7 Cara Mendisiplinkan Anak Tanpa Kekerasan, Cek Di Sini!

Cara mendisiplinkan anak tanpa kekerasan memiliki dampak yang positif pada mental anak. Apa saja caranya? Cek di sini untuk mengetahuinya.

Mendisiplinkan anak bukanlah perkara mudah. Terkadang, emosi tersulut saat melakukannya dan kekerasan terjadi. Oleh karenanya, orang tua harus tahu cara mendisiplinkan anak tanpa kekerasan.

Kekerasan verbal/fisik yang dilakukan saat mendidik anak akan memberi dampak negatif pada mental anak. Selain itu, kekerasan juga dapat menciptakan hubungan yang tidak sehat antara anak dan orang tua.

Larangan Penggunaan Kekerasan dalam Islam

Penggunaan kekerasan dalam mendidik anak merupakan cara yang tidak diajarkan oleh agama Islam. Rasulullah SAW tidak pernah memukul anak maupun istri beliau.

Kekerasan dalam mendidik bertentangan dengan esensi agama Islam, yaitu perdamaian. Sehingga, orang tua harus tetap bisa menciptakan suasana aman dan damai saat mendisiplinkan anak.

Namun, Sahabat mungkin pernah mendengar tentang hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud. Hadis ini bermakna bahwa orang tua boleh memukul anaknya yang berumur 10 tahun lebih jika ia tidak mau shalat.

Dari hadis ini bisa disimpulkan bahwa orang tua hanya boleh memukul anak dalam hal kedisiplinan ibadah. Meski demikian, orang tua tidak dianjurkan untuk memukul anak secara berlebihan.

Sementara itu, Rasulullah juga melarang seorang mukmin untuk memukul saudaranya pada bagian wajah. Beliau juga bersabda bahwa mereka yang bersikap lemah lembut akan memperoleh kebaikan.

Maka, dapat disimpulkan bahwa agama Islam melarang kekerasan dalam mendisiplinkan anak. Orang tua hendaknya bersikap lemah lembut dan sabar dalam mendidik anak, terutama anak di bawah 10 tahun.

Cara Mendisiplinkan Anak Tanpa Kekerasan

Membentuk karakter disiplin pada anak sangatlah penting. Kedisiplinan dapat mengantar anak pada kesuksesan di dunia maupun di akhirat.

Agar anak memiliki rasa kedisiplinan tinggi, Sahabat dapat mempraktikkan cara-cara mendisiplinkan anak tanpa disertai kekerasan di bawah ini.

1. Berikan Contoh yang Baik

Anak-anak, terutama yang berusia di bawah 10 tahun lebih membutuhkan contoh yang baik dari orang tua mereka daripada kekerasan. Anak-anak adalah peniru yang mahir.

Mereka akan meniru apa yang orang tua lakukan dalam beribadah, melakukan kegiatan sehari-hari, berperilaku, berkata-kata, dan bahkan dalam menyelesaikan masalah.

Maka, Sahabat harus bisa menjadi teladan yang baik bagi anak. Contohnya, jika Sahabat ingin anak disiplin dalam shalat, maka Sahabat juga harus segera shalat saat waktunya tiba. 

Selain itu, Sahabat juga harus menghindari berdebat dengan pasangan di depan anak. Dengan demikian, anak tidak akan memiliki sikap suka membantah orang tua.

2. Buat dan Ajak Anak Memahami Konsekuensi

Cara mendisiplinkan anak tanpa kekerasan yang kedua adalah membuat serta membantu anak memahami konsekuensi yang diperoleh jika tidak disiplin.

Konsekuensi yang diperoleh anak saat tidak disiplin sebaiknya berupa hukuman yang jauh dari kekerasan, misalnya tidak boleh nonton TV, tidak boleh bermain HP, dll.

Pastikan anak-anak menyetujui konsekuensi tersebut sehingga anak-anak merasa pendapatnya didengar oleh orang tua mereka.

Selain itu, Sahabat juga perlu membantu anak memahami akibat ketidakdisiplinan, contohnya bangun siang dapat menyebabkan terlambat ke sekolah, tidak sholat menyebabkan dosa, dll.

Ketika mengajarkan konsekuensi ini, pastikan Sahabat menggunakan kata-kata yang mudah dipahami anak-anak dan dengan intonasi lembut. Nasihat yang lembut akan lebih didengar anak.

Di samping itu, jangan lupa untuk memberi reward jika anak telah menerapkan perilaku disiplin. Reward ini bisa berupa pujian, makanan kesukaan anak, dll.

