Ini Dia Sejarah Pembangunan Ka’bah yang Perlu Diketahui

Ka’bah adalah kiblat umat Muslim saat melaksanakan ibadah, terutama salat. Bagaimana sejarah pembangunan Ka’bah? Cari jawabannya di sini!

Mengetahui sejarah pembangunan Ka’bah tentunya menjadi hal penting bagi umat Muslim yang ada di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.

Mengapa demikian? Seperti banyak diketahui, Ka’bah merupakan kiblat bagi seluruh umat Islam saat akan menjalankan kewajiban, terutama saat salat lima waktu.

Diketahui, sejarah pembangunan Ka’bah selalu mengalami perkembangan setiap masanya. Namun, masih belum banyak umat Muslim yang memahaminya.

Nah, untuk mengetahui perkembangan pembangunan Ka’bah sepenuhnya, mari simak penjelasan artikel ini sampai habis!

Tujuan Pembangunan Ka’bah

Masih simpang siur awal pembangunan Ka’bah dimulai sejak zaman Nabi Adam AS atau Nabi Ibrahim AS bersama anaknya Nabi Ismail AS.

Namun, berdasarkan buku “The Greatest Stories of Al-Qur’an” yang ditulis oleh Syekh Kamal AS  Sayyid, bangunan Ka’bah dibangun oleh Nabi Ibrahim AS  dan Nabi Ismail AS. 

Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS mendapatkan perintah untuk membangun Ka’bah sebagai lambang cintanya kepada Allah SWT.

Pembangunan Ka’bah sendiri tidaklah singkat, Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mendirikan bangunan bersejarah secara perlahan. 

Berdasarkan sejarah pembangunan Ka’bah yang tercantum dalam Al-Qur’an maupun Hadist, proses pembangunan Ka’bah memang berlangsung cukup lama.

Tujuan pembangunan Ka’bah tidak lain adalah sebagai bentuk ketaatan serta kesatuan umat Islam yang ada di seluruh dunia kepada Allah SWT. 

Beberapa sumber juga menyebutkan, tujuan pembangunan Ka’bah adalah untuk melindungi hajar aswad atau batu hitam yang berasal dari surga.

Selain bisa melindungi Hajar Aswad, Ka’bah bisa menjadi bangunan suci bagi seluruh umat Islam yang ada di seluruh dunia untuk menjalankan ibadah kepada Allah SWT. 

Sejarah Pembangunan Ka’bah dan Renovasinya

Telah disebutkan sebelumnya, terdapat perbedaan pandangan terkait kapan Ka’bah dibangun pertama kali.

Sebagian umat Islam mempercayai bahwasannya Ka’bah dibangun oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.

Namun, sumber lain yang mengatakan, Ka’bah sudah dibangun saat zaman Nabi Adam AS sebagai manusia pertama di muka bumi. Bagaimana penjelasan selengkapnya? 

1. Pembangunan oleh Nabi Adam AS

Terdapat riwayat yang mengatakan, Ka’bah dibangun saat Nabi Adam AS turun dari surga. Nabi Adam AS saat itu mengalami kesedihan mendalam karena turun ke bumi.

Akibatnya, Nabi Adam AS tidak dapat melakukan kebiasaan spiritual bersama malaikat untuk mengitari singgasana Allah SWT (Arsy). 

Ditinjau dari artinya, Ka’bah dalam Islam adalah tempat ibadah paling suci, sehingga Allah SWT sudah memerintahkan Nabi Adam untuk membangunnya sebagai tiruan Arsy.

Allah memerintahkan Nabi Adam AS untuk mengelilingi Ka’bah kecil (Thawaf) sebagai bentuk ketaatan ibadah kepadanya. 

Dalam QS. Ali Imran ayat 96 dikatakan, bangunan Ka’bah tidak dibangun oleh manusia, namun memang diperuntukkan bagi manusia.

Bahkan sumber lain juga mengatakan, Allah SWT sudah memerintahkan malaikat untuk membangun Ka’bah di bumi 2 hari sebelum Nabi Adam diciptakan. 

2. Pembangunan Ka’bah oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS

Berdasarkan QS. Al-Baqarah ayat 127, Nabi Ibrahim AS beserta Nabi Ismail AS turut membangun Ka’bah dengan meninggikan pondasinya.

Bentuk Ka’bah yang konon dibangun oleh Nabi Adam AS dikatakan belum sempurna, oleh sebab itu Nabi Ibrahim berusaha menyempurnakan tampilannya.

Dalam sejarah pembangunan Ka’bah, Nabi Ibrahim AS menambahkan bangunan Ka’bah setinggi 7 hasta, lebar 22 hasta, dan panjang 30 hasta.

Saat itu, bangunan Ka’bah tidak memiliki atap, oleh sebab itu bentuknya belum dikatakan sempurna sesuai permintaan Allah SWT. 

3. Pembangunan Ka’bah pada Masa Yazid bin Muawiyah

Memasuki tahun 683 Masehi, Ka’bah yang mulanya dibangun oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS mengalami kerusakan yang sangat parah akibat perang.

