Kisah Sukses

Gustiansyah Alfanka Jadi Gelandang Tengah Persikota Tangerang

Berbeda dengan kebanyakan temannya yang memilih untuk bekerja atau membangun usaha. Gustiansyah Alfanka, alumni MEC angkatan 14, memilih untuk mengejar cita-citanya sebagai pemain sepak bola.

Ya, saat ini pria yang akrab disapa Gusti ini berprofesi sebagai pemain sepak bola. Tepatnya bermain di Liga 3 Regional Banten.

Meski belum bisa dibilang sebagai pemain profesional, namun ini merupakan salah satu batu loncatan baginya untuk kejenjang yang lebih tinggi.

Gusti memang baru sebagai gelandang tengah Persikota Tangerang. Tapi, jalannya untuk mencapai cita-citanya ini sudah ia pupuk sejak kecil.Sejak SD, dirinya sudah sering mengikuti berbagai turnamen sepak bola.

Bahkan, sejak SMP sampai SMA Gusti mengikuti sekolah sepak bola. “Tapi dulu suka sedih saat mau bertanding, karena biasanya kita butuh uang saku dan lainnya. Kadang dulu tidak punya,” kenangnya.

Hal itu tak menjadi halangan, Gusti tetap tekun berlatih dan mengikuti turnamen. Sampai akhirnya Gusti masuk MEC. Karena sudah masuk MEC, Gusti sempat berpikiran untuk mencari pekerjaan setelah lulus.

Ia pun menjadi salah seorang mentor di MEC Surabaya. “Dalam doa, masih terselip keinginan untuk menjadi pemain bola. Tapi, tetap minta yang terbaik pada Allah SWT,” cerita pria asli Lampung ini.

Siapa sangka, pada 2022 jalannya untuk menjadi pemain sepak bola profesional terbuka. Gusti ditawari untuk bermain di Persikota Tangerang. “Saat itu posisi masih kerja di MEC, alhamdulillah semua mendukung untuk saya mengejar cita-cita,” ujarnya. Gusti pun mengajukan cuti untuk seleksi. Hasil dari seleksi itu, Gusti diterima oleh Persikota Tangerang.

Tak mudah menjadi seorang pemain sepak bola. Setiap hari, Gusti harus latihan. Yang tentunya melibatkan fisik dan membuatnya lelah. Bahkan dirinya sempat cidera engkel.

Sebuah hal yang wajar dan kerap terjadi pada pemain sepak bola. “Alhamdulillah kemarin sempat bermain di final Liga  3 Regional Banten.

Meski menjadi runner up, pengalaman ini sangat berarti,” cerita pria kelahiran 2000 ini. Bagi Gusti, tak ada jalan yang mudah untuk menggapai cita-cita. Namun semua itu bisa dihadapi karena memiliki bekal mental yang kuat. Hal itu ia dapatkan saat masih belajar di MEC.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *