Sejarah Pemindahan Arah Kiblat dalam Islam & Hikmahnya

Pemindahan arah kiblat terjadi pada tahun ke-2 Hijriah. Mengapa perubahan ini dilakukan? Simak sejarah dan hikmah perubahan kiblat di sini!

Umat Islam mengenal banyak peristiwa penting dalam sejarah perkembangan agama yang mereka anut. Salah satunya adalah peristiwa pemindahan arah kiblat.

Jadi, kiblat umat Islam modern saat ini bukanlah kiblat pertama mereka. Berabad-abad sebelumnya, Rasulullah dan para sahabat pernah shalat menghadap ke arah kiblat lain.

Lalu, mengapa Rasulullah memindahkan kiblat? Dan apa pula dalil yang memerintahkan perubahan kiblat ini?

Perintah untuk Mengubah Arah Kiblat

Kiblat pertama umat Islam ternyata bukanlah Ka’bah atau Masjidil Haram. Seperti yang umum diketahui, di zaman Rasulullah, Ka’bah merupakan pusat peribadatan para menyembah berhala di Makkah.

Saat Baginda Nabi mendapat perintah shalat, beliau dan para sahabat beribadah dengan menghadap ke Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa. Selanjutnya, Baitul Maqdis menjadi kiblat selama beberapa waktu.

Namun, Allah SWT kemudian memerintahkan Rasulullah untuk merubah arah kiblat. Menurut artikel yang diterbitkan pada website Kemenag, perintah pemindahan arah kiblat tercantum pada QS Al Baqarah:144.

Ayat tersebut memiliki makna sebagai berikut.

“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Allah dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”  

Perintah ini turun ketika Baginda Nabi dan para sahabat sedang menunaikan rakaat ke-2 shalat dzuhur. Wahyu tersebut disampaikan oleh malaikat Jibril.

Setelah memperoleh perintah perubahan kiblat, seketika Baginda Nabi dan para jamaah shalat menghadap ke Ka’bah. Namun, berdasarkan riwayat lain kiblat baru di Masjid Nabawi baru diterapkan saat ashar.

Sejarah Pemindahan Arah Kiblat

QS Al Baqarah:144 tidak turun begitu saja tanpa sebab. Terdapat suatu rangkaian peristiwa yang menjadi alasan mengapa arah kiblat bisa berubah.

Sejak kapan kiblat dipindahkan? Beberapa sumber mengatakan bahwa perubahan kiblat terjadi pada bulan Rajab tahun ke-2 Hijriah. Namun, riwayat lain mengatakan peristiwa ini terjadi di bulan Sya’ban.

Peristiwa ini bermula saat Baginda Nabi melakukan hijrah ke Madinah. Saat tinggal di kota tersebut, beliau shalat dengan menghadap ke Baitul Maqdis. Hal ini terjadi selama sekitar 16 atau 17 bulan.

Sejak awal mendapat perintah shalat, Baginda Nabi sebenarnya juga sudah menjadikan Baitul Maqdis sebagai kiblat. Namun, ketika tinggal di Makkah, beliau tidak pernah membelakangi Ka’bah ketika shalat.

Jadi, beliau shalat menghadap Ka’bah dan Masjidil Aqsa sekaligus. Sementara itu, posisi kota Madinah menyulitkan beliau untuk bisa shalat menghadap kiblat pertama umat Islam tanpa membelakangi Ka’bah. 

Selain itu, Baitul Maqdis juga merupakan arah kiblat ahlul kitab atau kaum Yahudi dan Nasrani yang tinggal di Madinah. Dua faktor ini membuat Rasulullah merasa resah.

Keresahan ini diperparah oleh konflik antara umat Islam dengan Yahudi maupun Nasrani. Mereka menganggap Islam sama seperti agama mereka karena arah kiblatnya sama.

Mereka juga menyebarkan kabar miring tentang Islam dan membuat orang-orang ragu untuk memeluk Islam. Selain itu, kaum Nasrani dan Yahudi juga mengajak Rasulullah untuk bergabung dengan mereka. 

Baginda Nabi kemudian mengutarakan keresahan ini kepada malaikat Jibril. Namun, Jibril tidak bisa membantu dan hanya menyarankan beliau untuk memohon pertolongan Allah.

Rasulullah pun kemudian memohon dan menunggu wahyu yang memerintahkan pemindahan arah kiblat. Ketika menunggu, beliau sering menengadahkan wajah ke langit. 

Sehingga, ayat yang memerintahkan perpindahan arah kiblat pun dimulai dengan frasa “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit …’

Dengan diturunkannya QS Al Baqarah:144, arah kiblat umat Islam pun diubah ke Ka’bah atay Masjidil Haram. Namun, perubahan ini tidak menyurutkan konflik antara umat Islam dengan kaum lainnya.

Kaum Nasrani dan Yahudi kembali menyebarkan isu buruk tentang Islam untuk mempengaruhi kaum muslim di Madinah. Mereka menyebar opini bahwa beribadah menghadap Ka’bah tidaklah berkah.

Untuk menguatkan keimanan dan ketakwaan umat Islam di Tengah isu negatif ini, Allah menurunkan wahyu QS Al Baqarah:177. Inti dari ayat ini adalah menghadap ke timur maupun barat sama-sama baik.

Namun, yang lebih utama adalah mengimani Allah, hari akhir, malaikat, kitab Allah, dan para nabi serta melaksanakan shalat, berzakat, bersedekah, dan bersabar dalam kesempitan maupun penderitaan.

Selain mendapat tekanan dari kaum Nasrani dan Yahudi, sebagian umat Islam juga menentang dan meragukan pemindahan kiblat. Peristiwa ini menjadi latar belakang turunnya QS Al Baqarah 143.

Salah satu makna yang terkandung dalam ayat ini adalah bahwa perubahan arah kiblat merupakan ujian untuk mengetahui siapa umat Islam yang taat kepada Rasulullah dan siapa yang tidak.

Hikmah Pemindahan Arah Kiblat

Apa hikmah yang terdapat dibalik pemindahan arah kiblat? Terdapat beberapa hikmah yang bisa dipetik dari peristiwa berubahnya arah kiblat umat Islam.

Hikmah yang pertama adalah memantapkan keimanan umat Islam. Perubahan arah kiblat merupakan ujian untuk keimanan dan ketakwaan mereka di tengah hinaan yang dilontarkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani.

Perubahan kiblat ini ternyata tidak membuat umat Islam pada masa itu meragukan Rasulullah. Mereka tetap taat kepada Baginda Nabi dan keimanan mereka semakin kokoh.

Hikmah ke-2 adalah menyempurnakan syariat Islam. Berkat dirubahnya arah kiblat, agama Islam tidak lagi dihujat oleh kaum ahlul kitab sebagai agama yang sama meniru atau sama seperti agama mereka. 

Sementara itu, hikmah ke-3 adalah penyempurnaan nikmat Allah kepada umat Islam, terutama bangsa Arab. Dengan dijadikannya Ka’bah sebagai kiblat, umat Islam memiliki kiblat sendiri.

Pemindahan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram atau Ka’bah adalah peristiwa yang sangat istimewa dalam sejarah agama Islam. Perpindahan ini mampu mengatasi keresahan Rasulullah.

Selain itu, perubahan tersebut juga semakin mengokohkan keimanan dan ketakwaan umat Islam. Temukan sejarah menarik lainnya tentang agama Islam di Blog Yatim Mandiri.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Scroll to Top