Bagaimana cara menentukan awal puasa Ramadan? Awal puasa dapat ditentukan menggunakan 2 cara. Simak penjelasan kedua cara di bawah ini.
Selain tradisi menyambut Ramadan, biasanya ada sidang isbat untuk menentukan hari pertama puasa. Penasaran, bagaimana cara menentukan awal puasa ini?
Singkatnya, cara untuk menentukan hari pertama puasa bisa menggunakan 2 metode, yaitu metode rukyatul hilal dan hisab hakiki.
Keduanya memiliki syarat dan step-by-step yang berbeda, tapi hasilnya sama-sama sah untuk digunakan sebagai acuan.
Nah, untuk mengetahui penjelasan lebih lanjut tentang cara cara menentukan awal puasa Ramadan, simak artikel ini sampai habis, ya!
Mengenal Bulan Ramadan
Ramadan adalah salah satu bulan dalam kalender Islam yang memiliki banyak keistimewaan dan keutamaan.
Pasalnya, bulan ini adalah bulan di mana seluruh umat muslim menjalankan ibadah puasa selama 1 bulan penuh, sesuai perintah Allah SWT dalam QS Al Baqarah ayat 183.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu untuk berpuasa, sebagaimana dijwajibkan atas mereka sebelum kamu agar kalian bertaqwa.” (QS Al Baqarah ayat 183).
Di samping puasa, adapun keistimewaan bulan Ramadan adalah sebagai berikut:
- Terkabulnya Doa: Salah satu waktu mustajab untuk berdoa adalah ketika berpuasa di bulan Ramadan. Doa orang-orang yang berpuasa insyaAllah akan dikabulkan oleh Allah SWT.
- Malam Lailatul Qadar: Malam lailatul qadar terjadi di salah satu malam ganjil pada 10 malam terakhir Ramadan. Di malam tersebut, doa akan dikabulkan dan dosa diampuni.
- Diturunkannya Alquran: Ayat-ayat Al-Qur’an diturunkan secara bertahap. Salah satunya di bulan Ramadan, tepatnya pada tanggal 17 Ramadan yang disebut sebagai peristiwa Nuzulul Quran.
- Penuh Ampunan: Orang-orang yang menunaikan puasa Ramadan dengan bersungguh-sungguh akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT.
- Bulan Terbaik untuk Bersedekah: Ramadan adalah bulan terbaik untuk bersedekah. Orang yang bersedekah saat bulan puasa akan mendapat pahala yang berlipat ganda.
Cara Menentukan Awal Puasa Ramadan
Cara menentukan awal puasa Ramadan biasanya ditentukan dengan dua metode. Berikut ini penjelasannya:
1. Metode Rukyatul Hilal
Metode rukyatul hilal umumnya dipraktikkan oleh Nahdlatul Ulama dan pemerintah Indonesia. Namun, baik NU dan pemerintah juga melakukan hisab hakiki wujudul hilal.
Namun, keputusan akhir yang diambil didasarkan pada hasil sidang isbat rukyatul hilal. Dalam artikel yang diterbitkan oleh Baznas, rukyat bermakna melihat dan hilal adalah bulan sabit.
Jadi, dapat dikatakan bahwa, cara menentukan awal puasa Ramadan menurut metode rukyatul hilal adalah mengamati bulan untuk melihat bulan sabit. Metode ini sesuai dengan QS Al Baqarah ayat 185.
“… barang siapa melihat bulan itu, hendaklah ia berpuasa.” (QS Al Baqarah ayat 185)
a. Cara Melakukan Rukyatul Hilal
Rukyatul hilal dapat dilakukan dengan 3 cara. Cara ini adalah melihat dengan mata telanjang, dengan bantuan teropong, dan dengan memakai alat optik yang terhubung dengan kamera.
b. Waktu Pelaksanaan
Pengamatan bulan dilakukan pada saat senja pada hari ke-29 dari bulan yang sedang berjalan. Di Indonesia, pengamatan hilal dilakukan di 101 lokasi yang tersebar di nusantara.
c. Syarat Hilal
Meski bulan sabit bisa terlihat saat rukyat, tapi belum tentu puasa Ramadan dilakukan keesokan harinya. Hilal harus memenuhi beberapa syarat.
Syarat tersebut adalah bulan berada 3 derajat di atas matahari dan elongasi (jarak dari matahari di sisi kanan/kiri) minimal 6,4 derajat.
d. Ketentuan Hilal
Berdasarkan artikel yang terbit pada website Jabar.Nu.or.id, terdapat empat ketentuan hilal.
- Hilal di Bawah Ufuk: Hilal di bawah ufuk artinya berada di minus 0 derajat. Dengan demikian, istikmal atau penggenapan berlaku dan esok adalah hari ke-30 bulan berjalan.
- Hilal Teramati: Apabila hilal teramati dan memenuhi syarat, maka isbat berlaku. Sehingga, bulan berjalan berumur 29 hari dan esok hari adalah bulan puasa.
- Hilal Melebihi Syarat: Jika posisi hilal melebihi syarat yang ditentukan tapi tidak terlihat di semua wilayah, esok hari belum puasa. Namun, jika hilal ini teramati, esok sudah puasa.
- Hilal Sudah Tinggi Tapi Tidak Teramati: Apabila hilal sudah tinggi tapi tidak teramati atau terukyat, maka esok hari sudah puasa.
2. Metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal
Cara menentukan awal puasa Ramadan yang ke-2 adalah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal.
Diketahui, metode ini menggunakan perhitungan astronomis untuk menentukan awal bulan Ramadan.
Di Indonesia, pelopor hisab hakiki wujudul hilal adalah Muhammadiyah. Organisasi ini memilih metode tersebut mengacu pada QS Ar Rahman ayat 5.
Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, ayat tersebut bermakna “matahari dan bulan beredar menurut perhitungan.”
Lebih lanjut, menurut buku Pedoman Hisab Muhammadiyah, bulan qomariyah baru dimulai jika pada hari ke-29 bulan berjalan tiga syarat terpenuhi ketika matahari terbenam. Berikut ketiga syarat tersebut:
- Telah terjadi ijtimak. Ijtimak adalah ketika bulan, matahari, dan bumi berada pada garis bujur yang sama. Salah satu ciri-cirinya adalah terjadi setiap 29,5 hari.
- Ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam
- Saat matahari terbenam, posisi bulan masih ada di atas ufuk.
Jika salah satu dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi, maka esok hari merupakan penggenap bulan atau hari ke-30 dari bulan berjalan. Sehingga, puasa Ramadan dimulai lusa.
Itu dia penjelasan lengkap tentang bagaimana cara menentukan awal puasa Ramadan. Pakai metode yang manapun, hasilnya tetap sama-sama sah, ya Sahabat!
Sebab, baik metode rukyatul hilal ataupun hisab hakiki, keduanya memiliki dasar dan acuan yang jelas. Namun, pemerintah Indonesia biasanya lebih cenderung menggunakan metode rukyatul hilal untuk menentukan awal puasa.
Nah, bicara soal puasa, apakah utang puasa Sahabat dari tahun-tahun sebelumnya sudah lunas? Atau justru ada utang puasa dari 3 tahun lalu yang belum dibayar?
Jika ada, jangan lupa untuk segera mengqadha-nya, dan bayar fidyahnya juga, ya! Soal fidyah, Sahabat bisa bayar di Yatim Mandiri.
Kami adalah lembaga yang sudah terdaftar dan diawasi oleh Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia, sehingga sudah jelas legalitasnya.
Cara bayar fidyahnya pun mudah, Sahabat tinggal mengunjungi laman fidyah Yatim Mandiri, kemudian ikuti instruksinya hingga pembayaran berhasil.
Yuk, tunaikan kewajiban untuk ibadah yang lebih tenang!