Cara mendidik anak di era digital sesuai ajaran Islam bisa diterapkan melalui aktivitas yang bermanfaat. Apa saja? Simak di artike ini!
Cara mendidik anak di era digital menurut Islam memiliki tantangan tersendiri, terutama bagi para orang tua.
Di era digital ini, orang tua dituntut untuk bisa mengikuti perkembangan zaman dan teknologi yang cepat, tetapi tetap dalam koridor yang wajar.
Terlalu terbuka atau membatasi akses anak terhadap teknologi bisa memberikan dampak yang kurang baik untuk tumbuh kembangnya.
Misalnya saja, terlalu strict kepada anak dengan tidak memberi akses apapun terhadap dunia digital dan teknologi membuatnya kurang update dan mungkin akan tertinggal jauh dengan teman-temannya.
Sebaliknya, terlalu terbuka dan membebaskan anak untuk menggunakan teknologi bisa membuat anak kecanduan gadget.
Nah, agar hal semacam ini tidak terjadi, orang tua harus tahu bagaimana cara mendidik anak di era digital menurut Islam.
Selain mencegah kecanduan, cara ini juga bisa membantu menguatkan iman dan agama si kecil.
Cara Mendidik Anak di Era Digital Sesuai Islam
Anak adalah rezeki atau titipan dari Allah SWT kepada orang-orang yang dipercayaiNya. Kedudukan anak di dunia bukan hanya sebagai penyejuk, tetapi juga tanggung jawab untuk mendidik mereka.
Dalam konteks mendidik anak dalam Islam, orang tua harus bisa menyesuaikan gaya didiknya dengan perkembangan zaman dengan tetap mengenalkan nilai-nilai agama Islam.
Pertanyaannya, bagaimana kita bisa mendidik sesuai ajaran agama tapi tetap relevan dengan era digital dan perkembangan zaman?
Berikut beberapa cara mendidik anak di era digital sesuai ajaran Islam:
1. Mengenalkan Agama Sejak Dini
Mengajarkan agama kepada anak tidak harus menunggu mereka dewasa. Penting untuk mengajarkan agama kepada mereka sejak dini dengan penyampaian yang sederhana.
Kenalkan mereka mengenai dasar-dasar agama, seperti mengenal Allah SWT, nabi-nabi, malaikat, salat, bersedekah, dan lain sebagainya.
Tak hanya mengenalkan, Sahabat juga harus memberikan contoh kepada si kecil terkait nilai-nilai yang diajarkan. Kemudian, ajak mereka untuk melakukannya bersama-sama.
Dengan begitu, anak bisa mendapatkan pengalaman dan merasakannya secara langsung. Melalui pendekatan ini, anak akan tumbuh dengan pondasi iman yang kuat dan mampu menerapkannya.
Sebagai contoh, jika Sahabat ingin mengenalkan kewajiban salat, maka Sahabat harus bisa mencontohkannya.
2. Ajarkan Nilai-Nilai Islami
Mendidik anak di era digital menurut Islam harus dibarengi dengan pengajaran nilai-nilai keagamaan.
Dalam konteks mendidik anak di era digital ini, kesabaran dan tanggung jawab menjadi nilai dasar islami yang penting untuk diajarkan.
Hal ini ditujukan agar si kecil bisa mengelola emosi dan mengendalikan tindakannya, khususnya di dunia maya.
Tidak jarang, orang-orang di media sosial marah dan mencaci orang lain tanpa peduli dengan dampak yang akan ditimbulkannya.
3. Beri Asupan Makanan Halal
Apa hubungannya makanan halal dengan mendidik anak? Perlu diketahui, apapun yang kita makan akan mengalir dalam darah dan terbawa ketika beribadah.
Oleh karena itu, penting untuk memberikan asupan yang tidak hanya bersih, tetapi juga halal bagi anak dan keluarga.
Asupan halal yang dimaksud dalam konteks ini adalah makanan yang didapat dengan cara yang halal, baik dari segi bahan baku dan prosesnya.
4. Jadilah Teladan untuk Anak
Sejauh apapun anak dengan orang tuanya, mereka tetap akan menjadikan orang tua sebagai teladan atau contoh dalam berkehidupan. Apa Sahabat lakukan, akan ditiru oleh anak-anak.
Mendidik anak di era digital menurut Islam mengharuskan orang tua memberikan contoh yang baik dalam bersikap. Upaya ini bertujuan untuk meminimalisir pengaruh negatif dari internet.
Sesederhana dengan memanfaatkan waktu kosong dengan hal-hal baik. Mulai dari bangun pagi dengan membaca doa, melaksanakan salat, dan mengaji.
Usahakan pula untuk tidak mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak sopan di depan anak.
5. Ajak Anak untuk Melakukan Kegiatan Kreatif
Guna mengisi waktu luang dan meminimalisir paparan gadget, ajak anak melakukan berbagai kegiatan positif.
Mulai dari ajak anak bermain masak-masakan, sepak bola, bersepeda, bermain origami, hingga memancing. Aktivitas ini dapat menjadi kegiatan positif yang akan melekat di pikiran mereka.
