Muhammad Haspulloh, Desainer Internasional & Owner Atan Branding

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia memang berpengaruh pada banyak sektor. Salah satunya adalah UMKM.

“Saat pandemi melanda, banyak UMKM yang mati. Sehingga cukup berpengaruh pada usaha saya,” ujar Muhammad Haspulloh, owner Atan Branding.

Pria yang akrab disapa Asful ini bercerita saat itu hanya klien-klien lama saja yang bisa menghidupkan Atan Branding.

Saat usaha yang ia bangun ini mulai sepi, Asful mulai mencoba mengikuti berbagai kompetisi logo tingkat internasional. 

Tentu karena dirinya harus mendapat pemasukan lain saat Atan Branding sedang sepi. “Kompetisi logo ini ada terus setiap hari. Jadi saya lebih fokus untuk mengikuti itu,” terang pria kelahiran April 1993 ini.

Selain itu, kompetisi logo ini dinilai lebih efisien. Karena tidak mengharuskan bertemu klien dan bisa dilakukan dimana dan kapan saja. “Apalagi saat ini saya sedang menetap di Pasuruan,” tambahnya.

Berbagai website kompetisi logo ia coba. Dalam sehari, Asful selalu mengikuti kompetisi. Tak heran jika dalam kurun waktu 1,5 tahun dirinya sudah mendapat juara 1 sebanyak 50 kali dan runner-up sebanyak 75 kali. 

Dalam sebulan minimal Asful bisa mendapat empat kali juara.  “Dari kompetisi inilah akhirnya saya mulai banyak mendapat klien dari luar negeri seperti Arab Saudi, Italia, Inggris, hingga Amerika Serikat,” ujarnya. 

Klien yang ia terima pun mulai dari personal sampai perusahaan. Bentuk jasa yang ditawarkan Asful pun beragam. Mulai dari desain logo, kartu nama, Powerpoint untuk presentasi, hingga company profile. 

Baginya, hal ini merupakan tantangan. “Tipikal klien luar negeri dan dalam negeri ini beda. Semakin besar perusahaan makin mudah untuk menerima desain kita. Tapi kalau personal malah sulit,” ceritanya lantas tertawa.

Asful adalah alumni MEC angkatan X. Sebelum masuk MEC, dirinya sama sekali tidak mengenal dunia desain. 

Namun, dirinya nekat mengambil jurusan desain grafis. “Saya diberi semangat oleh salah seorang dosen. Alhamdulillah ternyata desain menjadi jalan hidup saya,” jelas pria asli Pasuruan ini. 

“Di MEC dulu juga saya diajarkan tentang kemandirian. Itu yang membuat saya mandiri dan tangguh sampai sekarang,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like

Yatim Mandiri adalah Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) milik masyarakat Indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan yatim dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf) serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga.