Kisah Sukses

Nurul Khasanah Koordinator Relawan Kemandirian Indonesia

Jauh sebelum Nurul Khasanah bekerja di Yatim Mandiri, sudah ada tim relawan di beberapa cabang Yatim Mandiri. 

Namun, saat terjadi bencana erupsi Gunung Semeru pada 2021 lalu, Nurul kembali memotori bangkitnya tim relawan. Yang ia beri nama Relawan Kemandirian Indonesia atau yang biasa disingkat Rekan.

“Momen ini menjadi kebangkitan relawan. Terutama yang berbasis di daerah bencana Gunung Semeru. Seperti Jember dan Lumajang. Juga di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik,” terang perempuan kelahiran 1999 ini.

Sejak saat itu, tiap ada bencana, Nurul dan tim Rekan selalu turun langsung. Melakukan penyaluran dan membantu recovery daerah terdampak bencana. 

Tak hanya itu, para relawan juga membantu berbagai kegiatan cabang-cabang Yatim Mandiri di seluruh Indonesia. 

Menurut data dari Nurul, saat ini sudah terdata lebih dari 500 Rekan. “Yang aktif terjun langsung ada lebih dari 200,” ujar Nurul.

Tentu tak mudah menjaring anak muda sebanyak itu untuk menjadi relawan. Mereka rata-rata berusia di bawah 20 tahun.

Namun, Nurul punya strategi agar banyak anak muda yang mau bergabung. “Salah satunya dengan selalu “ngopeni” mereka.

Kita anggap mereka bukan cuma rekan kerja. Tapi juga bestie. Kalau ada yang butuh selalu kita bantu. Sesekali juga kita meet up. Serta selalu berkabar via grup,” paparnya.

Meski dekat dengan dunia desain, untuk saat ini Nurul lebih senang jika dikenal sebagai Nurul yang seorang relawan. “Untuk sekarang saya lebih senang dipanggil Nurul relawan karena memang masih fokus banget dalam dunia relawan,” ujar perempuan asli Ngawi, Jawa Timur ini. 

“Targetnya, dalam dua sampai tiga tahun ke depan, semua cabang Yatim Mandiri sudah punya Relawan Kemandirian,” tambahnya.

Bagi seorang relawan, tak ada penghargaan yang lebih tinggi dibanding saat melihat senyum terpancar dari orang yang dibantu.

Itulah yang membuat Nurul dan ratusan Rekan lainnya selalu siap sedia membantu ketika ada bencana.

Nurul merupakan alumni MEC angkatan XIII. Dirinya mengambil jurusan desain grafis. Desain grafis merupakan salah satu minatnya sejak duduk di bangku SMK. dari desain, Nurul bisa mendapat banyak penghargaan di berbagai lomba. 

Ia juga membuka peluangnya untuk mencari penghasilan tambahan dari menerima pesanan desain freelance. “Jika sudah waktunya nanti, tentu saya akan kembali ke dunia desain,” tutupnya.

Tak hanya itu, Nurul juga tidak mengesampingkan pendidikan, ia melanjutkan pendidikannya di ITB Ahmad Dahlan Jakarta mengabil jurusan Desain Komunikasi Visual.

Tak hanya itu, Nurul juga pernah menjuarai Lomba Rebranding logo G-Center School Surabaya dan mendapat juara 1.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *