Sejak masih belajar di Mandiri Entrepreneur Center, Milatur Rahma bercita-cita ingin memiliki sebuah usaha kerajinan tangan.
Salah satunya karena dirinya memang hobi dan suka dengan dunia kerajinan tangan. “Salah satunya adalah crochet atau rajut ini,” ujar perempuan yang akrab disapa Mila ini.
Namun, setelah lulus MEC, dirinya memilih untuk berkuliah di jurusan psikologi. Lalu menjadi guru bimbingan konseling di salah satu sekolah di Surabaya.
Namun, setelah memiliki anak, semuanya berubah. Sang anak yang butuh pendampingan khusus dari Mila, membuatnya memutuskan untuk resign. “Setelah itu baru serius menekuni dunia rajut ini sebagai sumber rejeki,” ujarnya.
Mila bercerita mengapa dirinya menekuni kerajinan tangan rajut karena teringat dulu sang ibu pernah mengajarkan padanya saat Mila masih kecil. “Jadi masih ingat sedikit-sedikit dan ditambah latihan lagi,” tambahnya.
Senada.id_crochet mulai berjalan sejak 2018. Berbagai produk rajut ditawarkan oleh Mila. Mulai dari gantungan kunci, dompet, tas, sampai topi. “Sayangnya, sampai saat ini saya masih menjalankan ini sendiri. Jadi produk yang dibuat masih terbatas,” ujarnya.
Tak kehabisan ide, Mila menyalurkan hobinya ini melalui cara lain. Yaitu dengan mengadakan workshop merajut.
Sejak 2022, dirinya sudah sering menjadi pemateri workshop crochet. “Awalnya memang bekerjasama dengan event organizer di Surabaya untuk bikin event. Akhirnya lanjut sampai beberapa kali,” jelasnya.
Mila merasa senang bisa mengenalkan kerajinan tangan rajut dan mengajarkannya langsung. “Dengan mengadakan workshop ini jadi lebih banyak yang kenal crochet. Untuk saya sendiri lebih fleksibel waktu kerjanya,” papar Mila.
Selain melalui workshop, Mila juga mengenalkan rajut pada anak-anak sekolah. Salah satunya dengan menjadi guru ekstrakurikuler merajut di salah satu SMP di Surabaya.
“Alhamdulillah anak-anak antusias. Selain merajut, saya juga dipercaya untuk mengajar tentang embroidery atau menyulam dengan teknik terbaru,” ceritanya.
Mila merupakan alumni MEC angkatan 7 dari program studi perdagangan dan jasa. Bagi Mila, pengalaman belajar di MEC membuatnya menjadi pribadi yang tangguh.
“Di MEC, terutama jurusan saya saat itu, kami sering diajak pameran dan melihat dunia luar. Selain itu, secara rohani juga di sana sangat diperhatikan. Kebiasaan mengaji di MEC terbawa sampai sekarang dan saya bisa mengajar mengaji,” tutupnya.