3. Ajak Anak untuk Membuat Aturan

Peraturan dan jadwal kegiatan dapat melatih kedisiplinan anak. Sahabat dapat mengajak anak membuat peraturan dan jadwal tersebut. 

Setelah membuatnya, tempelkan jadwal dan peraturan pada tempat yang strategis. Dengan demikian, anak dapat dengan mudah membacanya.

Bekerja sama membuat peraturan dapat membuat anak lebih paham akan aturan yang perlu ditaati. Kegiatan ini juga dapat membuat anak mengerti mengapa aturan tersebut dibuat.

Selain itu, kerja sama ini juga membuat anak merasa lebih dihargai dan didengar. Ketika anak tidak mentaati peraturan tersebut, orang tua hendaknya mengingatkan dengan lembut.

4. Buat Kesepakatan

Saat anak tidak disiplin, orang tua dapat membuat kesepakatan dengan anak. Contohnya, orang tua dapat mengatakan jika anak tidak mandi dalam waktu 10 menit, anak harus mencuci piring.

Sehingga, anak akan memikirkan akibat dari perilakunya yang tidak disiplin. Ia dapat memilih untuk menanggung akibatnya atau menuruti perkataan orang tua.

5. Ajarkan Anak Tentang Perilaku yang Baik

Salah satu cara mendisiplinkan anak tanpa kekerasan adalah mengajarkan perilaku baik sejak dini. Anak-anak yang berperilaku baik umumnya tidak perlu didisiplinkan dengan kekerasan.

Beberapa perilaku baik yang perlu diajarkan adalah mengatakan terimakasih, meminta maaf, hormat kepada orang tua, berkata sopan, dll. 

Pendidikan perilaku ini tidak hanya lewat nasihat saja tapi juga lewat contoh yang diberikan oleh orang tua. Selain mengajarkan perilaku baik, Sahabat juga dapat mengajarkan keterampilan baru.

Keterampilan baru ini bisa berupa keterampilan mengerjakan pekerjaan rumah, kemampuan bersosialisasi, dsb. Sehingga, anak dapat menjadi lebih mandiri dan mampu mengatasi masalah.

6. Tahan Diri Jika Ingin Marah

Saat anak tidak mentaati peraturan, orang tua biasanya akan merasa emosi dan marah. Namun, membentak atau memukul anak akan memberi efek yang buruk pada mental anak.

Selain itu, orang tua biasanya juga akan merasa menyesal setelah memarahi anak. Oleh karena itu, Sahabat harus menahan diri saat keinginan untuk marah-marah muncul. 

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredam amarah.

  • Ambil Wudhu: Berwudhu saat sedang marah dapat menyejukkan hati yang sedang dipenuhi oleh amarah. Sehingga, keinginan untuk memukul/membentak anak pun hilang.
  • Membaca ‘Audzubillahi Minash Shaithonir Rajim: Menurut hadits dari Imam At-Tabrani, bacaan tersebut dapat menghilangkan amarah pada diri seseorang.
  • Berdoa dan Berdzikir: Saat merasa marah kepada anak, Sahabat sebaiknya berhenti sejenak dari aktivitas yang dilakukan dan kemudian memanjatkan doa dan berdzikir.
  • Tarik Nafas Panjang: Menarik nafas panjang selama beberapa kali dapat membantu Sahabat menahan diri untuk marah-marah terhadap anak.
  • Menyingkir Sebentar dan Lakukan Aktivitas Lain: Apabila cara-cara di atas tidak dapat meredam amarah, Sahabat sebaiknya menyingkir sebentar dan melakukan aktivitas lain. 

7. Ajak Anak untuk Hidup Teratur Sejak Dini

Membiasakan anak hidup teratur dan disiplin sejak dini dapat memupuk kedisiplinan anak di masa mendatang. Sehingga, ketika besar nanti, anak-anak akan lebih mudah dinasihati dan diatur.

Pembiasaan hidup teratur bisa diajarkan secara bertahap, contohnya membiasakan bangun pagi, kemudian dilanjut dengan kebiasaan mandi pada jam-jam tertentu, ibadah, belajar, dsb.

Pembelajaran keteraturan ini harus dilakukan sesuai dengan umur anak. Dengan demikian, masa kecil anak tetap bahagia dan menyenangkan.

Mendisiplinkan anak tanpa memukul/membentak bukanlah hal yang mustahil. Sahabat dapat menerapkan cara mendisiplinkan anak tanpa kekerasan di atas dan anak pun akan tumbuh jadi anak yang disiplin.

Dapatkan informasi lainnya terkait ke-Islaman dengan mengunjungi Blog Yatim Mandiri agar menambah keilmuan kita.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top