Mengendalikan emosi bukan hal yang mudah apalagi untuk anak-anak. Yuk cari tahu bagaimana cara mengajarkan anak mengelola emosi di sini!
Anak tantrum di depan umum memang membuat kepala pening. Itulah kenapa Sahabat perlu mengajarkan anak cara mengelola emosi.
Pengelolaan emosi yang baik bisa membantu si kecil lebih mudah bergaul dan membaur dengan masyarakat.
Namun perlu dicatat, mendidik anak di era digital ini mungkin akan sedikit chalanging, maka dari itu, metode melatih anak agar bisa mengontrol emosi harus disesuaikan.
Sebagai contoh, agar anak bisa lebih tenang, selalu berikan afirmasi dan apresiasi atas usahanya. Lebih dari itu, Sahabat juga bisa membatasinya bermain gadget.
Yuk, cek informasi selengkapnya di artikel berikut ini!
Cari Tahu Emosi Anak
Jika diibaratkan, anak-anak itu sama saja dengan orang dewasa, hanya saja badannya kecil dengan emosi yang belum stabil.
Jadi, sama halnya dengan orang dewasa, anak tantrum pasti ada penyebabnya. Umumnya, anak tantrum atau emosi disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:
- Kelelahan
- Mengantuk
- Frustasi karena tidak bisa menjelaskan keinginannya
- Lapar
- Ingin mendapatkan perhatian
Sebagai orang tua yang baru punya anak pasti sulit mengenali penyebab tantrumnya si kecil.
Namun tidak apa-apa, seiring berjalannya waktu, Sahabat akan memahami pola dan kepribadian si kecil.
Cara Mengajarkan Anak Mengelola Emosi
Setelah Sahabat bisa mengenali emosi si kecil dan tahu penyebabnya, Sahabat bisa mulai mengajarkan anak untuk mengelola emosinya. Bagaimana caranya? Ini penjelasannya:
1. Beri Waktu Tenang
Cara mengajarkan anak mengelola emosi yang pertama, yaitu beri waktu untuk tenang. Maksudnya, saat anak tantrum, kasih dia waktu untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu.
Di saat yang sama, Sahabat juga bisa menenangkan diri agar tidak terpancing emosi saat menghadapinya.
Ingat, di saat anak tantrum, jangan malah langsung membentaknya, ya! Sebab, membentak si kecil bisa memberikan dampak yang buruk.
2. Bantu Anak Mengenali Emosi & Berikan Validasi
Setelah situasi lebih tenang, tahapan cara mengajarkan anak untuk mengelola emosi, yaitu bantu ia mengenali emosinya dan beri validasi.
Pada umumnya, anak-anak kesulitan mengenali emosinya sendiri. Jadi, saat ia menangis atau tantrum, Sahabat bisa membantunya untuk mengenali apa yang sedang ia rasakan.
Caranya, Sahabat bisa menanyakan pertanyaan sederhana, seperti “Adek sebel karena tadi mama/papa masih sibuk?” atau pertanyaan semacamnya.
Jika si kecil sudah mengiyakan, baru beri validasi dengan memberikan afirmasi, seperti “iya, adek sebel ya, jadinya main sendiri? Nggak papa kalo adek sebel” dan lainnya.
Cara semacam ini akan membantu si kecil lebih paham dengan apa yang dia rasakan, dan dia merasa aman karena perasaannya divalidasi.
3. Tunjukkan Afeksi
Cara membantu anak mengelola emosi selanjutnya, yaitu tunjukkan afeksi. Maksudnya adalah, jangan semerta-merta memarahi si kecil ketika ia sedang tantrum.
Justru sebaliknya, perlakukanlah ia dengan lembut dan berikan afeksi, baik itu melalui pelukan atau lainnya.
Dengan begitu, si kecil akan merasa lebih aman, dan dia tidak takut untuk mengkomunikasikan apa yang sedang ia rasakan.
Lebih dari itu, memberi afeksi juga bisa memberikan ketenangan kepada si kecil ketika ia sedang tantrum.
4. Bantu Anak Mencari Solusi
Setelah anak lebih tenang, apa cara yang harus dilakukan selanjutnya? Di tahap ini, Sahabat bisa membantu si kecil mencari solusi untuk mengatasi emosinya.
Misalnya, jika ia tantrum karena tidak diperhatikan, Sahabat bisa menawarkan solusi untuk bermain bersama selama 20 menit.
Namun, perlu diingat bahwa, sebelum memberikan solusi kepada si kecil, Sahabat perlu meminta maaf terlebih dahulu dan jelaskan alasan Sahabat tidak bisa memberikan perhatian kepada si kecil.
Cara ini diharapkan bisa memberi pengertian kepada si kecil dan membantunya untuk tidak tantrum karena alasan yang sama di kemudian hari.
5. Apresiasi Usaha Anak
Cara mengajarkan anak mengelola emosi yang terakhir, yaitu memberikan apresiasi kepada si kecil. Ya, cara ini adalah kunci penting dalam proses pembelajaran si kecil.
Jadi, setelah ia bisa mengelola emosi dan menenangkan diri, Sahabat perlu menunjukkan apresiasi, tidak harus berupa barang, Sahabat juga bisa memberikan apresiasi dengan pujian.
Demikian penjelasan tentang cara mengajarkan anak mengelola emosi, mulai dari memberi waktu tenang hingga memberi apresiasi.
Perlu dicatat, kunci mendidik anak adalah sabar, karena si kecil perlu waktu untuk mempelajari hal-hal baru. Jadi, jangan sampai tersulut emosi, ya!
Bagaimana? Apakah informasi di atas membantu Sahabat? Jika Sahabat tertarik untuk mendapatkan informasi lain seputar parenting, silakan kunjungi blog Yatim Mandiri.