Dampak membebaskan anak tanpa bimbingan adalah anak menjadi kurang tanggung jawab, mudah terbawa arus, hingga materialistis. Cek di sini!
Dewasa ini, informasi tentang cara mendidik anak sudah banyak bertebaran di internet. Namun faktanya, masih banyak orang tua yang tidak aware, sehingga berujung pada pembiaran atau pembebasan anak.
Pertanyaannya, tahukah Sahabat, bagaimana dampak terlalu membiarkan anak tanpa bimbingan?
Berbagai sumber menyebutkan bahwa, terlalu membebaskan anak bisa berdampak buruk pada kepribadian dan kehidupan si kecil kelak.
Untuk mengetahui apa saja dampaknya, mari simak penjelasan lengkapnya dalam artikel berikut ini! Yuk, baca sampai habis!
Dampak Membebaskan Anak Tanpa Bimbingan
Menjadi orang tua bukan merupakan hal yang mudah, terlebih lagi jika harus menjadi orang tua yang bekerja dari pagi hingga sore.
Meski demikian, usahakan untuk tetap memberi perhatian kepada anak dan selalu pantau perkembangan atau pergaulannya.
Jangan sampai, Sahabat terlalu membebaskan anak dan menganggap mereka sudah bisa mengurus dirinya sendiri.
Sebab, semandiri apapun sang buah hati, tetap butuh bimbingan dan arahan dari orang tuanya. Nah, supaya Sahabat lebih aware, berikut dampak membebaskan anak tanpa bimbingan.
1. Kurang Tanggung Jawab
Dampak membebaskan anak yang pertama, yaitu anak menjadi kurang tanggung jawab atau bahkan tidak peduli dengan tanggung jawabnya.
Anak yang diberi kebebasan penuh akan terbiasa untuk melakukan apapun sesuai dengan keinginannya.
Akibatnya, ia tidak paham dengan tanggung jawab yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
Sahabat sebagai orang tua dan keluarga mungkin bisa mentoleransi sikap ini, tapi orang lain tentu tidak bisa. Jika demikian, anak akan susah berbaur dengan masyarakat nantinya.
2. Mudah Terbawa Arus
Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam tumbuh kembang anak, terlebih ketika memasuki usia remaja.
Di masa ini, anak cenderung penasaran dengan banyak hal, tetapi kemampuannya membuat keputusan sangat dipengaruhi dengan orang di sekitarnya.
Jika orang tua tidak mengambil peran di sini, anak bisa saja mengikuti keputusan temannya.
Dengan kata lain, anak hanya mengikuti arus teman-temannya, padahal belum tentu keputusan tersebut baik untuknya.
3. Tidak Disiplin
Dampak membebaskan anak selanjutnya, yaitu tidak disiplin. Begini, anak tanpa pengawasan cenderung kurang bertanggung jawab.
Alhasil, ia akan melakukan apapun semaunya tanpa memikirkan tanggung jawab dan dampak yang akan ditimbulkan.
Misalnya, jika orang tua tidak mengarahkan dan mengawasi anak untuk tidur cepat, bisa saja ia tidur larut malam, sehingga keesokan harinya ia malas pergi ke sekolah.
4. Suka Memaksakan Kehendak
Memberikan kebebasan kepada anak memang perlu, tapi terlalu menuruti kehendaknya juga tidak bagus.
Mungkin niat Sahabat ketiak menuruti kehendak anak adalah untuk membahagiakannya, tapi tetap harus dibatasi, ya!
Pasalnya, terlalu membebaskan dan menuruti anak bisa membuatnya tumbuh menjadi seorang yang suka memaksakan kehendak. Bagaimana bisa?
Begini, sewaktu kecil, anak terbiasa mendapatkan kebebasan untuk bertindak semaunya, jika di usia remaja/dewasa ia tidak bisa mendapatkan itu, ia bisa saja memaksa orang lain untuk menurutinya.
5. Sulit Menentukan Skala Prioritas
Dampak yang harus diperhatikan dari sikap terlalu membebaskan anak adalah anak kesulitan untuk menentukan skala prioritas.
Hal ini bisa terjadi, karena sejak kecil ia terbiasa untuk melakukan apa yang dia mau tanpa peduli tanggung jawabnya.
Nah, pola hidup seperti ini tidak bisa diterapkan ketika dewasa, sebab saat dewasa kita dituntut untuk selalu menyelesaikan tanggung jawab terlebih dahulu.
Di saat seperti ini, anak akan kesulitan untuk menentukan mana tanggung jawab yang harus diprioritaskan dan diselesaikan terlebih dahulu.
Dampak ini mungkin tidak bersinggungan langsung dengan Sahabat sebagai orang tua, tapi jelas hal ini merugikan anak ketika dewasa.
6. Terjebak dalam Pergaulan yang Salah
Di awal dijelaskan bahwa, anak yang terlalu dibebaskan bisa saja terbawa arus mengikuti apa kata teman atau orang di sekitarnya.
Jika hal ini terjadi, ada kemungkinan ia bisa terjebak dalam pergaulan yang salah. Jika demikian, Sahabat juga akan pusing nantinya.
7. Menjadi Materialistis
Dampak terlalu membebaskan anak tanpa bimbingan yang terakhir, yaitu anak menjadi materialistis.
Hal ini terjadi, ketika Sahabat memberikan anak kebebasan untuk mendapatkan barang atau mainan yang ia suka tanpa memberikan bimbingan atau edukasi.
Kemudahan mendapatkan barang-barang tersebut membuatnya memandang bahwa, hal-hal materialis bisa didapatkan dengan mudah, padahal tidak demikian.
Lebih parahnya, sikap ini bisa membuat si kecil menjadi pribadi yang menilai orang lain hanya dari hal-hal yang sifatnya materialistis saja.
Itulah sederet dampak membebaskan anak tanpa bimbingan dan arahan. Sahabat tentu tidak ingin anak-anak tumbuh menjadi pribadi seperti ini, kan?
Itulah kenapa, orang tua harus selalu memberi pengawasan kepada si kecil. Pekerjaan ini memang tidak mudah, tapi tentu bisa diusahakan.
Berbicara soal membimbing dan memberi pengawasan pada anak, pernahkah Sahabat membayangkan ibu tunggal dhuafa yang harus mencari uang dan mendidik anaknya?
Hanya untuk mencari sesuap nasi saja ia susah, apalagi harus mendidik dan menyekolahkan anaknya nanti?
Nah, mengingat pentingnya tumbuh kembang anak untuk masa depan bangsa, Yatim Mandiri mengajak Sahabat untuk membantu anak-anak yatim dan dhuafa menjadi anak yang berprestasi.
Caranya, dukung pendidikan dan kehidupan mereka dengan menjadi Orang Tua Asuh (OTA).
Perlu digarisbawahi, anak yatim bindaan Yatim Mandiri adalah anak yatim penghafal Al-Qur’an, jadi InsyaAllah pahala kebaikan Sahabat akan selalu mengalir nantinya.
Jangan ragu jadi OTA di Yatim Mandiri, sebab Yatim Mandiri adalah lembaga amanah yang sudah mendapatkan izin dari pemerintah.
Yuk, berkontribusi untuk mencetak masa depan anak negeri di Yatim Mandiri!