Strategi dakwah Rasulullah di Madinah setidaknya terdiri atas 6 poin, dan keberhasilan beliau juga didukung oleh strategi-strategi ini. Berikut penjelasannya
Dalam upaya menyampaikan kebenaran serta agama Allah SWT, Rasulullah SAW sudah menerapkan beragam strategi. Adapun strategi dakwah Rasulullah di Madinah berbeda dengan strategi yang beliau terapkan ketika berdakwah di Mekkah.
Ketika masih di Mekkah, pada awalnya beliau menjalankan dakwah secara sembunyi-sembunyi. Setelah beberapa waktu berlalu, beliau menjalankan dakwah secara terang-terangan hingga diterimanya perintah Allah SWT mengenai hijrah ke Madinah.
Rasulullah SAW Menjadi Tokoh yang Sangat Berpengaruh Dalam Sejarah
Sebelum membahas langsung strategi dakwah Rasulullah di Madinah, perlu diketahui juga bahwasanya Rasulullah SAW ini dinobatkan sebagai tokoh yang pengaruhnya sangat hebat dalam sejarah. Bahkan beliau menempati posisi pertama.
Beliau lahir sebagai anak yatim dan ketika baru berusia 6 tahun, beliau juga menjadi piatu. Kisah Nabi Muhammad SAW yang juga tumbuh di dalam keluarga sederhana sedangkan Kota Mekkah pada saat itu termasuk daerah terbelakang dibandingkan dua kerajaan besar pada saat itu, Romawi dan Persia.
Walaupun memiliki latar belakang seperti itu, Rasulullah SAW justru sukses menyebarkan dakwah dan pengaruh keberhasilan dakwah beliau masih terasa sampai saat ini.
Bagaimana Strategi Dakwah Rasulullah di Madinah?
Keberhasilan beliau menyampaikan dakwah ini tentunya tidak terlepas dari berbagai strategi cerdas yang beliau jalankan. Seperti yang sudah disampaikan juga, strategi dakwah Rasulullah di Madinah berbeda dengan strategi dakwah ketika masih di Mekkah.
Madinah sendiri tidak hanya bermakna sebagai kota, namun juga bermakna sebagai peradaban. Sesuai dengan maknanya tersebut, Madinah menjelma menjadi kota dengan peradaban yang amat tinggi setelah Rasulullah SAW datang.
Madinah menjadi titik balik berkembangnya peradaban Islam di kota inilah Rasulullah SAW wafat. Rasulullah SAW berdakwah di Kota Madinah ini selama 9 tahun 9 bulan 9 hari. Beliau meneguhkan ajaran tauhid sekaligus mengajarkan perihal kemasyarakatan serta kenegaraan.
Oleh sebab itu, bisa dikatakan bahwa strategi dakwah Rasulullah di Madinah ini mencakup kedua hal tersebut sehingga dapat dijelaskan lebih jauh sebagai berikut.
1. Strategi Dakwah Rasulullah di Madinah Dalam Bidang Politik dan Pemerintahan
> Membangun Masjid yang Menjadi Media Serta Pusat Dakwah
Hal pertama yang Rasulullah SAW lakukan begitu beliau sampai di Madinah ialah membangun sebuah masjid.
Masjid yang pertama ini didirikan di Desa Quba sehingga disebut dengan masjid Quba. Adapun lokasi pembangunan masjid beliau beli dari dua orang anak yatim yang bernama Sahl dan Suhail bin Amr
Setelah membangun Masjid Quba tersebut, Rasulullah SAW membangun lagi masjid lain yang kemudian dinamakan dengan Masjid Nabawi.
Beliau kemudian juga menempati salah satu sudut masjid tersebut dan ada dua kamar di sana untuk dua orang istri Nabi Muhammad, Aisyah dan Saudah.
Masjid Nabawi ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, namun juga memiliki beberapa fungsi lain sebagai berikut.
- Masjid Nabawi menjadi pusat kegiatan politik serta pemerintahan
- Masjid Nabawi menjadi pusat kegiatan pendidikan serta pengajaran keagamaan
- Masjid Nabawi menjadi tempat di mana Rasulullah SAW mengadili berbagai perkara yang ada di masyarakat sekaligus menjadi tempat untuk bermusyawarah, melakukan pertemuan serta lain sebagainya
Masjid Nabawi yang berdiri pada saat itu berbeda dengan model masjid yang ada di zaman ini. Masjid Nabawi adalah bangunan sederhana yang tidak menampakkan kata mewah sama sekali. Bahkan ada yang mendeskripsikannya dengan ruangan terbuka yang luas.
Temboknya terdiri atas tanah serta bata dengan atap yang sebagiannya dari daun kurma sedangkan sebagiannya lagi memang terbuka. Sebagian dari masjid itu juga menjadi tempat untuk tunawisma dan tidak ada penerangan untuk malam hari di sana.
Hanya saja saat waktu Isya ada penerangan namun dengan membakar jerami. Kondisi ini berlangsung selama bertahun-tahun dan setelah sekian lama, dipasanglah lampu di sana. Bagaimana kondisi masjid yang sederhana, begitu pula kondisi kediaman Rasulullah SAW.
Meskipun demikian, dengan adanya masjid ini umat Islam sudah tidak khawatir lagi melakukan sholat serta berbagai kegiatan keagamaan lainnya. Tidak seperti ketika di Mekkah di mana kaum kafir yang membenci Islam masih mengejar-ngejar mereka.
Masjid memiliki beberapa fungsi sekaligus dan inilah salah satu strategi dakwah Rasulullah di Madinah yang membuat kegiatan dakwah beliau berhasil. Dari hari ke hari pun, Masjid Nabawi menjadi ramai baik untuk sholat ataupun kegiatan lainnya.
Baca Juga : Kumpulan 10 Doa Rasulullah SAW Untuk Kehidupan Sehari-hari
> Menjadikan Kota Madinah Sebagai Pusat Pemerintahan
Tidak hanya membangun masjid sebagai salah satu pusat kegiatan masyarakat, Rasulullah SAW juga menjadikan Kota Madinah sebagai pusat dari pemerintahan negara.
Sebenarnya, strategi dakwah Rasulullah di Madinah yang kedua ini masih berhubungan dengan strategi yang sebelumnya.
Pembangunan masjid itu sendiri selain menjadi tonggak berdirinya masyarakat Islam, juga menjadi titik awal dari pembangunan Kota Madinah.
Jalan raya yang ada di sekitar masjid tertata rapi dengan sendirinya dan lama-lama daerah itu juga menjadi pusat kota dan pusat perdagangan masyarakat.
Selain itu, di area ini juga berkembang pemukiman masyarakat. Tidak berhenti sampai di sini Rasulullah SAW bersama dengan segenap masyarakat Madinah membangun jembatan untuk menghubungkan antar lembah.
Dengan dibangunnya jembatan ini, masyarakat setempat jadi bisa berhubungan dengan masyarakat lainnya. Dibenahinya Kota Madinah mengakibatkan banyak masyarakat dari wilayah lainnya ke kota ini baik dengan tujuan perdagangan maupun dengan tujuan lainnya.
Kota Madinah sebelumnya bernama Yatsrib. Namun kemudian diganti oleh Rasulullah SAW yang menunjukkan bagaimana rencana beliau dalam mengemban misi dari Allah SWT.
Misi tersebut tidak lain adalah menciptakan masyarakat madani atau masyarakat yang berbudaya tinggi, menghasilkan entitas sosial politik dengan Kota Madinah itulah sebagai pusatnya.
> Membuat Piagam Madinah Sebagai Konstitusi Negara
Rasulullah SAW kemudian membuat Piagam Madinah yang dituliskan tahun ke – 2 Hijriah atau tahun 623 Masehi, dan inilah strategi dakwah Rasulullah di Madinah yang ketiga.
Adapun Piagam Madinah ini isinya adalah aturan yang menjadi konstitusi bagi masyarakat Madinah.
Perjanjian ini mengikat seluruh komponen masyarakat baik itu yang beragama Islam maupun yang tidak beragama Islam. Mereka terikat oleh perjanjian ini dan bersedia untuk hidup berdampingan dan rukun di bawah kepemimpinan Rasulullah SAW sendiri.
Piagam Madinah bisa disebut sebagai titik tolak pembentukan negara demokratis. Bagaimana tidak, di dalam perjanjian ini ada sejumlah poin yang memberikan kebebasan bagi penduduk Madinah termasuk menjalankan perintah agama masing-masing.
Kebebasan mereka ini sangat terjamin tanpa gangguan apapun. Piagam Madinah ini sebenarnya adalah dua dokumen yang digabungkan oleh para sejarawan. Dokumen yang pertama ini dokumen hasil perjanjian damai Rasulullah SAW dengan orang-orang Yahudi.
Sementara dokumen yang kedua merupakan dokumen yang isinya mengatur hubungan antar sesama pemeluk agama Islam sekaligus menentukan hak serta kewajiban masing-masing.
Bisa dikatakan juga bahwasanya Piagam Madinah ini memiliki tujuan untuk menjelaskan tanggung jawab seluruh bagian masyarakat Madinah sekaligus menentukan hak serta kewajiban mereka masing-masing.
Adapun bagi umat muslim pada saat ini, Piagam Madinah setidaknya memiliki dua arti penting, yaitu:
- Sumber utama untuk memahami bagaimana sifat negara Islam yang pertama sekaligus bagaimana Rasulullah SAW mengatur urusannya
- Sebagai acuan kebijakan yang diciptakan Rasulullah SAW sekaligus bermanfaat untuk menyelenggarakan negara modern yang berdasarkan agama Islam
2. Strategi Dakwah Rasulullah di Madinah di Bidang Hubungan Sosial Kemasyarakatan
> Menciptakan Hubungan Persaudaraan yang Baru
Kalau dalam masalah sosial kemasyarakatan, salah satu strategi dakwah Rasulullah SAW ialah dengan menciptakan persaudaraan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshor.
Adapun yang disebut dengan kaum Muhajirin ialah kaum muslimin yang berasal dari Mekkah dan hijrah ke Madinah.
Sedangkan kaum Anshor ialah masyarakat Madinah yang menolong kaum Muhajirin. Langkah ini Rasulullah SAW ambil dengan tujuan untuk memperkuat umat Islam di Kota Madinah.
Dengan terjalinnya persaudaraan ini, Rasulullah SAW sudah menciptakan persaudaraan baru berdasarkan agama.
Jadi, persaudaraan kali ini tidak hanya berdasarkan darah saja. Strategi ini begitu penting karena dapat menggiring masyarakat yang pada akhirnya bisa menjadikan Madinah sebagai kota yang damai.
Tidak hanya itu, ada pelajaran lain yang juga bisa diambil dari strategi dakwah Rasulullah SAW yang satu ini.
Pelajaran tersebut ialah bahwasanya persatuan itu adalah esensi perjuangan dakwah. Tanpa adanya persatuan dari kaum muslimin pada saat itu, syiar Islam mungkin tidak akan bertahan lama.
Baca Juga : 17 Kisah Mukjizat Nabi Muhammad Salah Satunya Al-Quran
> Resolusi Konflik Serta Persatuan Antarsuku di Madinah
- Konflik Antar Suku
Sebelum kedatangan Rasulullah SAW, Kota Madinah adalah sebuah daerah yang konflik antar suku adalah hal yang biasa terjadi. Bahkan ketika konflik tersebut juga memicu perang saudara antar sesama masyarakat Madinah, ini juga merupakan hal yang biasa.
Puncak dari konflik ini ialah terjadinya peperangan antara Suku Khazraj dengan Suku Aus yang disebut dengan Perang Bu’ats. Perang ini melibatkan hampir seluruh suku Arab yang ada di Madinah.
Pola struktur masyarakat yang saat itu masih didasarkan pada suku dan pertalian darah, tentunya semakin memperjelas perselisihan yang ada di antara mereka. Di sisi lain, sistem hubungan yang seperti ini membuat rasa solidaritas di antara keluarga-keluarga suku tumbuh dengan kuat
Sayangnya, semangat yang seperti ini hanya memunculkan fanatisme dan masing-masing suku jadi yakin bahwa mereka bisa hidup mandiri tanpa harus berdampingan dengan suku lainnya. Hal ini membuat hubungan yang harmonis antar suku semakin tidak ada.
Sebenarnya kondisi masyarakat Madinah yang seperti ini bisa menjadi satu hal yang sangat menguntungkan bagi Rasulullah SAW untuk melakukan gerakan politik. Tidak hanya itu, kondisi ini membuat Rasulullah SAW berperan penting dalam proses rekonsiliasi antar masyarakat di sana.
Lebih lanjut lagi, pertikaian antara Suku Aus dengan Suku Khazraj juga menjadi hal yang mempermudah Rasulullah SAW dalam menyatukan masyarakat Kota Madinah. Beliau hadir sebagai tokoh yang dapat membuat mereka berinisiatif masuk agama Islam.
