Kisah para cucu Nabi Muhammad SAW mengajarkan banyak hal baik. Berikut kisah singkat mengenai para cucu kesayangan Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW disebutkan memiliki 11 orang istri dengan 7 orang anak. Ketujuh orang anak tersebut terdiri atas 4 orang anak perempuan dan 3 orang anak laki-laki. Adapun cucu Nabi Muhammad SAW diketahui ada 7 orang.
Ketujuh cucu tersebut, 3 orang diantaranya adalah cucu perempuan dan 4 orang lainnya adalah cucu laki-laki. Adapun penjelasan singkat mengenai cucu beliau ini sebagai berikut.
Kisah Singkat 7 Orang Cucu Nabi Muhammad SAW
1. Umamah Binti Abu al-Ash
Pertama, bernama Umamah binti Abu al-Ash yang merupakan putri Zainab binti Muhammad dengan Abu al-Ash. Adapun Zainab sendiri merupakan putri tertua Nabi Muhammad SAW dari istri pertama, Khadijah binti Khuwailid.
Berdasarkan sebuah riwayat, Umamah merupakan cucu yang suka digendong oleh Nabi Muhammad SAW dan Nabi juga tidak segan untuk membawanya dalam berbagai kesempatan. Umamah sendiri merupakan perempuan yang lembut, cerdas serta keibuan.
Setelah dewasa, Umamah binti Abu al-Ash lalu dinikahi oleh Ali bin Abu Thalib setelah istri beliau yang bernama Fatimah binti Muhammad wafat.
Pernikahan ini terjadi pada masa khalifah Umar bin Khattab dan ada riwayat yang menyebutkan bahwa keputusan ini adalah wasiat dari Fatimah.
Dalam riwayat tersebut, dikatakan bahwa sebelum wafat, Fatimah Az Zahra berwasiat supaya suaminya, Ali bin Abi Thalib untuk menikahi Umamah sepeninggal diri beliau.
Dari pernikahan ini, Umamah binti Abu al-Ash dan Ali bin Abi Thalib memiliki seorang putra yang dinamakan dengan Muhammad al-Wusto.
Setelah Ali bin Abi Thalib juga wafat, Umamah kemudian menikah dengan Al-Mughirah bin Naufal Al-Harits yang masih merupakan sahabat Nabi Muhammad dan Ali bin Abi Thalib sendiri. Pernikahan ini juga terjadi atas wasiat yang sudah disampaikan Ali bin Abi Thalib sebelum beliau wafat.
2. Hasan bin Ali
- Mendamaikan Dua Kelompok Islam yang Bertikai
Hasan bin Ali merupakan cucu Nabi Muhammad SAW, putra dari Fatimah binti Muhammad dengan Ali bin Abi Thalib. Pada awalnya, ayah beliau ingin memberi nama Harb yang artinya perang. Namun, Nabi Muhammad SAW memberi nama Hasan.
Disebutkan bahwa Hasan bin Ali mempunyai banyak keutamaan. Bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri menyebut beliau sebagai sayyid yang artinya tuan atau pemimpin yang akan mendamaikan dua kelompok masyarakat Islam yang tengah bertikai.
Hal tersebut terjadi usai Ali bin Abi Thalib wafat, dan pada saat itu pertikaian dengan Muawiyah berkecamuk dan Hasan menjadi khalifah menggantikan Ali bin Abi Thalib.
Hal ini membuat pengikut Muawiyah merasa tidak puas dan Hasan dengan sukarela kemudian mundur dari jabatan khalifah.
Posisi khalifah kemudian diganti oleh Muawiyah itu sendiri. Tidak hanya itu, Hasan juga berhasil memberikan pengertian kepada para pengikut setia Ali bin Abi Thalib yang membuat dua kelompok ini bisa didamaikan.
- Dicemooh Oleh Pendukungnya Sendiri
Pada saat Hasan menjabat sebagai khalifah, Muawiyah sebenarnya mendatangi beliau dan meminta beliau untuk menyerahkan jabatan khalifah kepadanya. Sebab, menurut Muawiyah, hanya dia yang berhak memimpin umat Islam.
Hasan dengan lapang dada menyerahkan jabatan khalifah terseburt namun dengan sejumlah syarat. Syarat tersebut diantaranya adanya kepemimpinan akan kembali pada Hasan setelah Muawiyah tiada.
Selain itu, Muawiyah tidak boleh menuntut apapn pada penduduk Irak, Hijaz dan Madinah atas apa saja yang sudah terjadi saat Ali bin Abi Thalib masih memimpin, dan selanjutnya beliau juga meminta supaya Muawiyah membayar utang-utangnya.
Secara resmi, cucu Nabi Muhammad SAW ini mengundurkan diri dan keputusan ini sangat ditentang oleh penduduk Kuffah.
Mereka sangat menyayangkan keputusan beliau dan bahkan menuduh beliau sebagai pengkhianat sekaligus dicap sebagai orang yang telah menghinakan kaum muslimin.
- Diracun Oleh Istrinya Sendiri
Hasan wafat akibat diracun oleh Ja’dah binti Asy’ats bin Qais yang merupakan istrinya sendiri. Ja’dah berperilaku demikian karena sudah termakan rayuan Yazid bin Muawiyah yang mengatakan bahwa ia akan menjadikan Ja’dah istri apabila Hasan wafat.
Ja’dah meletakkan racun mematikan dalam makanan yang akan dikonsumsi oleh Hasan. Melihat saudaranya yang sakit, Husein mendesak Hasan supaya memberitahu perihal orang yang telah tega melakukan hal keji itu kepada beliau.
Akan tetapi, Hasan enggan untuk memberitahu saudaranya dan beliau berpesan bahwa setelah beliau wafat, jenazahnya ingin dikuburkan dengan dengan Nabi Muhammad SAW. Sayangnya, Gubernur Madinah yang berkuasa pada saat itu melarangnya dan hampir saja terjadi kontak senjata.
Pertikaian ini kemudian dilerai oleh Abu Hurairah dan Hasan pada akhirnya dikuburkan di Baqi. Beliau dikubur berdekatan dengan kuburan sang ibunda, yakni Fatimah binti Muhammad SAW.
3. Husain bin Ali
Husain merupakan saudara Hasan yang artinya juga merupakan putra khalifah keempat, yakni Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah Az-Zahra. Beliau sangat dimuliakan oleh umat Islam bahkan termasuk oleh Muawiyah, khalifah yang menggantikan Hasan.
Muawiyah tidak hanya memuliakan Husain bin Ali namun juga sangat memperhatikan kehidupan beliau beserta saudaranya. Disebutkan juga bahwa Muawiyah sering memberikan hadiah kepada beliau dan juga saudaranya.
Namun, pada saat khalifah Muawiyah digantikan oleh Yazid bin Muawiyah, anaknya, Husain dan juga Ibnu Zubair termasuk dalam golongan yang tidak mau berbai’at.
Penolakan ini bahkan sudah terjadi saat Yazid ditetapkan sebagai calon pengganti Muawiyah dan Muawiyah sendiri masih belum wafat.
Penolakan ini membuat Husain dan Ibnu Zubair keluar dari Madinah dan menuju Mekkah. Keduanya kemudian menetap di kota tersebut.
Lebih lanjut lahi, penduduk Irak mengirimi beliau banyak surat yang isinya adalah membujuk beliau agar menjadi pemimpin mereka.
Bahkan dari sebagian surat tersebut, ada yang menyatakan kegembiraannya karena Muawiyah sudah wafat. Nabi Muhammad SAW sendiri sudah pernah menceritakan perihal Husain yang akan wafat dalam kondisi terbunuh.
Hal ini juga benar-benar terjadi dengan Husain yang dibunuh secara zhalim dalam perjalanannya menuju Irak. Namun mengenai usia berapa beliau terbunuh, para ulama berselisih pendapat.
Ada yang menyebutkan beliau terbunuh pada usia 58 tahun, 60 tahun, 56 tahun dan 55 tahun.
4. Zainab Binti Ali
Zainab binti Ali juga merupakan cucu Nabi Muhammad SAW dari pasangan Fatimah Az-Zahra dengan Ali bin Abi Thalib.
Beliau merupakan anak ketiga setelah Hasan dan juga Husain. Zainab binti Ali dikenal sebagai wanita yang berkarakter mulia, punya banyak ide serta menguasai ilmu bahasa.
Setelah dewasa, beliau menikah dengan sepupunya yang bernama Abdullah bin Ja’far. Dari pernikahan ini, lahir beberapa orang putra dan putri yang kemudian diberi nama Muhammad, Ali, Abbas, kemudian Ummi Kultsum dan juga ‘Aunal Akbar.
Pernah suatu ketika Nabi Muhammad SAW mendekap Zainab dan beliau menangis. Melihat hal tersebut, Fatimah bertanya mengapa Nabi Muhammad SAW menangis seperti itu.
Nabi menjawab bahwa setelah beliau tiada kelak, Zainab akan mendapatkan musibah yang bermacam-macam.
Mendengar penuturan sang ayah, Fatimah ikut menangis. Hal ini terjadi dengan Zainab yang menjadi salah satu saksi tragedi Karbala. Tragedi tersebut membuat kedua putranya syahid termasuk saudaranya, Husain.
Zainab kemudian bertindak sebagai penanggung jawab dalam rombongan tawanan. Beliau berupaya keras agar kebutuhan kaum perempuan serta anak-anak terpenuhi.
Bahkan beliau turut melindungi keluarga Husain beberapa bulan kemudian pada saat mereka dipenjara oleh dinasti Umayyah.
Begitu banyaknya ujian yang dihadapi tidak membuat Zainab marah. Beliau sangat tegar menghadapi ujian-ujian tersebut. Bahkan, beliau disebutkan sebagai wanita yang memiliki sisi kesabaran dan juga sisi ketekunan.
Baca Juga : 6 Poin Strategi Dakwah Rasulullah di Madinah Berbagai Bidang
5. Ummu Kultsum Binti Ali
- Dinikahi Umar bin Khattab
Ummu Kultsum juga merupakan cucu Nabi Muhammad SAW dari putri beliau Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib. Ummu Kultsum adalah anak bungsu yang lahir pada tahun ke-6 Hijriah. Beliau memang masih sempat berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW.
Akan tetapi, Nabi Muhammad SAW wafat ketika Ummu Kultsum masih sangat muda. Ummu Kultsum dikenal sebagai perempuan yang mulia, baik dari sifat maupun nasabnya.
Karena kemuliaan beliau ini, Umar bin Khattab lalu menikahi beliau pada saat menjabat sebagai khalifah pengganti Abu Bakar.
Ummu Kultsum dinikahi oleh Umar bin Khattab dengan mahar yang besarnya 40.000 dirham sebagai bentuk penghormatan. Dari pernikahan ini, lahirlah dua orang anak yang kemudian diberi nama Zaid bin Umar dan Ruqayyah binti Umar.
Akan tetapi, kedua putra dan putrinya tersebut meninggal dunia dan tahun 23 Hijriah kemudian, Ummu Kultsum kembali menghadapi kenyataan pahit, yaitu Umar bin Khattab wafat. Beliau wafat setelah ditikam Abu Lukluk ketika mengimami sholat Subuh.
- Dinikahi Aun bin Ja’far, Abdullah bin Ja’far dan Muhammad bin Ja’far
Meninggalnya Umar bin Khattab membuat Ummu Kultsum menjadi janda yang bahkan pada saat itu usia beliau masih belum mencapai 20 tahun. Sepeninggal Umar bin Khattab, beliau dinikahi oleh Aun bin Ja’far bin Abi Thalib, yang masih merupakan sepupu.
Hanya saja, Aun bin Ja’far juga wafat yang membuat Ummu Kultsum kembali menjadi janda. Setelah menjadi janda, beliau juga menikah lagi dengan saudara sepupu yang lain yang bernama Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib.
Akan tetapi, Abdullah juga tutup usia sehingga Ummu Kultsum menjadi janda untuk yang ketiga kalinya. Setelah menjadi janda kembali, Ummu Kultsum menikah dengan Muhammad bin Ja’far bin Abi Thalib yang juga merupakan saudara sepupu yang lain.
Namun, Ummu Kultsum wafat mendahului suami yang keempat ini dan dari pernikahan-pernikahan yang berlangsung dengan tiga orang setelah Umar bin Khattab ini, Ummu Kultsum tidak dikaruniai anak.
6. Abdullah bin Umar
Abdullah bin Umar merupakan cucu Nabi Muhammad SAW yang biasa juga disebut dengan Ibnu Umar. Beliau adalah salah seorang yang banyak meriwayatkan hadits.
Beliau merupakan putra dari Umar bin Khattab dan memang sudah sejak kecil sangat dekat dengan nilai-nilai agama Islam.
Saat usianya mencapai 13 tahun, Abdullah bin Umar memohon kepada sang ayah agar diizinkan ikut dalam Perang Badar. Akan tetapi, Nabi Muhammad SAW menolak permohonan tersebut karena usianya yang masih kecil.
Beliau adalah seorang yang sangat mengidolakan Nabi Muhammad SAW hingga setiap gerak-gerik Nabi Muhammad SAW diikutinya. Beliau juga merupakan orang yang sangat tekun beribadah serta merupakan orang yang sangat suka berbagi.
Baca Juga : Kumpulan 10 Doa Rasulullah SAW Untuk Kehidupan Sehari-hari
7. Muhsin bin Ali
Muhsin bin Ali merupakan putra kelima pasangan Fatimah binti Muhammad SAW dengan Ali bin Abi Thalib. Beliau merupakan putra bungsu yang saat kandungan masih berusia enam bulan, Fatimah mengalami keguguran. Pada saat itu juga terjadi penyerangan ke rumah Ali bin Abi Thalib.
Kisah para cucu Nabi Muhammad SAW mengajarkan banyak keteladanan. Termasuk diantaranya kesabaran, kesederhanaan dan gemar berbagi dengan sesama. Tentunya keteladanan ini bisa diterapkan dalam keseharian.
Demikian tadi ringkasan kisah dan nama cucu Nabi Muhammad SAW yang perlu kita ketahui. Mudah-mudahan bermanfaat dan menginspirasi.
Yuk Sahabat Yatim, saatnya melakukan ajaran-ajaran Nabi Muhammad salah satunya dengan bersedekah. Tempat sedekah online terbaik ada di Yatim Mandiri.