6 Perbedaan Zakat Fitrah dan Zakat Maal, Ketahui Apa Saja!

Perbedaan zakat fitrah dan zakat maal mencakup pengertian, objek, besaran, ketentuan, hingga manfaatnya. Cari tahu penjelasan di sini!


Rukun Islam yang ke-4 adalah zakat. Zakat wajib dilakukan oleh setiap muslim sesuai dengan ketetapan yang berlaku. 

Dalam Islam sendiri, ada beberapa jenis zakat, di antaranya yaitu zakat fitrah dan zakat maal. Dua-duanya memiliki tujuan yang sama.

Meski demikian, secara konteks dan takaran keduanya memang berbeda. Sebenarnya, apa perbedaan zakat fitrah dan zakat maal?

Agar penghitungannya tidak salah kaprah, mari pahami perbedaan zakat fitrah dan zakat maal melalui penjelasan dalam artikel berikut ini. 

Perbedaan Zakat Fitrah dan Zakat Maal

Sebagaimana yang dijelaskan di atas, seorang muslim wajib memahami perbedaan antara zakat fitrah dan zakat maal demi memenuhi ketetapan Allah SWT. 

Dalam hal ini, setidaknya ada 6 aspek yang membedakan kedua jenis tersebut. Berikut ini perbedaan antara zakat maal dan zakat fitrah yang bisa dipahami dengan seksama agar tidak salah dalam melaksanakannya: 

1. Pengertian

Aspek paling utama dari perbedaan zakat maal dan zakat fitrah adalah pengertian atau definisinya. Zakat fitrah dikenal sebagai zakat dalam bentuk kebutuhan pokok yang dikeluarkan pada saat bulan Ramadhan.

Zakat fitrah hukumnya wajib dibayarkan semua umat Muslim, kecuali orang yang sudah meninggal sebelum masuk bulan Ramadhan. 

Zakat fitrah biasanya berupa beras, gandum, atau bentuk bahan makanan pokok lain yang sesuai dengan wilayahnya. 

Di samping itu, zakat fitrah kini juga bisa dibayarkan dengan uang tunai yang nilainya setara dengan harga bahan pokok. 

Sementara itu, zakat maal adalah zakat harta benda. Zakat maal hanya berlaku bagi pemilik harta yang nilainya sudah mencapai haul atau nishab.

Jika harta tersebut belum mencapai nishab maka tidak diwajibkan membayarkan zakatnya. Adapun nishab harta benda ini ada bermacam-macam dan sudah ditetapkan dalam hukum Islam. 

Perlu diketahui, harta yang harus dizakati, yaitu panen sawah, harta ternak, harta emas, perak dan harta benda lainnya.

Berbeda dengan zakat fitrah, zakat maal ini sifatnya tidak mengikat dan pembayarannya bergantung pada kadar nishab. 

2. Ketentuan

Dari segi ketentuan, zakat fitrah wajib dikeluarkan setiap tahun oleh semua umat Muslim yang masih hidup. 

Sementara itu, zakat maal hanya dibayarkan oleh pemilik harta benda yang nilai hartanya sudah mencapai nishab dan haul.

3. Waktu Pelaksanaan

Perbedaan zakat fitrah dan zakat maal juga terletak pada waktu pelaksanaannya. Zakat fitrah baru boleh dibayarkan saat memasuki bulan Ramadan hingga sebelum masuk pelaksanaan salat Idul Fitri. 

Namun, waktu paling afdhol yang sudah disepakati oleh berbagai ulama, yaitu pada hari terakhir bulan Ramadan. 

Berbeda halnya dengan zakat fitrah, zakat maal tidak dibayar setiap tahun, namun pada saat-saat tertentu saja. 

Lebih tepatnya, ketika harta sudah genap menjadi hak milik selama satu tahun dan jumlahnya memenuhi nishab. 

Namun zakat maal yang dalam bentuk harta pertanian ketentuannya harus dikeluarkan setiap kali panen. Ada lagi ketentuan zakat maal untuk jenis harta rikaz (temuan) dikeluarkan saat harta tersebut ditemukan. 

4. Besaran

Sejak zaman Rasulullah, besaran zakat sudah ditetapkan. Untuk zakat fitrah, besaran yang harus dikeluarkan adalah sebesar satu sha’ makanan pokok. 

Di Indonesia, besaran zakat fitrah yang harus dibayarkan, yaitu beras 3,5 liter atau setara dengan 2,5 kg.

Jika menggunakan uang, nominal yang harus dibayarkan, yaitu setara dengan harga beras 2,5kg. Di sisi lain, besaran zakat maal memiliki ukuran yang berbeda.

Takaran zakat maal adalah 2,5% dari total kekayaan yang statusnya sudah masuk haul. 2,5% ini diambil dari nishab harta yang sudah mencapai nilai 85 gram emas. Aturan ini sedikit berbeda dengan zakat pertanian. 

Jika pengelolaan pertanian menggunakan air hujan, maka zakat yang dikeluarkan sebesar 10% dari hasil panen yang sudah mencapai nishab. 

Namun, jika pengelolaan menggunakan irigasi atau air buatan, maka zakat yang harus dibayarkan, yaitu 5% dari nishabnya. 

Untuk menghitung lebih jelas kadar zakat yang harus dikeluarkan, Anda bisa gunakan kalkulator zakat dari Yatim Mandiri. 

5. Objek

Perbedaan zakat fitrah dan zakat maal selanjutnya dapat dilihat dari objeknya. Objek pada zakat fitrah adalah makanan pokok yang berlaku di negara tersebut. 

Berbeda dengan zakat fitrah, zakat maal objeknya adalah harta kekayaan atau harta benda. Jadi semua jenis harta benda yang nilainya masuk batas nishab dan sudah mencapai haul, maka wajib dizakati.

6. Manfaat

Manfaat zakat fitrah secara umum adalah membersihkan hati dari sifat kikir dan mengendalikan rasa cinta terhadap dunia. 

Selain itu, zakat fitrah juga ditujukan untuk membantu memenuhi kebutuhan pokok orang-orang yang membutuhkan. 

Di sisi lain, zakat maal dimanfaatkan untuk membersihkan harta dari ketidakberkahan dan membantu sesama yang membutuhkan.

Itulah penjelasan mengenai perbedaan zakat fitrah dan zakat maal. Dapat dilihat, perbedaan zakat fitrah dan maal sangat signifikan. 

Setelah memahami penjelasan di atas, jangan lupa untuk menunaikan kewajiban zakat, baik zakat fitrah dan zakat maal.

Kini, membayar zakat bisa dilakukan dengan mudah menggunakan platform yang disediakan oleh Yatim Mandiri. Segera tunaikan zakat maal dan zakat fitrah di bulan Ramadhan nanti melalui Yatim Mandiri.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top