Puasa Arafah adalah salah satu puasa yang disunnahkan di bulan Dzulhijjah. Ada banyak fadhilah yang bisa didapatkan. Baca selengkapnya.
Salah satu puasa sunnah bulan Dzulhijjah yang paling dinantikan adalah puasa Arafah. Puasa yang akan dilaksanakan sebelum hari raya Idul Adha ini memiliki banyak keutamaan. Sehingga sangat tidak salah jika banyak kaum muslimin yang menantikan kedatangan hari Arafah.
Untuk memberikan informasi yang cukup lengkap mengenai puasa hari Arafah ini. Kali ini akan ada pembahasan yang akan menjelaskan secara detail mengenai puasa sunnah ini. Lebih jelasnya, simak ulasan mengenai puasa hari Arafah berikut ini.
Apa Itu Puasa Arafah?
Banyak orang masih kebingungan dalam membedakan antara puasa Arafah dengan puasa Tarwiyah. Sama-sama dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah dan mendekati hari qurban, membuat orang sering terbalik dalam penyebutan.
Agar tidak terjadi kesalahan terus-menerus dalam penyebutan, maka perlu diketahui definisi dari puasa hari Arafah ini. Definisi dari puasa Arafah sendiri tidak akan jauh dari kata ‘Arafah’. Dimana kata tersebut merupakan nama tempat yang disinggahi oleh jamaah haji untuk melakukan wukuf.
Pelaksanaan wukuf tersebut akan dilaksanakan pada hari kesembilan Dzulhijjah. Karena umat Islam yang sedang berhaji melakukan ibadah ini, maka umat Islam lainnya yang tidak berkesempatan haji disunnahkan berpuasa. Oleh karena itu, puasa ini disebut dengan nama puasa Arafah.
Kapan Puasa Arafah Dilaksanakan?
Setelah mengetahui definisi dari puasa hari Arafah, selanjutnya adalah mengetahui waktu pelaksanaan dari puasa ini. Satu hal yang perlu diingat bahwa puasa ini tidak sama dengan puasa Ramadhan yang dilakukan satu bulan penuh.
Namun, puasa ini hanya akan dilakukan satu hari saja pada salah satu hari di bulan Dzulhijjah. Meskipun begitu, seseorang tetap diperbolehkan melakukan puasa sepanjang bulan Dzulhijjah kecuali pada hari raya Idul Adha dan hari Tasyrik.
Untuk mengetahui penjelasan lebih detail mengenai waktu pelaksanaan puasa ini, berikut ulasan lengkapnya.
-
Waktu Pelaksanaan Puasa Hari Arafah
Nama Arafah disematkan pada puasa Arafah karena pada saat itu sedang terjadi ibadah haji dengan melaksanakan wukuf di Arafah. Pelaksanaan wukuf dan juga puasa ini juga sama persis.
Dimana puasa ini dikerjakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, begitu juga dengan pelaksanaan wukuf di Arafah. Untuk penanggalan Masehi sendiri, memungkinkan adanya perbedaan antara negara satu dengan negara lainnya.
Hal ini terjadi karena menyesuaikan dengan letak hilal yang terlihat. Namun secara pasti, pelaksanaan puasa pada hari Arafah akan dilakukan di hari kesembilan Dzulhijjah.
Perlu ditekankan kembali bahwa pelaksanaan puasa tersebut hanya akan dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah saja. Tidak tanggal 7, 8, 10 ataupun tanggal lainnya yang berada pada bulan Dzulhijjah.
-
Niat Puasa Arafah
Tidak hanya perlu mengetahui waktu pelaksanaannya saja. Jika seseorang ingin melaksanakan puasa pada hari Arafah juga perlu mengetahui niatnya, baik itu dengan menggunakan bahasa Indonesia, bahasa daerah, ataupun bahasa Arab.
Namun secara pasti, orang yang melafadzkan niat tersebut harus paham akan apa yang diniatkan. Akan lebih baik jika menggunakan bahasa Arab, tetapi sudah paham akan artinya. Untuk itu, supaya memudahkan dalam melafadzkan niat dan menghindarkan dari kesalahan dalam niat.
Berikut ini niat yang bisa diucapkan saat akan melaksanakan puasa di hari Arafah dengan menggunakan bahasa Arab dan artinya:
Nawaitu shauma haadzal yaumi ‘an adaa’i sunnati Arafah lillaahi ta‘aalaa.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Arafah hari ini karena Allah SWT.”
Keutamaan Puasa Arafah
Ada banyak hadits yang menjelaskan mengenai pelaksanaan puasa yang memiliki banyak keutamaan ini. Bahkan, ulama Ibnu Muflih juga mengatakan bahwa umat muslim disunnahkan untuk melakukan puasa di bulan Dzulhijjah, terutama pada hari Arafah.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai keutamaan dari puasa di hari Arafah, berikut ini adalah beberapa keutamaan yang melekat pada hari Arafah yang memiliki daya pikat tersendiri bagi kaum muslim.
-
Menghapuskan Dosa Selama Dua Tahun
Keutamaan atau fadhilah puasa Arafah pertama adalah adanya keistimewaan bagi orang yang melakukan dengan dihapuskan dosa. Bahkan dosa yang akan dihapuskan tidak hanya di Arafah saja. Melainkan orang yang melakukan puasa tersebut akan dihapuskan dosa selama dua tahun.
