Niat puasa Arafah bisa dilakukan dalam hati atau tanpa dilafadzkan pada malam hari sebelum matahari terbit. Penjelasan lengkap ada disini!
Berdasarkan penanggalan Hijriah, Dzulhijjah biasa dikenal dengan bulan haji sebagai momentum penting setelah bulan Ramadhan usai.
Sebelum pelaksanaan Idul Adha biasanya masyarakat terbiasa menjalankan puasa sunnah Arafah. Bagaimana bunyi niat puasa Arafah yang benar?
Puasa Arafah merupakan amalan pengganti bagi masyarakat yang tidak sedang menunaikan haji ke tanah suci Mekkah.
Walaupun tergolong puasa sunnah, namun puasa Arafah memiliki banyak keutamaan bagi siapapun yang menjalankannya secara ikhlas karena Allah SWT.
Niat Puasa Arafah
Selain menjalankan puasa Ramadhan, umat Islam juga dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah Arafah sebelum hari raya Idul Adha.
Berpuasa merupakan suatu amalan ibadah yang memiliki keutamaan sangat luar biasa, karena ibadah puasa tergolong amalan shalih yang disukai Allah SWT.
Ibadah puasa tidak hanya sekedar untuk menguruskan badan, tetapi juga bisa dijadikan sarana untuk mengendalikan emosi.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka umat Islam diharapkan bisa menjalankan puasa sunnah untuk meningkatkan kecintaannya kepada Allah SWT.
Sama seperti ibadah lainnya, saat akan menjalankan puasa Arafah maka perlu didahului dengan niat. Niat puasa Arafah sebaiknya dilakukan saat malam hari, tepatnya sebelum terbit fajar.
Namun, karena puasa Arafah hukumnya sunnah, maka niatnya boleh dilakukan pagi hari jika seseorang telah lupa.
Niat berpuasa Arafah boleh dilakukan pagi hari dengan syarat belum melakukan hal yang membatalkan puasa seperti makan dan minum.
Dalam hadist Nabi Muhammad SAW tidak dijumpai lafadz niat melakukan puasa Arafah secara spesifik, karena beliau dan sahabatnya terbiasa niat dalam hati.
Menurut Syaikh Wahbah Az-Zuhaili, para ulama telah sepakat bahwa tempat untuk niat bisa dilakukan dalam hati tanpa dilafadzkan.
Namun, ada juga ulama yang kurang menyetujui pendapat tersebut, karena tidak melafadzkan niat sebenarnya tidak bersumber dari ajaran Rasulullah SAW.
Oleh sebab itu, bagi umat Islam yang ingin menjalankan puasa Arafah bisa membaca lafadz niat yang ada di bawah ini. Berikut ini bacaan niat untuk menjalankan puasa sunnah Arafah:
“Nawaitu shouma arofatun sunnatan lillaahi ta’aala”
Artinya: Saya niat puasa Arafah, sunnah karena Allah Ta’ala
Arti Puasa Arafah
Setelah mengetahui lafadz niat puasa Arafah, apa sebenarnya arti dari berpuasa Arafah? Jadi puasa Arafah merupakan puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Waktu pelaksanaan puasa Arafah bertepatan dengan hari wukufnya para jamaah haji di Arafah.
Puasa Arafah hukumnya sunnah muakkadah artinya memang sangat dianjurkan untuk dijalankan oleh seluruh umat Islam yang tidak sedang beribadah haji.
Bagi umat muslim yang sedang menunaikan haji, maka tidak ada keutamaan untuk menjalankan puasa Arafah tersebut.
Berdasarkan sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW melarang jamaah haji yang sedang berada di Arafah menjalankan puasa Arafah.
Tujuannya agar jamaah haji bisa memiliki energi yang cukup dan mampu melaksanakan ibadah beserta sunnah-sunnahnya dengan khusyuk.
Rasulullah SAW juga bersabda, tidak ada suatu amal shalih yang sangat dicintai oleh Allah SWT melebihi amalan yang dilaksanakan pada hari-hari tersebut.
Hari-hari yang dimaksud oleh Nabi Muhammad SAW yaitu 10 hari pertama dalam kalender bulan Dzulhijjah.
Tata Cara Menjalankan
Bagaimana tata cara menjalankan puasa Arafah yang benar? Sama dengan pelaksanaan puasa pada umumnya, ibadah puasa akan dianggap sah apabila telah memenuhi syariat Islam. Berikut ini tata cara dalam melaksanakan puasa sunnah Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.
