Itikaf adalah suatu praktik ibadah di mana seseorang menarik diri dari segala urusan duniawi serta mengisolasi diri dalam masjid guna fokus ibadah kepada Allah SWT.
Itikaf senantiasa berfokus kepada ibadah, dzikir, dan refleksi spiritual dalam ajaran agama Islam. Praktik ini sangat umum dilakukan pada bulan Ramadhan, khususnya pada 10 hari terakhir.
Walaupun demikian, itikaf sejatinya juga bisa dilakukan kapan saja selama setahun. Itikaf menjadi kegiatan lain yang bisa dilakukan untuk mengejar pahala kebaikan.
Namun, sebelum beritikaf, pastikan Sahabat sudah mengetahui syarat dan rukunnya terlebih dahulu. Nah, artikel ini akan mengupas semua hal tentang itikaf, jadi simak baik-baik, ya!
Apa Itu Itikaf?
Sebelum menjalankan puasa wajib, ada banyak persiapan bulan Ramadan yang bisa dilakukan oleh umat Muslim.
Salah satunya, yaitu menyiapkan iman dan mempersiapkan diri untuk melakukan ibadah dan kebaikan sepanjang bulan Ramadan.
Dalam hal ini, banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya, yaitu adalah itikaf. Bila diartikan, itikaf adalah berdiam diri di masjid disertai dengan niat khusyuk hanya kepada Allah SWT.
Tujuan kegiatan ini tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Selama melakukan kegiatan ini, seseorang akan memusatkan perhatiannya hanya untuk beribadah.
Pertanyaannya, apakah itikaf benar-benar dilakukan dengan diam? Tentu saja tidak, kegiatan berdiam diri ini dibarengi dengan melakukan berbagai ibadah dan amalan.
Adapun amalan saat itikaf adalah membaca Al-Qur’an, berdzikir, berdoa, serta merenungkan makna agama Islam.
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran spiritual maupun memperkuat hubungannya dengan Allah SWT.
Nah, sebagai salah satu amalan di bulan Ramadan, itikaf juga bisa dilakukan untuk mengejar malam Lailatul Qadar.
Hal ini juga sekaligus menjadi cara seseorang untuk mendapatkan banyak pahala dari Allah SWT di bulan Ramadan.
Hukum Itikaf
Pada dasarnya, hukum itikaf adalah sunnah. Jadi, ibadah satu ini bisa dilakukan ataupun tidak. Jika dilakukan, maka Allah SWT akan memberikan pahala. Jika tidak, maka tidak berdosa.
Namun perlu diingat, hukum itikaf berubah menjadi wajib, ketika seseorang sudah bernazar untuk melakukan ibadah satu ini.
Soal itikaf, Allah SWT telah menjelaskan dalam surah Al Baqarah. Di mana Allah memerintahkan Muslim untuk menjadikan masjid sebagai tempat itikaf. Berikut penjelasan selengkapnya:
وَإِذْ جَعَلْنَا ٱلْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَٱتَّخِذُوا۟ مِن مَّقَامِ إِبْرَٰهِۦمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ وَإِسْمَٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلْعَٰكِفِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang itikaf, yang ruku’ dan yang sujud,” (QS Al Baqarah: 125).
Rukun Itikaf
Sebelum melakukan itikaf, umat Muslim perlu mengetahui rukun itikaf terlebih dahulu sehingga nantinya kegiatan ibadah tersebut bisa dilakukan dengan benar dan diterima oleh Allah SWT.
Adapun macam-macam rukun itikaf adalah sebagai berikut:
1. Niat Itikaf
Itikaf adalah kegiatan keagamaan yang sangat penting dilakukan oleh umat Muslim. Saat hendak melakukan itikaf, umat Muslim harus memenuhi rukunnya terlebih dahulu.
Nah, rukun itikaf yang pertama adalah niat. Adapun bacaan niat itikaf adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَوْمًا/لَيْلًا كَامِلًا/شَهْرًا لِلهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku berniat i’tikaf di masjid ini selama satu hari/satu malam penuh/satu bulan karena Allah.”
2. Berdiam Diri di Masjid
Selain niat, masih ada rukun itikaf lainnya yang bisa dipahami. Rukun itikaf selanjutnya, yaitu berdiam diri di masjid.
Tentunya berdiam diri ini bukan berarti hanya duduk diam saja melainkan juga melakukan kegiatan ibadah lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT.
3. Orang yang Beritikaf
Terakhir, rukun itikaf adalah adanya orang yang melakukan itikaf. Dalam hal ini, orang yang beritikaf harus memenuhi syarat-syaratnya. Adapun syarat itikaf akan dijelaskan dalam pembahasan selanjutnya, jadi simak terus, ya!
Syarat Itikaf
Setelah memahami apa saja rukun itikaf, umat Muslim juga wajib tahu apa saja syarat-syaratnya. Adapun syarat itikaf adalah sebagai berikut:
1. Muslim
Syarat utama untuk melakukan itikaf adalah beragam Islam atau Muslim. Orang yang tidak beragam Islam tidak diperkenankan untuk melakukan ibadah ini.
