Dari Mustahik, Hingga Punya Usaha Bubur Madura

Ibu Yani harus terus memupuk asa dan harapan, membesarkan anak seorang diri tanpa suami hidup di tengah keterbatasan yang menjeratnya. Bagaimana tidak, semenjak Ridho anaknya masih kecil dirinya ditinggalkan oleh sang suami. Ibu Yani tidak menyerah begitu saja, 2012 Ia bulatkan tekad untuk merantau di Kota Pahlawan untuk terus menyambung hidup dan membesarkan anak semata wayangnya.

“Dulu di Surabaya saya ikut orang kerja serabutan dan asisten rumah tangga. Alhamdulillah majikannya baik dan mau menerima saya, apapun saya lakoni yang penting dapat uang halal,” papar Ibu 40 tahun ini.

Pekerjaan tersebut dilakukan Ibu Yani guna mengumpulkan modal uang dan membangun relasi sebanyak mungkin yang nantinya dapat membantu untuk membangun usaha impiannya. Sedikit demi sedikit uang yang Ia peroleh dari bekerja asisten rumah tangga ditabung dan simpan untuk modal awal usaha bubur madura.

Ibu Yani memamerkan produk usaha bubur madura miliknya.

Tepat di tahun 2020, Ibu Yani memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan mencoba memulai berjualan bubur madura dengan sistem keliling dari rumah ke rumah. “Awalnya saya tawarkan dagangan dari tetangga dan kenalan saya dulu, eh kok banyak suka dan katanya enak rasanya.” jelas Ibu Yani.

Bukan tanpa kendala, Ibu Yani mengungkapnya usaha yang dilakoninya ini terkadang sepi pembeli dan jarang laku. Pengemasan yang masih menggunakan plastik dan tidak adanya label membuat konsumen kurang melirik dagangan bubur maduranya.

Berawal dari ketidaksengajaan, kala itu Ridho ,anak Ibu Yani, tengah berjualan bubur madura di Jalan Kenjeran, Surabaya, dan dihampiri oleh Tim Yatim Mandiri. Melihat perjuangan dan kisah inspiratifnya, akhirnya tim Yatim Mandiri bertandang ke kediaman Ibu Yani untuk menawarkan bantuan modal usaha.

Produk bubur madura Ibu Yani.

Ibu Yani mengungkapkan, semenjak pertemuannya dengan Tim Yatim Mandiri, beliau mendapatkan ilmu baru terkait dunia bisnis dan pendampingan secara berkala. Terlebih kini dirinya dapat mewujudkan impiannya yakni memiliki kios untuk berjualan bubur madura.

“Bersyukur dan terima kasih banyak kepada Yatim Mandiri yang sudah membantu saya selama ini mulai dari awal hingga besar kayak ini. Yang dulunya saya jualan keliling, panas-panasan sampai kehujanan, kini sudah bisa punya tempat usaha seperti ini.” tutupnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like

Yatim Mandiri adalah Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) milik masyarakat Indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan yatim dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf) serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga.