Puasa Arafah dan Tarwiyah: Pengertian, Perbedaan, Niat, dan Tata Cara

Puasa Arafah dan Tarwiyah adalah puasa yang dianjurkan Rasulullah SAW. Kenali beda puasa Arafah dan Tarwiyah agar tidak salah melakukan. Lihat lengkapnya.


Bulan Dzulhijjah adalah salah satu bulan dalam kalender Hijriyah yang memiliki banyak keberkahan bagi umat Islam. Salah satu bukti keberkahan dari bulan ini adalah adanya puasa Arafah dan Tarwiyah. Dimana umat Islam akan melaksanakan puasa di tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah.

Meskipun tidak dihukumi wajib, banyaknya keutamaan untuk melakukan puasa ini membuat orang Islam tidak mau ketinggalan melaksanakannya. Untuk mengetahui secara lengkap mengenai puasa ini, berikut ulasan lengkap yang bisa dijadikan sumber informasi.

 

Apa Itu Puasa Arafah dan Tarwiyah?

puasa arafah dan tarwiyah
sumber gambar : istock

Sebelum memasuki pambahasan yang lebih detail mengenai puasa Arafah dan Tarwiyah. Maka, akan lebih baik jika mengetahui definisi dari kedua puasa sunnah tersebut. Informasi ini perlu didapatkan diawal agar tidak terjadi kesalahan dalam memahaminya.

Berbicara mengenai puasa Tarwiyah, masih banyak orang yang kebingungan mengenai tanggal tapat pelaksanaannya. Untuk pelaksanaan puasa Tarwiyah ini, akan dilakukan setiap tanggal 8 bulan Dzulhijjah.

Sedangkan puasa Arafah sendiri, sebagaimana namanya yaitu akan dilaksanakan ketika orang yang berhaji melaksanakan wukuf di Arafah. Puasa Arafah ini akan dilakukan saat bulan Dzulhijjah memasuki hari ke-9. Sehingga bisa disimpulkan bahwa puasa Tarwiyah dan Arafah saling berurutan.

Perbedaan Puasa Tarwiyah dan Arafah

Setelah mengetahui definisi dari kedua puasa Arafah dan Tarwiyah tersebut, informasi yang perlu didapatkan selanjutnya adalah mengenai perbedaan dari kedua puasa ini. Karena sejatinya kedua puasa ini sangat berbeda meskipun dilakukan pada bulan yang sama yaitu bulan Dzulhijjah.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai perbedaan puasa Tarwiyah dan Arafah yang perlu diketahui sebelum memutuskan untuk melaksanakannya.

  • Puasa Tarwiyah

Perbedaan antara puasa Tarwiyah dan Arafah pertama adalah perihal waktu pelaksanaannya. Sebagaimana diketahui dan telah dijelaskan sebelumnya bahwa puasa Tarwiyah akan dilaksanakan pada tanggal 8 bulan Dzulhijjah.

Puasa ini akan dilaksanakan pada satu hari penuh dan pada hari itu saja. Sehingga dapat dikatakan bahwa nama Tarwiyah ini diberikan hanya untuk puasa satu hari di hari ke-8 Dzulhijjah. Hal ini tentu sangat berbeda dengan puasa Ramadhan yang dilakukan sebulan penuh.

Perbedaan lainnya adalah pada niatnya, karena berbeda pelaksanaan tentu akan berpengaruh pula pada niat puasanya. Untuk niatnya sendiri, bisa dilihat pada penjelasan berikutnya.

  • Puasa Arafah

Saat mendengar nama puasa ini, maka yang akan terlintas dalam pikiran adalah pelaksanaan haji. Dimana dalam salah satu rukun haji ada wukuf di Arafah. Namun, perlu diketahui bahwa bukan berarti puasa ini akan dilakukan orang yang sedang melaksanakan haji.

Melainkan semua umat Islam yang mau melaksanakan puasa ini juga bisa menjalankannya. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa ada banyak keutamaan yang akan didapatkan saat melaksanakan puasa ini. Puasa ini sendiri bisa dilakukan pada tanggal 9 di bulan Dzulhijjah.

Sama halnya dengan puasa Tarwiyah, puasa Arafah ini juga akan dilaksanakan sekali saja dan tidak beruntun. Sehingga dapat dikatakan nama Arafah adalah nama untuk puasa hari ke-9 sedangkan pada hari lainnya akan memiliki nama berbeda.

Begitu juga niatnya juga memiliki makna khusus untuk puasa Arafah. Jadi dapat dikatakan bahwa beda puasa Arafah dan Tarwiyah terletak pada waktu pelaksanaan, niat dan juga keutamaan yang akan didapatkan.

 

Niat Puasa Arafah dan Tarwiyah Arab

Niat Puasa Arafah dan Tarwiyah Arab
sumber gambar : istock

Suatu ibadah akan dinilai sah jika diawali dengan niat. Karena adanya niat ibadah tersebut akan menunjukkan tujuan yang ingin diraih. Begitu juga saat akan melaksanakan puasa Tarwiyah ataupun Arafah. Bagi siapa saja yang ingin melakukannya, wajib membaca niat sesuai dengan tujuannya.

Jika puasa yang akan dilaksanakan adalah puasa Tarwiyah, maka orang tersebut harus niat puasa Tarwiyah. Sebaliknya, jika orang tersebut ingin puasa Arafah, maka niat yang harus dibaca adalah puasa Arafah.

Untuk memberikan informasi mengenai masing-masing niat dari puasa sunnah ini, berikut niat lengkapnya.

  • Niat Puasa Tarwiyah

Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala.

Artinya: “Saya niat berpuasa sunnah tarwiyah karena Allah ta’ala.”

  • Niat Puasa Arafah

Nawaitu shauma haadzal yaumi ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Arafah hari ini karena Allah SWT.”

Dari kedua niat tersebut bisa dilihat secara jelas akan penyebutan Tarwiyah dan Arafah. Adanya penyebutan nama kedua puasa tersebut memang perlu dilakukan. Mengingat puasa tersebut hanya dilakukan setahun sekali dalam bulan Dzulhijjah di hari ke-8 dan 9.

Begitu juga dengan puasa sunnah ataupun puasa fardhu lainnya. Perlu dilakukannya pengucapan niat secara jelas saat akan melakukan ibadah tersebut. Karena dalam syariat Islam sendiri telah disyariatkan untuk mengucapkan niat secara jelas akan ibadah yang dilakukan.

Dalil Pelaksanaan Puasa Arafah dan Tarwiyah

Untuk membuat orang yang mengerjakan yakin dengan apa yang dikerjakannya, maka dibutuhkan suatu dalil yang mengukuhkan. Karena Islam sendiri sangat menganjurkan kepada umatnya untuk mengetahui setiap dalil dari ibadah yang dilakukan.

Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga kehati-hatian dalam salahnya melakukan jenis ibadah ataupun amalan. Begitu juga saat akan melaksanakan ibadah puasa Tarwiyah ataupun Arafah. Perlu diketahui mengenai dalil masing-masing pelaksanan puasa tersebut, lebih jelasnya sebagai berikut.

  • Dalil Puasa Tarwiyah

Penjelasan pertama adalah mengenai dalil puasa Tarwiyah. Berikut ini adalah sebuah hadits yang menjelaskan pelaksanaan puasa ini.

“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah).” (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir)

Dalam penjelasan hadits tersebut sangat jelas bahwa pada saat itu para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai amalan yang paling disukai. Rasulullah SAW segera memberikan jawaban tersebut kepada para sahabat.

Dimana amalan yang paling disukai adalah sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Dari penjelasan tersebut bisa terlihat bahwa Tarwiyah masuk kedalam sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Namun, perlu diingat kembali bahwa pada hari kesepuluh, umat Islam diharamkan untuk berpuasa.

