Rangkaian kisah Nabi Musa dari ia lahir sampai wafat akan menjadi cerita sejarah yang memiliki banyak makna, simak selengkapnya di sini.
Nabi Musa adalah salah satu dari ke-25 nabi yang menjadi utusan Allah. Kisah Nabi Musa yang akan dijabarkan di artikel ini, akan menjadi cerita sejarah dalam Islam yang juga memiliki banyak makna.
Sikap beliau yang selalu meminta pertolongan pada Allah harus ditiru.
Nabi Musa adalah putra dari Imran bi Yashar bin Qahits bin Lawi bin Yaqub. Ia juga merupakan saudara sepupu dari Nabi Harun, sedangkan ibunya bernama Yukabad.
Usia Nabi Harun beberapa tahun lebih tua dari Nabi Musa. Nama pamannya adalah Qorun bin Yashar bin Qahits.
Kisah Nabi Musa dari Awal Kelahiran Hingga Ia Wafat
Nabi Musa pernah menjadi anak angkat dari Raja Firaun yang pada zaman itu terkenal sebagai raja yang zalim.
Bagaimana cerita seru dari kisah nabi yang satu ini? Mari simak rangkuman kisah Nabi Musa yang dimulai dari awal kelahirannya sampai ia wafat berikut ini:
1. Peristiwa Kelahiran Nabi Musa
Cerita kelahiran Nabi Musa berasal dari Imam al-Sudiy yang juga diceritakan kembali oleh Abu Malik dan Abu Shalih serta dari Ibnu Mas’ud yang mendapatkan ceritanya dari kalangan sahabat.
Awalnya Firaun yang saat itu menjadi raja bermimpi ia melihat api yang berasal dari Baitul Maqdis.
Kemudian api tersebut membakar Mesir tapi pada saat itu api tersebut tidak membahayakan Bani Israil.
Setelah bangun dari tidur, Firaun pun mengumpulkan para ahli nujum dan beberapa tukang sihir dan meminta mereka untuk menceritakan apa maksud dari mimpi itu.
Mereka pun bercerita bahwa arti mimpinya adalah, akan lahir seorang bayi laki-laki yang akan menghancurkan Mesir dan bayi ini berasal dari Bani Israil juga.
Sejak saat itu Firaun pun memerintahkan bala tentaranya untuk meniadakan setiap bayi lelaki yang lahir di Bani Israil.
Ia meminta mereka untuk membunuh bayi-bayi lelaki tersebut, tanpa terkecuali. Setelah itu, lahirlah Nabi Musa yang juga berasal dari kalangan Bani Israil.
2. Musa Menjadi Anak Angkat Firaun
Setelah Musa lahir, sebagai seorang ibu tentu ia khawatir dan gelisah ia juga takut para bala tentara tersebut akan membunuh anak lelakinya jika Firaun mengetahui perihal putranya yang baru saja lahir.
Allah SWT pun akhirnya memberi Ibunya Nabi Musa sebuah ilham untuk menghanyutkan Musa ke sungai.
Tapi Allah berjanji akan memberikan kembali Musa pada ibunya suatu hari nanti.
Muara sungai tempat Musa dihanyutkan ternyata sampai di istana Raja Firaun. Setelah itu Musa pun ditemukan oleh istri Firaun.
Istri Firaun itu bernama Asiyah binti Muzahim bin Ubaid bin al-Rayyan bin al-Walid.
Setelah menemukan bayi laki-laki itu, akhirnya Asiyah pun mengasuhnya dengan memberi Musa ASI dari perempuan yang juga sedang menyusui saat itu.
Namun, muncul keanehan saat Musa akan diberi ASI oleh para ibu yang sedang menyusui.
Musa tidak mau menyusu pada mereka sehingga ibu kandungnya pun menawarkan diri untuk menyusuinya.
Akhirnya Musa mau menyusu pada ibunya dan hal itu menjadi bukti bahwa Allah telah mengembalikan Musa kembali pada ibu kandungnya.
3. Musa Lari ke Madyan dan Bertemu dengan Nabi Syuaib
Cerita kisah Nabi Musa yang berikutnya adalah mengenai pelarian Musa ke wilayah Madyan kemudian di sana ia bertemu dengan Nabi Syuaib.
Sejak kelahirannya, Musa menjadi anak angkat dari Firaun dengan Asiyah selama beberapa tahun hingga ia beranjak remaja.