Sahabat Nabi sekaligus tokoh masyarakat, Yazid bin Muawiyah berinisiatif untuk merenovasi Ka’bah dari awal sesuai bentuk sebelumnya.

Yazid bin Muawiyah beserta umat Islam lainnya menambahkan tiang pada bagian sudut-sudutnya sekaligus menambahkan tinggi Ka’bah sekitar 6 hasta.

Tidak hanya itu, bangunan Ka’bah sudah dilengkapi dua pintu sebagai tempat masuk keluar yang sangat memudahkan umat Islam. 

4. Pembangunan Ka’bah oleh Kaum Quraisy

Pembangunan Ka’bah juga sempat dilakukan oleh kaum Quraisy tepat beberapa tahun sebelum  Rasulullah SAW diangkat sebagai Nabi.

Saat itu, kota Mekkah terkena bencana alam berupa banjir bandang yang cukup besar, sehingga membuat bangunan Ka’bah kembali hancur. 

Nabi Muhammad SAW turut serta dalam pembangunan Ka’bah dengan mengangkut batu di atas pundaknya.

Bangunan Ka’bah ditinggikan 18 hasta, namun panjangnya dikurangi 6,5 hasta dalam area Hijir Ismail untuk meningkatkan keamanan sekaligus keseimbangan bangunan. 

Nabi Muhammad SAW juga mengusulkan agar Hajar Aswad diletakkan di atas selembar kain, lalu dimasukkan Ka’bah.

Tentunya banyak perselisihan yang terjadi selama pembangunan Ka’bah, namun Nabi Muhammad SAW berusaha untuk menahan egonya demi keutuhan umat Islam.  

6. Pembangunan Ka’bah oleh Abdullah bin az Zubari

Dalam sejarah pembangunan Ka’bah, terjadi perselisihan antara pasukan Yazid bin Muawiyah dengan Abdullah bin Zubair di Mekkah.

Peperangan membuat sebagian bangunan Ka’bah turut mengalami kerusakan, kemudian Abdullah merombaknya sesuai hadist Nabi Muhammad SAW. 

Bangunan Ka’bah dilengkapi pintu masuk sebelah timur dan pintu keluar sebelah barat. Abdullah juga menambah luas bangunan Ka’bah sekitar 6 hasta dari Hijir Ismail.

Setelah Abdullah bin Az Zubair wafat, bangunan Ka’bah masih dijaga keasliannya dengan kondisi semua pintu tertutup. 

Nah, mengingat umat Islam sudah resmi menguasai bangunan Ka’bah, pemugaran terus dilakukan sesuai hadist Nabi Muhammad SAW.

Kini, Ka’bah semakin sempurna dilapisi marmer, luasannya mencapai 50.000 Ha yang hingga saat ini berguna untuk menampung jutaan jamaah haji. 

Turunnya Perintah Haji dalam Islam

Membahas Ka’bah erat kaitannya dengan ibadah haji. Menunaikan haji masuk dalam Rukun Islam yang kelima, sehingga hukum pelaksanaannya wajib bagi umat Islam yang mampu menjalankannya.

Umat Islam yang ada di seluruh dunia tentunya berusaha menginjakkan kaki ke Tanah Suci untuk mendapatkan syafaat luar biasa dari Allah SWT. 

Haji adalah perjalanan mulia untuk memenuhi panggilan Allah SWT, setidaknya setahun sekali sesuai waktu yang telah ditentukan tepatnya bulan Zulhijjah. 

Lalu kapan perintah haji dalam Islam diturunkan? Jawabannya bisa ditemukan dalam buku “Al-Bait-Misteri Sejarah Ka’bah dan Hilangnya di Akhir Zaman”.

Banyak sumber mengatakan, perintah haji dalam Islam turun setelah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS selesai menjalankan perintah Allah SWT untuk membangun Ka’bah.

Pernyataan tersebut diperkuat setelah Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hajj ayat 27 dengan bunyi sebagai berikut. 

Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh.”

Ada sumber lain mengatakan, perintah haji sudah ada sejak zaman Nabi Adam. Allah SWT tidak hanya memerintahkan haji kepada Nabi Ibrahim AS, Nabi Muhammad SAW, dan seluruh umatnya.

Perintah haji sudah ada mulai 9 Hijriah sesuai QS. Ali Imran ayat 97 setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke-9.

Demikian penjelasan mengenai sejarah pembangunan Ka’bah. Apakah kini Sahabat sudah paham dengan sejarah perkembangannya.

Pada intinya, Ka’bah adalah kiblat umat Muslim yang mengalami perkembangan pembangunan dari masa ke masa.

Hingga akhirnya, Ka’bah disempurnakan di zaman Rasulullah SAW dan kini menjadi salah satu tempat untuk melaksanakan rukun Islam, yaitu haji.

Nah, jika Sahabat ingin tahu lebih banyak soal sejarah dalam agama Islam, Sahabat bisa mengunjungi  blog Yatim Mandiri.

Yatim Mandiri adalah lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) juga memberi kemudahan masyarakat untuk membayar zakat, infak,  hingga bersedekah.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top