1. Melantunkan Niat
Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, niat puasa Arafah bisa dilakukan dalam hati ataupun dilafadzkan. Niat menjalankan puasa bisa dilakukan saat malam hari sebelum terbit fajar, namun saat terlupa juga bisa dilakukan pagi hari selama belum melakukan hal yang membatalkan puasa.
2. Melaksanakan Sahur
Melaksanakan sahur saat akan puasa wajib ataupun sunnah merupakan hal yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Dengan melaksanakan sahur, maka setiap umat Islam yang menjalankannya akan mendapatkan pahala kebaikan dan juga keberkahan.
Bagi seseorang yang tidak melaksanakan sahur karena faktor tertentu, tetap bisa menjalankan puasa dan dianggap sah. Mengapa demikian? Karena melaksanakan sahur bukan termasuk dalam syarat sah ataupun rukun puasa.
3. Menjauhi Hal yang Membatalkan Puasa
Ada banyak hal yang bisa membatalkan puasa atau bahkan mengurangi pahala puasa. Setiap orang yang menjalankan puasa diharapkan untuk berhati-hati dalam melakukan sesuatu dan berbicara kepada orang lain. Apa saja hal yang dapat membatalkan puasa?
Tindakan yang bisa membatalkan puasa diantaranya makan dan minum dengan sengaja, melakukan hubungan suami istri, dan muntah dengan sengaja. Sedangkan hal yang membuat amalan puasa hilang seperti berbohong, marah-marah, ghibah, dan masih banyak lagi.
4. Menyegerakan untuk Berbuka Puasa
Baik puasa sunnah ataupun puasa wajib, berbuka puasa dilakukan ketika matahari terbenam tepatnya saat memasuki waktu sholat maghrib. Menyegerakan untuk berbuka puasa merupakan salah satu sunnah berpuasa yang selalu dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Ketika memasuki waktu berbuka puasa, maka kaum muslimin bisa segera membaca doa berbuka puasa. Selanjutnya dapat dilakukan dengan hanya meminum seteguk air dan 3 biji kurma, baru meluangkan waktu untuk menjalankan shalat maghrib terlebih dahulu.
Waktu Pelaksanaan Puasa Arafah
Lalu bagaimana jika sistem penanggalan pemerintah negara lain berbeda dengan negara Arab Saudi? Dalam kondisi seperti ini, ada perbedaan pendapat dari 2 ulama. Pendapat yang pertama dari Komite Fatwa Arab Saudi bahwa waktu puasa Arafah disesuaikan dengan waktu wukuf di Arafah.
“Arafah adalah suatu hari saat umat Islam yang beribadah haji sedang melaksanakan wukuf di Arafah. Oleh sebab itu, puasa pada hari Arafah sangat dianjurkan bagi kaum muslimin yang tidak sedang melaksanakan haji. Siapapun yang ingin berpuasa Arafah, maka waktunya harus sesuai pada hari itu.”
Menurut pendapat kedua dari Syaikh Utsaimin, berpuasa Arafah bisa dijalankan sesuai dengan tanggal 9 Dzulhijjah masing-masing negara. “Saat berada di Mekkah hilal memang akan terlihat lebih awal dibandingkan negara lain, oleh sebab itu tanggal 9 Mekkah posisinya tepat tanggal 8 negara tersebut”.
Pernyataan kedua dianggap paling kuat karena umat Islam bisa menyesuaikan dengan kemunculan hilal negara masing-masing. Walaupun berbeda waktu pelaksanaannya, niat puasa Arafah tetap bisa dilaksanakan sesuai dengan tata cara saat melakukan ibadah puasa.
Pelaksanaan puasa Arafah di Indonesia tahun 2022 sebenarnya tidak dapat ditentukan sekarang. Jadwal untuk menjalankan puasa sunnah baru bisa diketahui setelah berlangsungnya sidang isbat. Sedangkan menurut Maklumat Muhammadiyah, puasa Arafah bisa dilaksanakan pada tanggal 8 Juli 2022.
Ganjaran Puasa Arafah
Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan yang dianggap istimewa oleh kaum muslimin. Saat memasuki bulan Dzulhijjah, maka akan banyak sekali keutamaan serta amalan baik yang dianjurkan untuk dijalankan seluruh umat Islam.
