Surabaya, YM News – Menjadi seorang istri dan ibu bukanlah sebuah penghalang bagi seorang wanita untuk berkarir. Hal inilah yang menjadi latar belakang Zindy Lucyana pemilik usaha kaos polos KZ Store di daerah Wiguna Tengah Regency, Surabaya dalam memulai perjalanan karirnya. Ia merupakan seorang ibu yang berhasil membangun bisnis di tengah kesibukannya dalam mengurus rumah tangga.
Semuanya bermula ketika, perempuan yang kerap disapa Zindy ini memulai kehidupan pernikahan. Kala itu, suaminya menyarankan agar ia tetap berada di rumah untuk mengurus keperluan rumah tangga. Sebagai seorang istri, tentu saja ia menghormati keputusan yang dibuat oleh suaminya. Namun, disisi lain ia merasa tetap ingin berkarya meskipun hanya di rumah. “Dari situlah saya memilih bisnis yang dapat dikerjakan dari rumah,” ujarnya.
Zindy mengatakan bahwa awalnya ia tidak langsung terjun ke bisnis clothing. Ia memulai dengan bisnis merchandise yang mana banyak dari konsumennya merupakan mahasiswa. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak dari konsumen-konsumen tersebut yang menyarankan untuk menjual kaos juga. “Masukan tersebut akhirnya membuat saya berpikir kembali mengenai keberlanjutan bisnis ini,” tuturnya.
Perempuan asal Surabaya ini menambahkan, ia berpikir ulang untuk ingin mempunyai usaha yang menjual produk kebutuhan primer atau selalu dibutuhkan masyarakat. Dari sinilah kemudian ia memutuskan untuk berbisnis di dunia clothing, khususnya di kaos. “Karena saya yakin bahwa kaos tidak akan termakan oleh zaman dan akan terus bisa bersaing,” ungkapnya.
Zindy menyatakan bahwa ia ingin bisnis yang dijalankannya ini dapat dihandle secara pribadi dari hulu hingga hilir. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk melakukan produksi hingga pendistribusian secara mandiri. Hal tersebut dilakukan karena ia ingin menjaga kualitas dari produk yang dijualnya.
Dalam perjalannya tentu tidaklah mudah. Ia harus mencari sendiri toko bahan kain yang cocok dan sesuai. Ia tidak ingin kualitas dari produknya dinilai kurang oleh masyarakat. “Lantaran, target pasar saya adalah kalangan menengah hingga ke atas, sehingga saya harus memastikan bahwa produk yang saya jual ini tidak mengecewakan,” ujar perempuan yang telah dikaruniai tiga orang anak.
Bisnis yang telah ia bangun sejak tahun 2012 ini tentunya banyak mengalami pasang surut. Banyak sekali suka duka yang telah Zindy lalui. Ketika ditanya mengenai suka, maka dengan yakin ia menjawab bahwa semakin banyak pelanggan yang datang maka semakin banyak pula saudara yang ia miliki. “Karena para pelanggan sudah saya anggap sebagai saudara sendiri,” ujarnya perempuan lulusan teknik industri ini.
Zindy mengungkapkan, tidak sedikit pula duka yang ia hadapi salah satunya yaitu ketika pandemi melanda. Bisnis yang ia jalankan tentu saja mengalami dampak yang sangat besar. Namun dia sangat bersyukur dapat melewati salah satu tantangan terbesar selama ia membangun bisnisnya. “Bahkan tak jarang dari teman satu perjuangan saya yang gulung tikar karena pandemi ini,” tuturnya.
Kesuksesan yang ia raih saat ini, salah satunya adalah berkat kerja keras dari para pegawai yang telah membantunya dalam menjalankan bisnis. Kini ia telah memiliki sekitar 11 tenaga kerja. Zindy lebih memprioritaskan para tenaga perempuan. Hal tersebut dikarenakan ia ingin usahanya bisa memberdayakan para perempuan terutama ibu rumah tangga yang ingin menambah penghasilan.
“Karena mayoritas skill yang dimiliki ibu-ibu ini tidak memiliki wadah untuk menampung, padahal skill yang dimiliki tersebut berpotensi untuk menambah penghasilan mereka,” jelasnya.
Zindy berharap, bisnis yang ia jalani dapat memberi kebermanfaatan untuk banyak orang. Salah satunya dengan dapat membuka lapangan kerja baru terutama ibu-ibu. “Mengingat bahwa persaingan kerja saat ini sangat sengit dan sulit,” imbuhnya.
Selain itu, salah satu kunci kesuksesannya yang lain adalah dengan rajin bersedekah. Salah satunya ia mempercayakan Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Yatim Mandiri untuk menjadi wadah baginya dalam menjadi pejuang kebaikan. Menurutnya, Yatim Mandiri merupakan salah satu LAZNAS yang amanah. “Apabila kita meniatkan diri kita untuk berdonasi maka tentu akan banyak manfaat yang pasti akan kita peroleh,” tutur perempuan 43 tahun tersebut.
Banyak momen berkesan yang ia dapat ketika mengenal Yatim Mandiri. Salah satunya adalah ketika ia diajak untuk berkolaborasi menjadi tamu podcast. Ia sangat senang dapat menjadi bagian dan salah satu narasumber dari podcast tersebut. Dengan begitu, ia dapat membagikan informasi dan pengalamannya. “Semoga yang saya sampaikan kala itu dapat bermanfaat bagi para pendengarnya,” jelasnya.
Zindy berharap, Yatim Mandiri dapat tumbuh dan berkembang menjadi LAZNAS yang semakin besar. Ia juga berharap agar Yatim Mandiri semakin banyak menghimpun dana dan melakukan penyaluran kepada penerima manfaat. “Semoga Yatim Mandiri dapat terus bermanfaat bagi masyarakat khusus untuk yatim dan dhuafa,” pungkasnya penuh harap.