2. Berakal Sehat
Selain muslim, syarat lainnya untuk melakukan itikaf ialah berakal sehat. Hanya orang berakal yang diizinkan untuk mengerjakan ibadah itikaf.
Selain itu, tentunya tidak boleh mengerjakan ibadah satu ini. Adapun orang yang tidak diperkenankan melakukan itikaf adalah orang gila.
3. Bersih dari Hadats Besar
Terakhir, seseorang yang ingin mengerjakan kegiatan itikaf mesti bersih dari hadats besar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kondisi suci menjadi wajib dimiliki oleh siapa saja yang mau mengerjakan ibadah itikaf.
Waktu dan Durasi Itikaf
Sebelumnya, telah dijelaskan bahwa, pengertian itikaf adalah ibadah yang dilakukan dengan cara menarik diri dari berbagai kesibukan dunia dan menghabiskan waktunya untuk mengisolasi diri di dalam masjid dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pertanyaannya, kapan itikaf dilakukan? Praktik ibadah ini sejatinya dilakukan pada akhir bulan Ramadan, khususnya pada waktu 10 hari terakhir.
Meskipun demikian, sesungguhnya kegiatan ini juga bisa dikerjakan di waktu lain khususnya di luar Ramadan.
Hal ini menyesuaikan dengan niat maupun kesempatan yang dimiliki oleh umat Muslim itu sendiri.
Secara umum, itikaf dilakukan dengan durasi yang bervariasi, mulai dari 1 jam, 2 jam, bahkan 24 jam. Namun, mazhab Maliki menyebutkan bahwa itikaf dilakukan dengan durasi minimal sehari semalam.
Maka dari itu, itikaf biasanya dilakukan dengan cara menginap di masjid dan melakukan berbagai ibadah.
Hal yang Membatalkan Itikaf
Ada sejumlah hal yang kiranya bisa membatalkan kegiatan itikaf. Adapun salah satu kegiatan yang dapat membatalkan itikaf, yaitu melakukan hubungan suami istri.
Selain itu, hal-hal yang bisa membatalkan itikaf adalah sebagai berikut:
1. Haid
Seperti yang diketahui, salah satu syarat melakukan itikaf adalah suci dan bersih dari hadast besar. Oleh karena itu, perempuan Muslim yang haid tidak bisa melakukan itikaf.
Lantas, bagaimana jika itikaf sudah dilakukan setengah jalan? Dalam hal ini, yang dilakukan akan batal.
2. Berhubungan Suami Istri
Selain haid, kondisi lain yang bisa membatalkan itikaf adalah berhubungan suami istri. Jadi, bagi Sahabat yang sudah menikah dan ingin melakukan itikaf, sebaiknya bisa mengendalikan diri dan menahan hasrat.
Fokuslah pada ibadah-ibadah yang dilakukan selama itikaf. Dengan begitu, kegiatan itikaf bisa dilakukan dengan maksimal dan berpeluang mendapatkan malam Lailatul Qadar.
3. Keluar Masjid Tanpa Alasan
Keluar dari masjid tanpa adanya alasan yang jelas rupanya juga bisa membatalkan kegiatan itikaf. Maka dari itu, sebaiknya menghindari hal-hal seperti ini, sehingga itikaf tidak akan terganggu.
4. Keluar Berkali-Kali untuk Memenuhi Keinginan Pribadi
Hal yang dapat membatalkan kegiatan itikaf yang terakhir ialah keluar dari masjid berkali-kali untuk memenuhi keinginan pribadi. Jauhilah hal ini untuk lebih fokus dan khusyuk dengan ibadah kepada Allah SWT.
Demikian penjelasan lengkap mengenai itikaf. Jika disimpulkan, itikaf adalah ibadah berdiam diri di dalam masjid.
Biasanya, ibadah satu ini dilakukan di bulan Ramadan, khususnya 10 hari terakhir. Adapun durasi itikaf sangatlah bermacam-macam, mulai dari 1 jam hingga 24 jam.
Diketahui, itikaf adalah ibadah yang hukumnya sunnah. Jadi boleh dikerjakan ataupun tidak. Apabila Sahabat ingin melakukan itikaf, pahami rukun dan syaratnya terlebih dahulu.
Dengan begitu, Sahabat bisa melakukan ibadahnya dengan baik dan maksimal. Adapun ibadah yang bisa dilakukan saat itikaf, yaitu membaca Al Quran dan berdizikir.
Perlu diketahui, itikaf bukan merupakan ibadah satu-satunya di bulan Ramadan. Dalam hal ini, umat Muslim perlu menunaikan kewajibannya, di bulan Ramadan, yaitu membayar zakat.
Bayar zakat fitrah bisa berupa bahan pokok ataupun uang. Untuk bayar zakat fitrah uang, Sahabat bisa melakukannya secara online di Yatim Mandiri.
Melalui platform online Yatim Mandiri, penunaian zakat fitrah bisa dilakukan dengan mudah dan praktis. Tenang saja, kami akan memastikan zakat yang Sahabat bayarkan bisa diterima oleh golongan yang berhak.
Yuk, tunaikan zakat fitrah bulan Ramadan di Yatim Mandiri!