- Baiat Aqabah
Dukungan masyarakat Madinah kepada Rasulullah SAW jelas tertuang dalam pernyataan kesetiaan mereka yang kemudian dikenal dengan Baiat Aqabah. Baiat Aqabah terjadi sebanyak dua kali. Peristiwa yang pertama terjadi pada tahun 621 M dan yang kedua terjadi pada tahun 622 M.
Untuk selanjutnya, kedua peristiwa ini secara runtut dikenal dengan Baiat Aqabah I dan Baiat Aqabah II. Baiat Aqabah sendiri adalah bentuk persekutuan politik yang luar biasa. Baiat ini menjadi penyelesaian konflik antar masyarakat Madinah yang sudah terjadi dalam waktu lama.
Selain itu, Baiat Aqabah juga mengantarkan masyarakat Madinah pada kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. Lebih lanjut lagi, Baiat Aqabah ini membuat Madinah menjelma sebagai kota peradaban.
Strategi Rasulullah SAW ini tentunya menjadi pelajaran bahwasanya sosok pemimpin itu penting, salah satunya sebagai pusat untuk menciptakan perdamaian antar masyarakat. Selain itu, pemimpin yang baik pulalah yang akan membawa negara menuju kemajuan serta mencegah disintegrasi bangsa.
> Menciptakan Kesepakatan Kerjasama dan Perdamaian Antarumat Beragama
Sebetulnya, masyarakat Madinah adalah masyarakat yang heterogen. Di sini bahkan ada 3 komunitas agama yang berbeda, yakni Yahudi, Paganis dan komunitas muslim. Kondisi masyarakat yang seperti itu membuat Rasulullah SAW mengupayakan untuk terjadinya kerjasama serta perdamaian antarkomunitas.
Tidak sedikit pakar yang mempercayai bahwasanya perintah untuk menjadikan Baitul Maqdis sebagai kiblat untuk umat Islam pada awal periode Madinah adalah petunjuk bagi Rasulullah SAW. Ini dimaksudkan sebagai sinyal agar beliau memperoleh dukungan dari komunitas Yahudi.
Sebab, komunitas Yahudi juga melakukan ibadah dengan menghadap Baitul Maqdis. Beliau sepertinya menyadari bahwasanya persatuan antar komunitas agama yang ada di Kota Madinah menjadi salah satu kunci penting untuk suksesnya dakwah yang beliau jalankan.
Dan salah satu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut ialah dengan menciptakan kesepakatan kerjasama antar komunitas agama, khususnya dengan Yahudi. Kesepakatan ini juga menjadi bagian dari Piagam Madinah. Adapun di antara isi Piagam Madinah sebagai berikut.
- Kaum Muslimin dengan kaum Yahudi hidup secara damai, dan mereka bebas memeluk serta menjalankan ajaran agama masing-masing
- Kalau ada musuh yang menyerang salah satu pihak, mereka memiliki kewajiban untuk membantu pihak yang terserang tersebut
- Kaum Muslimin dengan kaum Yahudi wajib untuk saling tolong menolong melakukan kewajiban demi kepentingan bersama
- Muhammad merupakan pemimpin umum bagi seluruh penduduk Madinah. Apabila terjadi perselisihan antara kaum Yahudi dengan kaum Muslimin, penyelesaiannya nanti tergantung pada keadilan Muhammad sebagai pemimpin tertinggi di Kota Madinah
Berbagai berbagai poin yang ada dalam Piagam Madinah di atas, ini menunjukkan bahwasanya Rasulullah SAW sudah memberikan contoh bagaimana mentara hubungan antar agama dalam agama Islam. Piagam Madinah secara keseluruhan terdiri atas 47 pasal.
Piagam Madinah ini menjadi kontrak sosial dan pasal-pasal yang ada menggambarkan toleransi antar umat beragama, semangat kebersamaan serta dialog dengan prinsip kesetaraan.
Kalau hendak disimpulkan, berarti strategi dakwah Rasulullah di Madinah ada enam. Strategi dakwah yang beliau gunakan sangat mengesankan yang akhirnya membuat beliau berhasil membangun Madinah sebagai kota peradaban.
Memang hal tersebut bukan satu-satunya yang membuat Rasulullah SAW begitu sukses, akan tetapi strategi beliau juga penting untuk perkembangan risalah beliau sampai saat ini. Selain itu, beliau sudah banyak memberikan contoh amal baik yang bisa diterapkan di kehidupan sekarang.