Nah, salah satu amalan shalih bulan Dzulhijjah yakni puasa Arafah. Setelah mengetahui ganjaran puasa sunnah ini, pastinya tidak ingin melewatkan ibadah sunnah ini.
-
Puasa Arafah Mampu Menggugurkan Dosa
Keutamaan pertama bagi setiap kaum muslimin yang menjalankan puasa Arafah yaitu dapat menghapuskan dosa selama 2 tahun. Rasulullah SAW bersabda, menjalankan puasa Arafah bisa menghapuskan dosa setahun yang lalu dan dosa setahun berikutnya.
Sesuai dengan hadits Abu Qatadah, “Puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah mampu menghapuskan dosa setahun lalu dan setahun yang akan datang nantinya. Selain puasa Arafah, umat Islam juga dianjurkan untuk berpuasa tanggal 10 Muharram untuk menghapuskan dosa setahun lalu”.
-
Puasa Sunnah Pada Hari Arafah
Setiap orang yang melantunkan niat puasa Arafah secara tulus, maka akan mendapatkan keutamaan yang luar biasa dari Allah SWT. Apalagi puasa sunnah bulan Dzulhijjah ini dilaksanakan pada hari Arafah yang dianggap memiliki kemuliaan.
Pada hari Arafah itulah Allah SWT akan membebaskan manusia dari siksaan api neraka. Oleh sebab itu, banyak yang mengatakan bahwa hari Arafah merupakan hari pengampunan. Pendapat tersebut diperkuat dengan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
“Tidak ada hari dimana Allah akan memberikan ampunan pada seluruh hambanya dari siksa neraka, melainkan saat hari Arafah”. Maka dari itu, puasa Arafah dianjurkan untuk dijalankan oleh seluruh umat muslim sambil mengerjakan amalan shalih lainnya yang disenangi oleh Allah SWT.
-
Ibadah yang Disenangi oleh Allah SWT
Puasa Arafah yang dijalankan pada tanggal 9 Dzulhijjah merupakan amalan terbaik yang ada pada 10 hari pertama Dzulhijjah. Ketika 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, Allah SWT akan melimpahkan rahmat dan karunianya bagi umat Islam yang menjalankan amal-amal shalih dengan ikhlas.
Pernyataan tersebut didukung oleh hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA bahwasannya, “Tiada hari dimana amal shalih bisa sangat dicintai Allah SWT, melainkan pada hari-hari ini tepatnya 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.”
-
Puasa yang Disunnahkan oleh Rasulullah SAW
Puasa Arafah merupakan suatu amalan yang selalu dilaksanakan oleh Rasulullah SAW. Bahkan semasa hidupnya, beliau tidak pernah dengan sengaja meninggalkan puasa Arafah. Maka dari itu, umat Islam yang menjalankan puasa Arafah akan mendapatkan ganjaran kebaikan dan ampunan.
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh An Nasa’I dan Ahmad, “Setidaknya ada 4 perkara yang tidak akan pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW yaitu puasa Arafah, puasa 3 hari tiap bulan, puasa Asyura, dan shalat dua rakaat menjelang shubuh”.
-
Lebih Mudah Mendapatkan Pahala Saat Melaksanakan Amalan Lainnya
Setelah selesai membaca niat puasa Arafah, maka segala amalan yang dilakukan seseorang akan mendapatkan catatan kebaikan dari Allah SWT. Umat muslim yang berpuasa bisa meluangkan waktu untuk mengerjakan amalan lain untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Amalan shalih yang dianjurkan untuk dijalankan saat berpuasa Arafah diantaranya berdzikir, melaksanakan shalat tahajud, shalat dhuha, dan shalat witir sebanyak 3 rakaat. Kaum muslimin juga diajak untuk menjalankan shalat taubat untuk mendapatkan ampunan Allah SWT.
Selain menjalankan beberapa amalan ibadah shalat, kaum muslimin juga diajak untuk bersedekah. Hakikatnya pada hari raya Idul Adha akan digelar kegiatan menyembelih hewan kurban. Bagi kaum muslimin yang merasa mampu, maka bisa menyisihkan rezekinya untuk menunaikan kurban.
Umumnya niat untuk puasa Arafah bisa dilakukan saat malam hari sebelum matahari terbit. Namun bagi seseorang yang lupa membacanya, niat bisa dilakukan saat pagi hari. Jika bermanfaat, simpan artikel ini sebagai pengingat niat puasa arafah nanti. Terapkan niat arafah ini ketika akan melaksanakannya.