Bingung harus puasa syawal atau qadha dulu? Cari tahu jawabannya di artikel ini dan jangan sampai salah memprioritaskan kewajiban beribadah.
Dalam agama Islam, ada berbagai jenis puasa yang dapat dilakukan. Mulai dari puasa wajib hingga puasa sunnah.
Banyaknya pilihan waktu-waktu puasa, terkadang menimbulkan kebingungan. Mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu, seperti puasa syawal atau qadha dulu? Bagi orang yang tidak mengetahui hukum diantara keduanya, pasti hal ini membingungkan.
Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk mengetahui lebih banyak tentang hal-hal yang berkaitan dengan keseharian dan kewajibannya. Dengan begitu, apa yang menjadi prioritas bisa didahulukan.
Puasa Syawal atau Qadha Dulu?
Sebelum membahas tentang puasa syawal atau qadha dahulu? mari dikupas satu persatu dua jenis puasa tersebut.
Puasa syawal adalah puasa sunnah yang biasa dilaksanakan setelah hari raya idul fitri selama enam hari. Umumnya, dimulai dari tanggal 2 hingga 7 syawal.
Banyak umat Islam yang menantikan momen ini, karena pahala puasa syawal sebanding dengan berpuasa selama 60 hari.
Ketentuan tersebut dirawikan langsung oleh Imam al-Nasa’i. Sementara puasa qadha adalah puasa untuk menggantikan puasa yang tertinggal pada saat bulan ramadhan.
Ketertinggalan puasa ini dapat disebabkan oleh haid, sakit, nifas, musafir, dan lain sebagainya.
Lantas, puasa syawal atau qadha dahulu? Jika perlu memilih, maka harus mendahulukan puasa qadha, karena puasa tersebut adalah puasa wajib.
Amalan Bulan Syawal
Bulan syawal adalah bulan yang jatuh setelah bulan ramadhan. Salah satu bulan yang dinanti-nantikan oleh umat Islam karena ada banyak keutamaan yang bisa mendatangkan pahala.
Bahkan terkadang banyak yang bingung mendahulukan puasa syawal atau qadha dahulu?
Bulan syawal juga bagian dari simbol kemenangan untuk umat muslim setelah melewati ramadhan selama sebulan penuh.
Dikatakan juga bahwa bulan syawal adalah pelengkap ramadhan, sehingga keberkahannya terus mengalir dan pahalanya berlimpah ketika melakukan kebaikan-kebaikan.
Beberapa amalan yang bisa dikerjakan pada bulan syawal adalah puasa syawal, puasa senin kamis, puasa ayyamul bidh, itikaf, silaturahmi, bertakbir, hingga bersedekah.
Bahkan bulan syawal dianggap sebagai bulan baik untuk melangsungkan pernikahan. Bahkan hal ini dianjurkan langsung oleh Rasul.
1. Silaturahmi
Salah satu amalan yang dapat dikerjakan adalah menyambung tali silaturahmi dengan keluarga atau sahabat. Anjuran ini jelas tertuang dalam hadis yang dirawikan oleh Abu Ayyub Al Anshori ketika Rasul ditanya mengenai amalan yang bisa membawa seseorang masuk ke dalam surga.
Menyambung tali silaturahmi adalah wujud dari keimanan seseorang. Hal ini bisa mencegah diri sendiri dari dosa dan melapangkan rezeki.
Bahkan dalam hadis riwayat Bukhari disebutkan, sembahlah Allah, jangan berbuat syirik, dirikan salat, tunaikan zakat, dan jalin tali silaturahmi.
Maka, sangat disayangkan jika momen ini disia-siakan begitu saja. Meskipun begitu, dalam mengerjakan sesuatu apapun penting untuk melandasinya dengan ikhlas.
Bukan semata-mata hanya menginginkan balasan dari Allah. Dengan begitu, keikhlasan itu juga bisa menjadi pahala.
2. Itikaf Bulan Syawal
Itikaf adalah aktivitas berdiam diri di masjid yang diniatkan untuk beribadah kepada Allah. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah berzikir, membaca quran, dan salat wajib maupun sunnah. Perlu diketahui, bahwa itikaf tidak hanya bisa dilaksanakan ketika bulan ramadhan.
Namun juga pada hari-hari biasa, bahkan ketika bulan syawal. Itikaf pada bulan syawal bisa dimanfaatkan untuk siapapun yang belum sempat melakukannya di bulan ramadhan.
Bahkan bulan ini juga bisa digunakan untuk siapapun yang belum sempat melaksanakan nazar itikafnya di masjid.
Niat yang harus ditanamkan dalam hati ketika melaksanakan itikaf, sudah barang tentu berniat mendekatkan diri kepada Allah.
Tidak ada waktu maupun durasi tertentu yang harus dipatuhi ketika beritikaf. Sahabat bisa memilih waktu-waktu dan durasi tertentu yang tidak membahayakan diri.
3. Menjaga Sunnah
Sebagaimana ketika ramadhan mengerjakan amalan-amalan sunnah, pada bulan syawal juga dianjurkan untuk menjaga ibadah-ibadah sunnah.
Mulai dari berpuasa, salat malam, salat sunnah, mengaji, dan lain sebagainya.
Bagi sahabat yang memiliki hutang puasa di bulan ramadhan, tidak perlu bingung puasa syawal atau qadha dahulu?
Mengingat, setiap ibadah wajib penting untuk diprioritaskan. Oleh karena itu, harus mendahulukan puasa qadha. Jangan khawatir terlewat oleh pahala puasa syawal.
Sebab ketika sahabat mengqadha puasa di bulan syawal, pahala yang akan didapatkan adalah pahala mengqadha puasa dan pahala puasa syawal.
Di samping itu, hal ini bisa dibarengi dengan ibadah sunnah lain apabila mampu.
4. Melantunkan Takbir
Masuknya bulan syawal ditandai dengan berakhirnya ramadhan dan dimulainya hari raya idul fitri. Oleh karena itu, pada bulan syawal sunnah melantunkan takbir bagi umat muslim. Apabila dikerjakan, akan ada pahala dan manfaat-manfaat yang bisa didapatkan.
Perlu diketahui, lantunan takbir ini bukan hanya sekadar kalimat berbahasa Arab yang biasa diucapkan ketika hari raya idul fitri.
Namun sebagai simbol kemenangan setelah melalui ramadhan sebulan penuh. Masyarakat melafalkannya dengan suka cita atas kedatangan bulan syawal.
Di samping itu, bacaan takbir yang bersahutan ini juga sebagai pengakuan bahwa semua hal yang terjadi di dunia ini adalah bagian dari karunia Allah SWT.
Takbir bisa diucapkan dimanapun. Baik itu di pasar, jalanan, masjid, dan lain sebagainya.
Jangan lewatkan kesempatan memperoleh informasi berharga seputar keutamaan, fadhilah, dan keajaiban bulan-bulan lainnya melalui Blog Yatim Mandiri.
Mari turut serta bergabung dalam program-program yang digelar oleh yayasan dan tebar manfaat sebanyak-banyaknya.