Pada suatu ketika Musa mendapati dua orang yang sedang berkelahi saat ia berjalan-jalan di kota. Orang pertama berasal dari pasukan Firaun dan orang kedua berasal dari Bani Israil.
Setelah itu, ia pun membantu orang yang berasal dari Bani Israil dan memukul orang dari pasukan Firaun sampai orang itu meninggal di tempat.
Musa takut Firaun akan memarahinya karena salah satu dari pasukannya mati di tangannya.
Ia pun melarikan diri ke Kota Madyan dan di tengah perjalanannya ia bertemu dengan kelompok orang yang berebutan untuk mengambil minum di sumur yang akan diberikan pada hewan ternaknya.
Musa pun membantu mereka untuk memberi minum pada hewan-hewan ternaknya.
Setelah itu, ia pun mengantarkan mereka pulang ke rumah, dan ternyata mereka adalah putri dari Nabi Syuaib.
Musa pun menceritakan pelariannya pada Nabi Syuaib dan salah satu nabi Allah tersebut meminta Musa untuk membantu menggembalakan hewan ternak yang ia punya. Musa pun menerima permintaan tersebut.
Baca Juga : Kisah Nabi Nuh Lengkap dengan Nilai-nilai Kehidupannya
4. Lanjutan Kisah Gembala Hewan Ternak
Pada saat itu, Nabi Syuaib berkata pada Musa bahwa jika ia berhasil menggembala ternak selama 8 tahun lamanya maka Musa diberi pilihan untuk menikahi salah satu putrinya.
Tapi jika Musa berhasil menggembala sampai 10 tahun lamanya, ia diizinkan untuk memilih salah satu putrinya untuk dijadikan istri atau bahkan keduanya.
Seiring dengan berjalannya waktu, kisah Nabi Musa singkat berikutnya berlanjut ke waktu menggembala ternak Nabi Syuaib sampai 10 tahun lamanya.
Musa pun tiba-tiba ingat dengan kekejaman Firaun dan bala tentaranya yang terus menerus menindas Bani Israil.
Musa pun menyampaikan keinginan pada Nabi Syuaib untuk kembali ke tempat asalnya, dengan tujuan menyelamatkan kaumnya dari penindasan yang dilakukan oleh Firaun.
Nabi Syuaib pun memberi izin sehingga Musa kembali ke kota asalnya yaitu Mesir.
5. Musa Menerima Wahyu Pertamanya di Bukit Thursina
Saat itu Musa sudah menikah dengan anak dari Nabi Syuaib yang bernama Shafura, mereka berdua pun menuju ke Negara Mesir.
Ketika mereka tiba di sebuah bukit saat malam tiba, ia melihat sebuah cahaya dan Musa mendekati asal sinar tersebut.
Setibanya di sana terdengar sebuah suara yang menuju ke arah Musa. Wahyu yang ia terima saat itu kurang lebih begini, “Musa, kamu sedang berada di sebuah lembah suci, lepaskan terompah yang kamu kenakan dan kamu menjadi rasul utusanKu.”
“Aku adalah Allah maka jalankan perintah-Ku karena tiada Tuhan selain Aku, dirikanlah shalat dan menyembah hanya padaKu.” Nabi Harun pun dimintai tolong oleh Nabi Musa untuk menemaninya berdakwah, setelah ia menerima wahyunya.
Ia berencana akan meminta Nabi Harun berdakwah pada Firaun, tetapi ia mengalami kecacatan yang disebabkan oleh memakan bara api diminta oleh Firaun saat ia kecil.
Hal ini membuat cara bicaranya tidak mudah dipahami sebagaimana manusia biasanya.
6. Dakwah Nabi Musa kepada Firaun
Nabi Musa akhirnya melanjutkan perjalanannya menuju Mesir setelah menerima wahyu.
Setelah sampai di sana menemui ibu kandung dan juga Nabi Harun, lalu mengajak Nabi Harun untuk berdakwah.
Kisah Nabi Musa As lengkap yang berikutnya yaitu menemui Firaun dan mengajaknya untuk ikut menyembah Allah.
Ia pun berkata bahwa ia sudah menjadi utusan dan Rasul Allah yang akan mengajak Firaun untuk ikut menyembahNya.
