Kisah Sukses

Hevni Kembali ke MEC, Mengabdi Menjadi Kepala Program

Merasa banyak dibantu oleh MEC membuat Hevny, alumni angkatan VII rela kembali ke MEC. Bukan lagi untuk belajar, tapi dirinya menjadi Kepala Program MEC.

Sebuah amanah yang cukup berat karena menyangkut keberhasilan dalam mengentaskan para peserta didik menjadi mandiri setelah lulus.

Namun, amanah ini ia jalankan dengan sepenuh hati. Disertai dengan inovasi dan ide-ide segar. Karena, yang dihadapi bukan lagi generasi milenial, tapi generasi Z atau gen-Z yang lebih berani dan terkadang punya banyak masalah yang belum tuntas.

Salah satu tantangan yang dihadapi Hevny adalah para gen-Z yang memiliki kreatifitas tanpa batas. “Kreatifitas ini bukan hanya dalam koridor positif. Tapi juga negatif. Selalu ada alasan untuk melanggar,” ujarnya lantas tertawa.

“Tapi, baiknya mereka ini lebih mudah menyerap ilmu yang diberikan. Terutama ilmu tentang dunia digital. Karena mungkin mereka sudah biasa dengan media sosial sejak kecil,” tambahnya.

Untuk menghadapi berbagai problematika gen-Z ini, Hevny sering melibatkan para peserta didik dalam setiap penyelesaian masalah. “Karena yang tahu solusinya itu mereka sendiri. Mereka yang bisa menjalani. Sehingga kita tidak bisa langsung memberi hukuman sesuai dari apa yang kita minta. Jika mereka melanggar, kita ajak diskusi agar mereka tidak mengulangi lagi,” papar pria tiga orang anak ini.

Tak hanya mengabdi di MEC, Hevny juga merupakan seorang digital marketer. Dirinya banyak menjual produk secara online.

Seperti madu dan daging. “Yang paling menarik adalah daging sapi. Karena masih jarang yang menjual daging sapi secara online,” jelasnya. Hevny juga mengatakan bahwa dengan menjualkan produk milik orang lain, dirinya tidak terlalu repot. “Yang penting pintar memasarkan dan mengambil peluang,” tambahnya.

Bagi Hevny, kembali ke MEC, menjadi salah satu jalan baktinya. Karena dirinya merasa sangat terbantu oleh MEC. “Dari saya yang hanya anak bawah gunung dan tidak kenal teknologi, diubah 100 persen oleh MEC jadi lebih baik,” ujar pria 29 tahun ini. “MEC dan Yatim Mandiri banyak berjasa dalam hidup saya,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *