Kisah Sukses

Gigih, Sukses Tekuni Usaha Dispenser Pom Mini

Sama seperti namanya, Gigih Prakoso, dirinya merupakan pribadi yang gigih dan kuat. Usianya masih terbilang muda untuk membuka usaha produksi barang yang didistribusikan secara nasional.

“Alhamdulillah sejak tiga tahun lalu saya fokus memproduksi dispenser pom mini dan mainan odong-odong,” cerita pria kelahiran 1996 ini.

Barang-barang produksinya ini berada dibawah naungan CV Gigih Group. Sebuah usaha yang ia bangun sendiri dengan modal pengalaman.

Dalam sehari, perusahaannya ini bisa memproduksi dua unit pom mini. Gigih mengatakan bahwa dispenser pom mini yang ia produksi ini sudah didistribusikan sampai seluruh Indonesia. Terutama ke seluruh Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan pulau-pulau. “Bahkan sudah sampai Filipina. Pernah ada pengusaha dari sana yang minta empat unit dispenser pom mini. Dan mau dijadikan contoh untuk diproduksi di sana,” jelasnya. Sampai saat ini, Gigih telah memiliki lebih dari 10 karyawan yang membantu produksi dispenser pom mini.

Selain itu, CV Gigih Group juga menerima pesanan dispenser dan alat-alat untuk pertambangan. “Biasanya ada pesanan khusus untuk perusahaan besar. Intinya kami bisa bikin alat yang dasarnya dispenser,” papar pria kelahiran Jakarta ini. CV Gigih Group juga memproduksi mainan anak-anak. Namun saat ini Gigih tidak fokus pada mainan anak-anak ini. “Karena biaya yang dikeluarkan cukup banyak tapi kembalinya lama,” tambahnya.

Gigih mengaku bahwa dirinya memiliki semangat yang menggebu-gebu. Terutama jika menyangkut bisnis. “Saya memang tidak terlalu pintar, tapi saya punya semangat yang tinggi,” ujarnya. Selain usaha utamanya, Gigih juga melakukan investasi lain. Seperti investasi dalam usaha pembuatan tusuk sate sampai tanam jagung. “Yang penting bisa mengatur orang yang kita percaya. Sehingga tidak perlu terjun langsung ke sana,” ujarnya.

Salah satu hal yang membuat Gigih memiliki mental dan jiwa pebisnis yang kuat karena dirinya pernah belajar di MEC. Asam garam dalam dunia usaha suah pernah ia rasakan. Mulai dari ditipu sampai diakali oleh karyawannya sendiri. Gigih adalah alumni angkatan XI jurusan agro bisnis Sragen. “Setelah dari MEC, saya belajar lagi di tempat lain sampai total 3,5 tahun,” kenangnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *