Bagaimana kedudukan anak dalam Islam? Apakah hanya sebagai generasi penerus? Cari tahu jawabannya di artikel berikut ini!
Kedudukan anak dalam Islam sangatlah mulia karena keberadaan mereka tidak hanya sebagai penerus generasi, tapi juga sebagai amanah yang wajib dijaga oleh orang tua.
Setiap anak lahir dengan fitrah yang suci, dan kewajiban orang tua adalah membimbing mereka menjadi anak yang Saleh.
Islam memberikan perhatian yang besar terhadap hak-hak dan kesejahteraan anak. Mulai dari perlindungan fisik, pemenuhan kebutuhan dasar, hingga pendidikan spiritual
Pemahaman yang tepat mengenai kedudukan anak dalam Islam bukan hanya akan membantu orang tua dalam menjalankan tanggung jawabnya, tetapi juga akan membawa dampak positif bagi perkembangan anak itu sendiri.
Maka dari itu, mari simak bagaimana kedudukan anak menurut ajaran Islam!
Kedudukan Anak dalam Islam
Dalam agama Islam, ada beberapa kedudukan anak yang wajib diketahui oleh para orang tua, berikut ini ulasan singkat terkait hal tersebut.
1. Perhiasan Dunia
Dalam pandangan Islam, anak-anak dianggap sebagai perhiasan dunia. Sebab, mereka membawa kebahagiaan, keceriaan, dan kebanggaan bagi orang tua.
Kehadiran mereka melengkapi kehidupan dan memberikan warna serta makna yang mendalam.
Dalam Al-Qur’an, Allah menyebut anak-anak sebagai hiasan kehidupan dunia, yang menggambarkan betapa berharganya mereka dalam pandangan agama dan budaya.
2. Penenang Hati dan Penyejuk Jiwa
Selanjutnya, kedudukan anak dalam Islam adalah sebagai penenang hati dan penyejuk jiwa. Tawa, kepolosan, dan keceriaan mereka mampu menghapus lelah dan bisa menyejukkan jiwa.
Dalam momen-momen kebersamaan dengan anak, orang tua sering menemukan ketenangan dan kedamaian yang sulit didapatkan dari hal lain. Bagi Sahabat yang sudah menjadi orang tua, apakah juga merasakan hal ini?
3. Menjadi Musuh
Dalam beberapa keadaan, kedudukan anak dalam Islam bisa menjadi tantangan besar dan bahkan dianggap sebagai “musuh” bagi orang tua.
Hal ini terjadi ketika perilaku mereka bertentangan dengan nilai-nilai dan harapan yang telah ditanamkan.
Dalam Islam, penting bagi orang tua untuk sabar dan bijaksana dalam menghadapi situasi ini, terus memberikan bimbingan dan doa agar anak-anak kembali ke jalan yang benar.
4. Ujian Bagi Orang Tua
Anak-anak menghadirkan tantangan sejak mereka lahir. Mulai dari tantangan untuk merawat dan menjaga kesehatan mereka, hingga tantangan emosional saat anak-anak mulai dewasa.
Ketika anak-anak memasuki masa remaja orang tua harus memahami isu-isu seperti peer pressure, perubahan perilaku, dan upaya anak-anak untuk menemukan identitas mereka sendiri.
Tentunya, hal ini bisa jadi ujian bagi orang tua untuk terus bersabar dan belajar memahami anak-anak yang beranjak dewasa.
Jika dihadapi dengan ikhlas dan penuh kesabaran, proses ini akan memperkaya pengalaman hidup dan mendekatkan orang tua kepada Allah SWT.
5. Pemimpin Orang Bertakwa
Anak-anak yang lahir dan dididik dari orang tua bertakwa, akan menjadi pemimpin masa depan yang cerah.
Sebab, mereka dibesarkan dalam lingkungan yang penuh dengan nilai-nilai kebaikan, keimanan, dan akhlak mulia.
Lebih dari itu, didikan orang tua yang bertakwa akan membentuk karakter anak menjadi kuat, penuh integritas, dan berkomitmen menjalankan perintah Allah SWT dalam setiap aspek kehidupan mereka.
Jadi, mereka memiliki kesempatan besar untuk tumbuh menjadi individu yang berkontribusi positif bagi bangsa dan agama.
6. Anak Sebagai Amanah dan Nikmat
Kedudukan anak dalam Islam yang paling utama adalah amanah dan nikmat dari Allah SWT yang harus dijaga dan disyukuri.
Mereka adalah titipan yang menuntut tanggung jawab besar dari orang tua untuk memberikan pendidikan dan pembimbingan yang terbaik.
Maka dari itu, orang tua harus memastikan mereka tumbuh dalam lingkungan yang penuh cinta, kasih sayang, dan nilai-nilai Islami.
Anjuran Membahagiakan Anak dalam Islam
Setelah memahami kedudukan anak dalam Islam, Sahabat tentu paham bahwa Islam mengajarkan orang tua untuk memperlakukan anaknya sebaik mungkin dan membahagiakan mereka.
Membahagiakan anak bukan hanya sekedar memberikan materi atau memenuhi kebutuhan fisik mereka, tetapi juga mencakup aspek emosional dan spiritual.
Rasulullah SAW sering menunjukkan contoh bagaimana bersikap lembut dan penuh kasih sayang kepada anak-anak.
Dalam hal ini, beliau selalu tersenyum, menggendong, dan bermain dengan anak-anak, menunjukkan betapa pentingnya menciptakan lingkungan yang penuh cinta dan kegembiraan.
Nah, adapun salah satu cara membahagiakan anak dalam Islam adalah dengan memberikan perhatian penuh dan waktu yang berkualitas.
Sebagai contoh, luangkan waktu untuk mendengarkan cerita mereka, ikut bermain bersama, dan tunjukkan kepedulian terhadap perasaan mereka.
Kehadiran orang tua dalam kehidupan sehari-hari anak memberikan rasa aman dan memperkuat ikatan emosional, yang sangat penting untuk perkembangan mental dan psikologis mereka.
Selain itu, memberikan pendidikan agama yang baik juga merupakan bagian dari membahagiakan anak, lho.
Itulah penjelasan lengkap tentang kedudukan anak dalam Islam dan anjuran bagi orang tua untuk membahagiakan anaknya.
Setelah memahami penjelasan di atas, pastikan untuk memperlakukan anak dengan baik, ya. Selain untuk mengikuti perintah Allah SWT, membahagiakan dan memperlakukan anak dengan baik juga merupakan bentuk tanggung jawab dari seorang orang tua.
Namun, tahukah Sahabat, di luar sana tidak sedikit anak yang harus mengalami kesulitan karena ditinggal meninggal oleh orang tuanya? Ya, mereka adalah anak yatim atau yatim piatu.
Adik-adik ini harus mengalami kesulitan dalam menjalani hidupnya, bahkan untuk sekolah pun kadang kesulitan karena terkendala biaya.
Maka dari itu, yuk bantu mereka agar bisa menjalani hidup lebih nyaman. Caranya mudah, Sahabat bisa menjadi Orang Tua Asuh (OTA) bagi mereka.
Untuk menjadi OTA, Sahabat bisa memberikan support dana untuk membantu adik-adik yatim memenuhi kebutuhannya. Yuk, jangan lewatkan pahala menyantuni anak yatim!
Untuk informasi lebih lengkap terkait program ini, Sahabat bisa mengunjungi laman donasi milik Yatim Mandiri.