Selain seru, kegiatan-kegiatan semacam itu dapat melatih kemampuan dan konsentrasi mereka dan mengalihkan mereka dari bermain gadget.
6. Ajarkan Sholat Sejak Dini
Mendidik anak di era digital menurut Islam juga harus dibarengi dengan pengajaran ibadah sejak dini, khususnya sholat.
Mereka mungkin terlihat masih belum cukup umur, dan mengerti, tapi perlu diingat bahwa mereka mudah meniru yang mereka lihat dan dengar.
Ketika anak sering melihat orang di sekitarnya sholat, ini dapat memancing keinginan untuk melakukan hal yang sama.
Untuk memaksimalkan pengajaran agamanya, ajak mereka untuk sholat berjamaah di rumah atau mushola terdekat.
7. Kontrol Konten yang Bisa Dilihat Anak
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, anak dapat mengakses berbagai hal melalui gadget.
Dalam hal ini, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk meminimalisir efek negatifnya.
Upaya tersebut dapat dilakukan dengan mengontrol konten-konten apa saja yang bisa mereka lihat.
Upaya ini bisa dilakukan dengan cara membuat akun email khusus untuk anak. Apabila akun email yang didaftarkan dengan tanggal lahir anak terdeteksi di bawah 17 tahun, akan ada pemberitahuan bahwa segala aktivitas harus di bawah kontrol orang tua.
Meskipun begitu, pendampingan ketika mereka bermain gadget juga sangat diperlukan. Dengan begitu, anak bisa memahami batasan-batasan yang sehat dalam menggunakan teknologi.
8. Tanamkan Sifat Malu
Berdasarkan sabda Rasulullah SAW, malu merupakan cabang keimanan. Keduanya saling berkaitan dan memengaruhi kehidupan.
Sifat malu juga dapat berperan sebagai benteng dalam diri manusia. Mendidik anak di era digital menurut Islam, tidak hanya mencakup pendidikan agama saja, tetapi juga akhlak seperti sifat malu.
Eksistensi media sosial yang banyak mengunggah hal-hal pribadi, secara tidak langsung juga dapat memancing ketertarikan anak untuk berbuat demikian.
Nah, sifat malulah yang nantinya bisa membantu si kecil untuk tidak “mengumbar” hal-hal yang bersifat pribadi di media soal.
9. Kenalkan Kewajibannya Sebagai Seorang Muslim
Di samping itu, bagian utama dalam mendidik anak adalah mengenalkan kewajiban-kewajiban yang harus mereka lakukan, seperti salat, puasa, zakat, haji, hingga berbakti kepada orang tua.
Penting untuk mengenalkan kewajiban-kewajiban ini sejak dini dan mengulanginya ketika mereka sudah cukup paham. Dengan begitu, mereka mengerti hal-hal apa saja yang harus dilaksanakan.
Apabila anak-anak masih belum cukup umur, libatkan mereka dalam aktivitas-aktivitas ibadah. Melalui upaya ini, mereka bisa mendapat pengalaman dan tahu bagaimana cara melakukannya.
Itulah dia sederet cara mendidik anak di era digital menurut Islam yang bisa Sahabat terapkan di rumah.
Pada intinya, cara mendidik anak yang bisa dilakukan, yaitu tetap mengenalkan perkembangan zaman kepada mereka dengan tetap menanamkan nilai-nilai islami.
Sebab, nilai-nilai inilah yang nantinya membentuk akhlak anak, sehingga ia tidak melewati batas koridor agama.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa, mendidik anak memang bukan perkara yang mudah membutuhkan biaya dan tenaga yang luar biasa besar.
Meski demikian, orang tua pasti selalu berharap anaknya mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang baik.
Maka dari itu, selain mendidik anak di rumah, fasilitasi anak dengan pendidikan formal yang berkualitas dan berbasis Islam.
Sayangnya, tidak semua orang tua mampu untuk memberikan pendidikan formal terbaik untuk anaknya.
Hal ini dikarenakan keterbatasan ekonomi dan kondisi keluarga yang tidak seprima keluarga lainnya.
Misalnya saja, ibu janda yang ditinggal meninggal oleh suaminya. Ia harus bekerja keras sendirian untuk bisa bertahan hidup dan memberikan pendidikan yang layak untuk anaknya.
Untungnya, Yatim Mandiri memiliki sekolah Insan Cendekia Mandiri Boarding School (ICMBS) yang menawarkan pendidikan berkualitas untuk generasi penerus bangsa.
ICMBS memiliki program beasiswa bagi para anak yatim yang berprestasi dan penghafal Al-Qur’an.
Bagi Sahabat yang ingin berkontribusi mendukung para hafidz yatim belajar dan menghafal Al-Qur’an, Sahabat bisa turut menjadi Orang Tua Asuh (OTA) bagi mereka.
Sebagai lembaga amanah, Yatim Mandiri membantu mengelola dana yang Sahabat berikan untuk mendukung perkembangan anak yatim penghafal Al-Qur’an.
Sejauh ini, Yatim Mandiri telah berhasil mencetak generasi berprestasi yang berkiprah hingga ke luar negeri.
Yuk, berkontribusi untuk para penghafal Al-Qur’an dengan menjadi Orang Tua Asuh (OTA)!