Sehingga, tidak diperbolehkan bagi siapapun untuk berpuasa pada tanggal 10 Dzulhijjah tersebut. karena pada hari itu umat Islam telah merayakan hari kemenangan yaitu Idul Adha atau hari raya qurban.

  • Dalil Puasa Arafah

Selanjutnya adalah mengetahui dalil yang menjelaskan tentang puasa Arafah. Berikut ini adalah dalil yang menjelaskan mengenai puasa Arafah.

“Tidak ada hari yang di dalamnya Allah membebaskan hamba-hamba dari api neraka lebih banyak daripada di hari Arafah,” (HR. Muslim).

Dalam dalil hadits tersebut bisa dilihat bahwa ada banyak keutamaan yang bisa didapatkan seseorang saat melakukan puasa Arafah. Dimana Allah akan membebaskan dirinya dari api neraka pada hari Arafah.

Selain itu ada dalil lain yang juga menjelaskan mengenai pelaksanaan puasa Arafah ini. Berikut ini adalah dalil lain dari pelaksanaan puasa Arafah.

“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah.” (HR. Tirmidzi no. 3585)

Sama halnya dengan puasa Tarwiyah yang masuk dalam sembilan hari bulan Dzulhijjah yang diperbolehkan puasa. Maka, puasa Arafah yang merupakan hari ke-9 juga memiliki keutamaan yang sama. Dimana orang yang melaksanakan ibadah ini doanya tidak akan tertolak.

 

Cara Melaksanakan Puasa Tarwiyah dan Arafah

Cara Melaksanakan Puasa Tarwiyah dan Arafah
sumber gambar : istock

Setelah berbagai macam informasi telah didapatkan mengenai puasa sunnah ini, lantas bagaimana cara pelaksanaannya. Untuk tata cara pelaksanaan puasa ini sama saja dengan puasa lainnya. Supaya lebih memudahkan dalam memahami berikut tata cara pelaksaan puasa Arafah dan Tarwiyah.

  • Niat

Hal pertama yang perlu dilakukan saat akan melakukan ibadah apapun adalah mengucapkan niat. Begitu juga saat akan melaksanakan puasa Tarwiyah dan Arafah yang harus diawali dengan niat. Namun, pembacaan niat puasa sunnah ini tidak perlu dilakukan sebelum pelaksanaan puasa.

Dalam artian, jika puasa Ramadhan wajib mendahulukan niat. Maka, pada puasa sunnah Arafah dan Tarwiyah diperbolehkan untuk niat ditengah-tengah hari. Asalkan orang tersebut belum makan dari waktu sahur hingga berbuka puasa.

  • Sahur

Selanjutnya adalah melaksanakan sahur sebagaimana mengawali jenis puasa lainnya. Perlu diketahui bahwa meskipun pelaksanaan sahur ini adalah sunnah, namun akan tetap lebih baik jika dilaksanakan.

Selain bisa lebih membuat orang semakin bertenaga, adanya pelaksanaan sahur ini juga akan memberikan pahala sunnah bagi yang melakukannya. Oleh karena itu, laksanakanlah sahur sebelum melakasanakan puasa sunnah.

  • Menahan Hawa Nafsu

Maksud menahan hawa nafsu disini tidak hanya untuk menahan lapar dan juga haus saja. Orang yang berpuasa hendaknya juga bisa menahan segala amarah dan berbagai macam sifat buruk lainnya.

Karena sejatinya dari melaksanakan puasa adalah untuk menghindarkan seseorang dari perbuatan yang tidak baik. Sehingga orang tersebut bisa terlatih untuk selalu melakukan perbuatan amal sholih.

  • Berbuka Puasa

Saat sudah memasuki waktu Maghrib, maka orang berpuasa diperbolehkan untuk berpukan puasa. Sangat dianjurkan bagi siapa saja yang berpuasa untuk mendahulukan berbuka. Anjuran ini tentu suatu kenikmatan bagi orang yang telah menahan dahaga dan lapar.

Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan saat akan melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah. Secara garis besar dari tata cara pelaksanaan puasa sunnah tersebut sama dengan puasa Ramadhan. Hanya saja pada bagian niat ada sedikit kelonggaran bagi orang yang melakukannya.

Dimana, jika puasa Ramadhan wajib meniatkan puasa sebelum berakhir waktu sahur, maka pada puasa sunnah diperbolehkan melewatinya. Meskipun niatnya terlambat, puasa tersebut tetap dinilai sah asalkan orang tersebut belum makan dan juga minum.

Boleh Tidak Melaksanakan Puasa Arafah Saja?

Informasi selanjutnya adalah mengenai pertanyaan yang sering muncul saat akan melaksanakan puasa Tarwiyah ataupun puasa Arafah. Dimana masih banyak orang yang mengalami kebingungan mengenai hukum pelaksanaan puasa tersebut.

Berikut ini adalah beberapa hal yang sering menjadi pertanyaan beberapa orang yang hendak melasanakan puasa Arafah ataupun Tarwiyah.

  • Haruskah Melaksanakan Puasa 9 Hari Bulan Dzulhijjah?

Dalam sebuah hadits telah disebutkan bahwa Rasulullah telah menganjurkan untuk puasa di sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah. Berikut ini adalah hadits pernyataan tersebut.

“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah).” (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir)

Maksud dari hadits tersebut bukan berarti mewajibkan semua umat Islam untuk berpuasa pada 9 hari dibulan Dzulhijjah. Melainkan seseorang bisa mengambil satu, dua, tiga atau sembilan dari hari tersebut. Sehingga tidak ada larangan bagi siapapun untuk mengambil beberapa hari saja.

  • Puasa Arafah atau Tarwiyah Saja

Puasa Arafah dan Tarwiyah memang sering dijelaskan secara bersama-sama. Sehingga tidak sedikit orang yang memiliki pemahaman bahwa puasa tersebut harus dilaksanakan semuanya. Padahal hukum dasar dari kedua puasa tersebut adalah sunnah.

Maka, dari hukum awal tersebut bisa diketahui bahwa tidak ada kewajiban untuk melaksanakan keduanya secara bersamaan. Seseorang boleh melakukan puasa Arfah saja ataupun Tarwiyah saja. Namun, akan menjadi lebih jika puasa tersebut dilakukan semuanya yaitu Tarwiyah dan Arafah.

Itulah beberapa pertanyaan yang sering mengganjal dalam pikiran beberapa orang. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa puasa sembilan hari bulan Dzulhijjah adalah sunnah.

Sehingga seseorang bisa melakukan beberapa hari saja. Begitu juga Arafah dan Tarwiyah boleh dilakukan salah satunya saja.

Penjelasan mengenai puasa Arafah dan Tarwiyah telah didapatkan secara detail dari pengertian hingga hukumnya. Tinggal beberapa minggu lagiumat Islam akan memasuki bulan Dzulhijjah. Siapkan diri untuk melaksanakan ibadah puasa di Dzulhijjah ini dengan semangat ibadah terbaik.

 

Sumber:

  • https://news.detik.com/berita/d-5609917/apa-keutamaan-puasa-tarwiyah-dan-puasa-arafah
  • https://hot.liputan6.com/read/4609126/keutamaan-puasa-tarwiyah-dan-arafah-beserta-niatnya-amalan-menjelang-iduladha
  • https://www.tribunnews.com/nasional/2021/07/18/ini-bacaan-niat-puasa-tarwiyah-dan-arafah-sebelum-idul-adha-2021-lengkap-dengan-tulisan-arab-latin#:~:text=Dengan%20demikian%2C%20puasa%20Tarwiyah%20dilaksanakan,yaitu%20Senin%2C%2019%20Juli%202021.
  • https://muslim.or.id/10500-mustajabnya-doa-pada-hari-arafah.html

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top