang dilaksanakan setelah thawaf qudum ini sudah termasuk dalam sa’i yang ada pada rukun haji.

Sehingga setelah para jamaah melaksanakan thawaf ifadhah atau thawaf wajib haji, mereka tidak perlu melakukan sa’i lagi. Karena berlari kecil di antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah sudah dilakukan tadi setelah melakukan thawaf qudum.

6.   Melempar Jumrah Aqabah

Tata cara berikutnya adalah melempar jumrah aqabah. Ketika hendak melempar jumrah, jamaah harus menyiapkan batu sekitar 49 hingga 70 butir. Karena nantinya mereka akan melempar batu sebanyak 7 kali dan setiap lemparan menggunakan 7 atau 10 batu.

Kegiatan melempar jumrah ini bertujuan untuk mengingatkan umat muslim bahwa godaan iblis itu nyata. Sehingga kita harus senantiasa waspada dan memerangi berbagai godaan tersebut. Jangan sampai manusia kalah dan akhirnya terjerumus ke dalam godaan setan dan iblis.

7.   Memotong Rambut atau Bertahallul

Terakhir tata cara ibadah haji ifrad yang harus dilakukan oleh jamaah adalah bertahallul atau memotong rambut. Kegiatan memotong rambut ini bisa dilakukan setelah jamaah melaksanakan thawaf qudum, thawaf ifadhah, sa’i, dan wukuf.

Jamaah bisa memotong rambut tepat setelah wukuf atau ketika telah sampai di Mina. Tapi perlu diketahui bawah memotong rambut di Mina untuk bertahallul harus dilakukan sebelum matahari terbenam. 

Jika jamaah tiba di Mina saat matahari sudah terbenam dan berniat untuk bertahallul, nantinya diharuskan membayar dam atau denda. Caranya dengan menyembelih seekor kambing kemudian langsung memotong rambut sebagai bentuk tahallul atas ihram yang dilakukan.

Jadi pelaksanaan haji ifrad sebenarnya hampir sama dengan jenis haji yang lain, hanya saja berbeda pada bagian niatnya. Beberapa sahabat nabi seperti Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib menyampaikan bahwa haji yang disendirikan ini lebih utama. 

Bagaimana Jika Ingin Melaksanakan Umrah Setelah Haji Ifrad?

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, haji ifrad adalah pelaksanaan haji yang dipisah dengan umrah. Jadi bagi jamaah yang ingin melaksanakan umrah, harus menyelesaikan rangkaian haji terlebih dahulu hingga bertahallul atau memotong rambut.

Setelah itu bagi jamaah yang ingin ibadah umrah, harus memulai segala rangkaian umrah sejak awal yaitu dengan berihram di Miqat. Jadi jamaah tidak boleh menggabungkannya dengan ihram yang dilakukan di awal saat hendak melaksanakan haji sebelumnya.

Cara lainnya untuk melaksanakan umrah pada haji ifrad adalah dengan umrah terlebih dahulu di bulan haji. Tapi setelah itu jamaah harus kembali ke tanah airnya dulu, kemudian kembali ke Arab Saudi lagi ketika tiba waktunya melaksanakan haji.

Artikel pilihan :   Mengenal Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Haji Sesuai Syariat

Apa Perbedaan Haji Ifrad, Tamattu dan Qiran?

Sekarang tentu Anda sudah memahami pengertian haji yang dilaksanakan sendiri atau ifrad serta bagaimana tata cara pelaksanaannya. Supaya tidak bingung, berikut kami jelaskan perbedaan antara ketiga jenis haji yang ada dalam agama Islam yaitu ifrad, tamattu, dan qiran.

1.   Haji Ifrad

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ifrad merupakan jenis haji yang dilaksanakan secara tersendiri atau tidak digabung dengan umrah. Jadi jamaah harus melaksanakan seluruh tata cara dan rukun haji terlebih dahulu hingga selesai, baru bisa melaksanakan umrah.

Selain itu yang membedakan antara haji ini dengan haji tamattu dan qiran adalah tidak adanya denda atau dam. Berdasarkan madzhab Syafi’i dan Maliki, haji yang dilaksanakan secara terpisah dengan umrah dianggap lebih utama.

Bahkan pendapat ini juga didukung oleh sahabat nabi seperti Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib. Alasannya karena semasa hidup rangkaian haji inilah yang senantiasa dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW.

2.   Haji Tamattu

Selanjutnya ada haji tamattu yaitu kegiatan haji yang dilaksanakan setelah jamaah melakukan umrah. Haji ini juga disebut sebagai haji kesenangan, di mana jamaah akan datang ke tanah suci di sekitar bulan haji yaitu Syawal, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah.

Bagi jamaah yang ingin melaksanakan haji tamattu, maka harus berihram di miqat dengan niat umrah terlebih dahulu. Setelah selesai melakukan seluruh rangkaian ibadah umrah, jamaah akan tinggal sementara di Mekkah hingga waktu haji tiba.

Maka dari itu haji ini disebut sebagai haji kesenangan, karena para jamaah bisa menikmati waktu sementara dengan tinggal di Mekkah. Sehingga persiapan untuk ibadah haji nantinya bisa dilakukan dengan lebih mudah, karena mereka sudah berada di Mekkah sejak awal.

Meskipun terlihat sama dengan ifrad yaitu memisahkan antara haji dan umrah, sebenarnya kedua jenis haji ini sangat berbeda. Karena pada haji tamattu jamaah bisa bersenang-senang sementara dan tidak terikat ihram. Sedangkan pada ifrad jamaah hanya berfokus untuk haji saja.

3.   Haji Qiran

Jenis haji yang terakhir adalah qiran yaitu menggabungkan antara ibadah haji dengan ibadah umrah. Namun perlu diketahui oleh setiap umat muslim bahwa haji cara qiran akan menimbulkan kewajiban bagi para jamaah untuk membayar dam.

Seorang jamaah dapat dikatakan melaksanakan haji qiran ketika ia berihram di Miqat dan berniat untuk melaksanakan haji serta umrah sekaligus. Caranya adalah umrah pada bulan haji kemudian memasukkan rangkaian haji ke dalamnya sebelum melaksanakan thawaf.

Cara haji yang satu ini sangat memudahkan bagi para jamaah yang tempat tinggalnya jauh dari Arab Saudi. Kita bisa menyebutnya sebagai sambil menyelam minum air, karena hanya dengan sekali bepergian 2 ibadah bisa dilakukan bersamaan.

Tapi bagi nantinya jamaah juga harus membayar denda atau dam dengan cara menyembelih seekor kambing. Kegiatan menyembelih kambing ini harus dilakukan pada hari Nahar atau tanggal 10 bulan Dzulhijjah, tepatnya pada hari tasyrik atau sebelum tahallul.

Kesimpulannya, haji ifrad adalah haji yang dilaksanakan dengan cara disendirikan atau tidak digabungkan dengan umrah. Pelaksanaan haji ini dianggap lebih utama dalam madzhab Syafi’i. Selain itu waktu yang diperlukan untuk melaksanakan juga lebih singkat dibanding haji lainnya.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top