Tapi tentu saja Firaun menolak dan ia meminta bukti bahwa Nabi Musa memang utusan Allah dengan cara menunjukkan mukjizatnya.
Tapi Firaun menyuruh para tukang sihir untuk melemparkan tali yang dimana tali-tali itu berubah menjadi ular.
Allah SWT pun mewahyukan kembali Nabi Musa untuk melemparkan tongkatnya.
Setelah itu, tongkatnya berubah menjadi ular-ular yang besar yang pada akhirnya memakan semua ular si tukang sihir.
Firaun sangat marah melihatnya dan ia menyebut bahwa Nabi Musa hanyalah seorang tukang sihir.
Ia pun meminta mukjizat yang lainnya, Nabi Musa pun memasukkan tangannya ke dalam saku lalu mengeluarkannya lagi.
Saat dikeluarkan, dari tangannya itu muncul cahaya yang sangat menyilaukan bagi Firaun dan pasukannya.
Hingga Firaun meminta Nabi Musa untuk memasukkan lagi tangannya ke dalam saku.
Tapi hal itu juga tetap membuat Firaun tidak percaya bahwa Nabi Musa dan Nabi Harun adalah Nabi dan Rasulnya Allah.
Baca Juga : Rangkuman Kisah Nabi Muhammad dari Lahir Hingga Wafat
7. Nabi Musa Membelah Lautan
Setelah Nabi Musa dan Nabi Harun berdakwah di hadapan Firaun dan Firaun menolaknya, Firaun tentu saja semakin marah.
Ia pun memerintahkan bala tentaranya untuk membunuh Nabi Musa. Tak hanya Nabi Musa saja tapi para pengikutnya juga diperintah untuk dibunuh.
Mengetahui hal itu, Nabi Musa dan orang-orang yang menjadi pengikutnya melarikan diri ke laut merah.
Saat itu Nabi Musa bingung dengan situasi yang serba menegangkan karena pasukan Firaun berada di belakang mereka sedang mengejar ia dan pengikutnya.
Pada sebuah laut yang membentang sangat luas, pasukan Firaun menghalangi jalan Nabi Musa dan pengikutnya.
Allah kembali memberikan wahyuNya kepada Nabi Musa dengan meminta Nabi Musa memukulkan tongkatnya ke arah laut.
Kemudian laut pun terbelah menjadi dua secara otomatis dan Nabi Musa memiliki jalan untuk menyebrangi lautan.
Setelah Nabi Musa berada di seberang lautan, pasukan Firaun masih berada di tengah lautan.
Allah pun memerintahkannya kembali untuk memukulkan tongkatnya lagi ke laut merah.
Jadi laut kembali menjadi satu dan seluruh pasukan beserta Firaun tenggelam di laut tersebut.
Dalam beberapa hari sesudahnya, tubuh Firaun ditemukan masih utuh dan tidak membusuk.
Itu adalah peringatan dari Allah untuk orang yang menentang permintaanNya.
8. Peristiwa yang Menguji Kesabaran Nabi Musa
Kisah Nabi Musa selanjutnya muncul dari sebuah peristiwa pengujian kesabaran.
Setelah mendapat wahyu lagi dari Allah, Nabi Musa pun berjalan menuju ke arah laut dan ditemani oleh sahabatnya yang bernama Yusya’ bin Nun.
Ia pun memerintahkan sahabatnya itu untuk membawa ikan yang ada di dalam wadah.
Jika ikan itu loncat ke air laut, ia harus memberi tahu Nabi Musa karena tempat itulah yang menjadi tempatnya hambanya Allah.
Setelah berjalan lama, keduanya merasakan kelelahan dan tertidur.
Saat bangun Yusya’ bin Nun melihat ikannya loncat ke dalam air tapi ia lupa memberi tahu Nabi Musa.
Sehari semalam berikutnya ia baru memberitahu Nabi Musa mengenai ikan tersebut,
Nabi pun kembali ke tempat mereka tidur tadi maka bertemulah ia dengan Nabi Khidir. Nabi Musa pun menyampaikan keinginannya untuk belajar dengan Nabi Khidir.
Nabi Musa, Nabi Khidir, dan Yusya pun berjalan menuju laut dan menaiki perahu. Tapi perahu tiba-tiba diberi lubang oleh Nabi Khidir yang mengundang tanya dari Nabi Musa.
Tapi Nabi Khidir hanya menjelaskan bahwa Nabi Musa tak akan bisa sabar jika bersama Nabi Khidir.
Mereka berjalan lagi lalu bertemu dengan anak kecil yang secara spontan dibunuh oleh Nabi Khidir. Akhirnya Nabi Musa pun bertanya lagi mengapa ia sampai membunuhnya.
Artikel Pilihan : 4 Doa Nabi Sulaiman dan Cara Mengamalkannya
9. Peristiwa Kesabaran Nabi Musa Berikutnya
Nabi Khidir pun kembali menjawab mengenai kesabaran Nabi Musa. Setelah itu, Nabi Khidir pun memberi peringatan pada Nabi Musa.
Bahwa Nabi Musa tak boleh bertanya apapun lagi mengenai apa yang dilakukan oleh Nabi Khidir di perjalanan mereka yang selanjutnya.
Hal itu hanya akan menjadi penghalang antara mereka berdua, begitu menurut Nabi Khidir dalam kisah Nabi Musa tersebut.
Mereka tiba di sebuah desa dan menyampaikan keinginannya untuk bertamu lalu meminta makan di sana.
Tapi ternyata penduduk desa menolak kedatangan mereka bertiga.
Tiba-tiba mereka melihat ada suatu rumah yang akan roboh sehingga Nabi Khidir pun kembali mendirikan rumah tersebut.
Sayangnya, Nabi Musa kembali bertanya pada Nabi Khidir mengenai alasannya mengapa mendirikan rumah yang roboh.
Nabi Khidir pun dengan tegas menjawab bahwa Nabi Musa memang tidak akan sabar jika bersamanya.
Maka ia akan mengakhiri perjalanan mereka tetapi dengan beberapa penjelasan terlebih dulu.
10. Alasan Nabi Khidir Menguji Kesabaran Nabi Musa
Hikmah dari kisah Nabi Musa bisa dilihat dari beberapa alasan Nabi Khidir yang menguji kesabaran Nabi Musa berikut ini:
a. Alasan Nabi Khidir Menenggelamkan Perahu
Hal itu disebabkan oleh akan adanya seorang penguasa yang kejam yang akan mengambil perahunya secara paksa.
Jika perahunya dilubangi, maka penguasa itu tidak akan bisa mengambil perahunya.
b. Alasan Nabi Khidir Membunuh Anak Kecil
Alasannya adalah orang tua si anak kecil adalah seorang mukmin yang terbilang taat.
Nabi Khidir khawatir setelah anaknya dewasa ia akan menjerumuskan orang tuanya pada kekufuran dan keingkaran.
Jadi sebelum itu terjadi ia membunuhnya terlebih dulu dan berdoa kepada Allah SWT orang tuanya akan diberi pengganti, yaitu anak yang shalih dan lebih baik.
c. Alasan Nabi Khidir Mendirikan Tembok Roboh
Rumah tersebut adalah milik anak yatim dan di bawah temboknya terdapat harta peninggalan dari orang tuanya.
Orang tuanya adalah orang yang shalih sehingga setelah dewasa hartanya akan digunakan oleh anak-anak dengan rahmat Allah.
11. Nabi Musa Wafat
Itulah akhir kisah nabi Musa yang lengkap dari akhir hingga akhirnya ia wafat. Nabi Musa selalu berusaha mengajak umatnya untuk berada di jalan yang benar. Hancur jugalah musuh-musuh Nabi Musa seperti Haman, Kaum Kanaan, Firaun, dan Qorun.
Nabi pun meninggal di usia 120 tahun di sebuah padang Tieh. Ambilah hikmah yang besar dari kisah dan riwayat dari Nabi Musa ini.
Allah memberi banyak cerita seluruh nabi dan juga Bani Israil di dalam Al Quran.
Hal itu juga menjadi hikmah bagi kita umatnya untuk meneladani seluruh perjuangan yang dilakukan oleh Nabi Musa dan nabi serta rasul lainnya kemudian menjaga diri kita dari azab yang pernah menimpa para nabi tersebut.
Keteladanan Nabi Musa
Dari cerita kisah Nabi Musa lengkap yang sudah dijabarkan di atas, kita harus bisa meneladani sifat baik yang beliau miliki. Beberapa sikap dan keteladanan dari Nabi Musa di antaranya yaitu:
1. Seorang yang Pemberani dalam Menyampaikan Kebenaran
Walaupun pada saat itu Firaun adalah seorang penguasa yang sewenang-wenang dan juga sangat kejam, tetapi Nabi Musa tak pernah takut dalam menyampaikan apa yang ia anggap benar.
Ia juga tetap menyampaikan kebenaran itu dengan cara mengajak Firaun agar mau mengikuti dirinya, yaitu menyembah Allah semata.
Padahal saat itu dengan terang-terangan Firaun mengaku bahwa ia adalah penguasa dan juga Tuhan yang berkuasa.
2. Taat Pada Allah
Dari kisah Nabi Musa di atas juga sudah memberi contoh yang baik kepada kita semua bahwa satu-satunya tempat meminta pertolongan dan satu-satunya yang harus disembah hanyalah Allah.
Allah SWT adalah Tuhan yang Esa atau hanya ada satu.
Ia juga yang telah menciptakan alam semesta dan semua isi dari alam semesta ini. Allah SWT juga yang memiliki kuasa atas segala hal yang ada di alam semesta.
Keyakinan kita sebagai manusia harus bulat dan harus hanya menuju kepada Allah.
3. Tekun dalam Belajar
Keteladanan lainnya yang juga dimiliki oleh Nabi Musa adalah ketekunannya dalam belajar dan juga dalam menuntut ilmu ketika ia ingin belajar dengan Nabi Khidir.
Ia juga telah diperintahkan oleh Allah SWT untuk terus belajar dan mencari ilmu bahkan ke tempat yang sangat jauh.
Selain itu, Allah juga menuntut Nabi Musa untuk selalu tekun dan bersikap sabar saat sedang menuntut ilmu.
Walaupun ada banyak kejadian aneh yang beliau temui di setiap perjalanannya saat sedang belajar.
Tak hanya itu, Nabi Musa juga sangat taat dan patuh pada gurunya yaitu para guru yang telah memberinya ilmu.
4. Suka Membela Orang yang Lemah
Pada saat Nabi Musa masih tinggal dengan Firaun di istananya dan melihat pertengkaran yang terjadi di dalam keluarga Firaun atau yang disebut dengan orang Qibti dengan para rakyat jelata ia malah membeli orang-orang dari Bani Israil dan rakyat jelata yang lemah.
Secara tidak sengaja, Nabi Musa juga membunuh orang Qibti dan ia melarikan diri dari kerajaan.
Tapi ia menerima segala risikonya dan tidak kecewa karena ia merasa ia telah membela rakyat jelata, yang dianggapnya lemah.
Ia juga tetap yakin apa yang dilakukannya saat itu adalah sesuatu yang benar.
5. Sabar Ketika Sedang Berdakwah
Allah SWT dengan sengaja mengutus Nabi Musa agar Nabi mengajak para penguasa untuk melakukan sesuatu yang baik agar orang-orang kaya memiliki harta yang dianggap baik. Para politisi menjadi orang yang juga baik.
Tapi orang-orang itu malah menuduh Nabi Musa bahwa ia hanyalah seorang tukang sihir sekaligus pembohong.
Padahal Nabi Musa datang pada mereka dengan niat baik sambil membawa ayat-ayat dari Allah SWT.
Baca artikel lainnya : Amalan Doa Nabi Yusuf dan Cara Mengamalkannya
Mukjizat Nabi Musa
Mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Musa tidak terlepas dari bagian kisah Nabi Musa dan Firaun yang sudah kita kenal baik selama ini.
Seperti yang diketahui juga bahwa seluruh Nabi Allah diberi mukjizat yang luar biasa oleh Allah termasuk Nabi Musa.
Inilah sejumlah mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa:
1. Tongkat Membelah Lautan dan Berubah Menjadi Ular
Mukjizat yang paling populer dan dikenal banyak orang dari Nabi Musa adalah, tongkat yang mampu membelah lautan dan juga bisa berubah menjadi ular.
Atas izin Allah tongkat tersebut bisa menolong Nabi Musa dari serangan Firaun dan pasukannya.
Terbelahnya lautan membuat para mukmin pengikut Nabi Musa dan juga Nabi Musa bisa menyelematkan diri dari Firaun yang mengejar mereka.
Air yang kembali menyatu pada akhirnya membuat Firaun dan pasukannya tenggelam.
Awalnya tongkat itu hanyalah sebuah tongkat biasa, tapi atas izin Allah bisa berubah menjadi apa saja.
Pada lain waktu, tongkatnya bisa berubah menjadi ular sehingga Nabi Musa berhasil mengalahkan para penyihir.
Tak ada rasa takut dalam diri Nabi Musa dan karena imannya yang kokoh pada Allah membuat Allah menolongnya memberi mukjizat dengan memberinya tongkat tersebut.
Bahkan, setelah para tukang sihir itu dikalahkan oleh Nabi Musa, mereka pun bersujud seraya berkata, “Kami beriman kepada Tuhan semesta alam, yaitu Tuhannya Musa dan juga Harun.”
2. Tangan Bersinar
Selain tongkat, Nabi Musa juga memiliki mukjizat lainnya yang juga bisa dilihat di kisah Nabi Musa beserta mukjizatnya yaitu mengenai tangannya yang bisa bersinar sangat terang, setelah ia memasukkannya ke dalam saku.
3. Topan
Pada suatu masa di zaman Nabi Musa pernah terjadi musim kemarau atau kekeringan yang sangat panjang.
Kekeringan itu berlangsung kurang lebih antara 1-2 tahun lamanya hingga membuat Sungai Nil juga ikut mengalami kekeringan.
Keringnya Sungai Nil membuat pasokan air minum habis dan segala cara pun dilakukan.
Dimulai dengan memberi tumbal hingga memberi perintah pada prajurit untuk memilih daerah lain dalam tempat pengambilan air.
Hal itu pun dilakukan oleh Firaun dan juga para pengikutnya tapi sayangnya tetap gagal.
Kondisi kemarau panjang yang tidak kunjung reda membuat salah satu penasihat Firaun memberi ide supaya mereka meminta pertolongan pada Tuhannya Musa.
Akhirnya Nabi Musa datang ke istana dan para pengikut Firaun pun berjanji pada Nabi Musa, jika hujan benar-benar turun mereka akan menjadi pengikut Musa dan akan beriman kepada Allah.
Akhirnya Nabi Musa memohon dan berdoa kepada Allah dan dikabulkan, akhirnya datang hujan.
Tapi para pengikut Firaun tidak menepati janjinya setelah hujan turun, akhirnya Allah pun menurunkan topan dan badai yang membuat wilayah tersebut menjadi banjir.
4. Belalang
Setelah wilayah tempat mereka tinggal diterpa banjir, mereka kembali memohon kepada Nabi Musa agar Allah menghentikan banjir tersebut.
Lagi-lagi mereka berjanji hal yang sama jika banjir berhenti mereka akan beriman kepada Allah.
Nabi Musa pun segera berdoa kepada Allah dan Allah SWT langsung mengabulkan doanya.
Banjir tersebut membuat lahan tanah menjadi subur dan hasil tani meningkat pesat.
Tapi orang-orang kafir mengkufurkan nikmat dari Allah dan mereka lupa dengan janjinya.
Allah pun menghancurkan seluruh tanaman pertanian dengan mengirimkan hama belalang. Pertanian yang awalnya subur hancur dan lenyap seketika.
Orang-orang yang merasa sengsara ini terus memohon kepada Nabi Musa untuk diangkat musibahnya dan sekali lagi Allah tetap mengabulkan doa Nabi Musa.
5. Kutu
Musim kemarau yang panjang, kemudian topan dan banjir hingga hama belalang rasanya belum cukup untuk menghukum mereka.
Mereka terus berbuat durhaka pada apa yang sudah Allah berikan.
Allah pun menurunkan hama kutu yang memakan semua persediaan makanan di rumah mereka.
Untuk kesekian kalinya, Allah masih mengabulkan doanya untuk menghentikan kutu-kutu tersebut setelah mereka memohon kepada Nabi Musa.
6. Katak
Selain itu, Allah pernah memberi hukuman pada orang-orang kafir dengan cara menurunkan ribuan katak ke lahan mereka.
Katak pun memenuhi gudang penyimpanan makanan, rumah, hingga teko air tempat minum.
Kekuasaan Allah terlihat pada kisah Nabi Musa lengkap di atas.
Untuk mengikuti amalan Nabi Musa, cobalah untuk melaksanakan sedekah di Yayasan Yatim Mandiri yang mengangkat harkat sosial kemanusiaan khususnya kaum dhuafa dan anak yatim.