Maksud dua tahun disini adalah dosa pada satu tahun yang telah lalu dan dosa yang akan datang. Sungguh sangat menakjubkan Allah SWT memberikan rahmat ini kepada hamba-Nya. Untuk menguatkan adanya fadilah ini, berikut ada dalil hadits yang bisa dijadikan landasan.
“Beliau bersabda, ‘Puasa hari Arafah, saya berharap kepada Allah, dapat menghapus (dosa) setahun sesudahnya dan setahun sebelumnya.” (HR. At-Tirmidzi).
-
Sebagai Hari yang Dicintai
Banyaknya anugerah yang Allah berikan kepada umat Islam pada hari ini membuat hari Arafah masuk dalam bagian hari yang dicintai Allah SWT. Bahkan karena cintanya Allah terhadap hari ini begitu besar, tidak membuat amalan jihad fi sabilillah bisa mengalahkannya.
Oleh karena itu, sudah seharusnya kaum muslimin memanfaatkan momen ini untuk menjalankan amal sholeh lainnya. Dengan begitu, pahala yang didapatkan juga lebih banyak dan tidak berasal dari satu amalan saja yaitu puasa.
Mengenai bukti kecintaan Allah SWt terhadap hari Arafah ini, telah ada hadits yang menjelaskannya. Berikut ini adalah redaksi secara lengkap hadits yang menjelaskan kecintaan Allah SWT terhadap bulan Dzulhijjah termasuk Arafah.
“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah).” (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir)
-
Dibebaskan dari Api Neraka
Keutamaan lainnya yang akan diperoleh umat Islam adalah adanya sifat Rahman dan Rahimnya Allah yang diberikan kepada umat Islam. Dimana, pada hari Arafah ini Allah SWT akan membebaskan hamba-Nya dari siksa api neraka.
Sehingga tidak salah jika kaum muslimin berbondog-bondong untuk mendapatkan keutamaan ini. Mengingat keutamaan dibebaskannya api neraka ini hanya terjadi pada hari Arafah saja. Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini.
“Tidak ada hari yang di dalamnya Allah membebaskan hamba-hamba dari api neraka lebih banyak daripada di hari Arafah,” (HR. Muslim).
-
Bagian dari Sunnah Rasulullah
Ada banyak hadits yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW memiliki kebiasaan berpuasa pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Dimana dalam 10 hari tersebut masuk didalamnya hari Arafah yang merupakan hari kesembilan dari bulan Dzulhijjah.
Adanya kebiasaan Rasulullah SAW ini bisa menjadi bukti bahwa ada banyak keutamaan yang bisa didapatkan didalamnya. Karena, bahkan Rasulullah SAW sendiri juga telah mencontohkan kepada umat Islam untuk mengikuti sunnah beliau.
Sehingga amalan puasa Arafah bisa dikatakan menjadi bagian dari sunnah Rasulullah SAW yang pelaksanaannya sangat dianjurkan. Untuk memperkuat penjelasan ini, berikut hadits yang menjelaskan tentang kebiasaan Rasulullah SAW dalam melaksanakan puasa ini.
“Ada empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah yaitu puasa asyura, puasa hari arafah, puasa tiga hari setiap bulan dan shalat dua rakaat sebelum subuh.” (HR. An Nasa’i dan Ahmad)
-
Taqarrub Ke Allah SWT
Selain beberapa keutamaan yang telah disebutkan di atas, ada keutamaan lain yang akan didapatkan saat melakukan puasa di hari Arafah. Dimana, orang yang telah melaksanakan puasa tersebut akan semakin dekat dengan Allah SWT.
Sehingga akan membuat kehidupan orang tersebut menjadi lebih tentram dan damai. Selain itu, orang yang semakin dekat dengan Allah SWT juga akan terhindarkan dari sifat keputusasaan.
Hal ini bisa terjadi karena orang tersebut sadar akan kemampuan dirinya yang terbatas dan Allah yang Agung. Adanya kesadaran ini akan membuat orang selalu berdoa kepada Allah SWT dan dengan mudah Allah SWT akan mengabulkan doanya.
-
Menjadikan Pribadi Penyabar
Orang yang telah melakukan puasa di hari Arafah juga akan merasakan keutamaannya secara nyata. Dimana orang tersebut akan semakin terlatih dalam mengendalikan diri. Adanya kemampuan mengendalikan diri yang baik tentu akan memberikan dampak baik kepada orang tersebut.
Hal ini bisa dilihat dari respon orang sekitar yang menjadi lebih senang jika seseorang bisa mengendalikan diri. Sehingga, keutamaan dari puasa Arafah ini tidak hanya didapatkan saat hari kiamat saja. Melainkan saat orang tersebut masih dalam keadaan hidup juga bisa merasakannya.
Banyaknya keutamaan dalam menjalankan puasa di hari Arafah sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Seharusnya bisa membuat kaum muslimin termotivasi untuk segera bergegas melaksanakannya. Persiapkan diri dengan baik agar bisa mendapatkan keutamaan di atas.
Hukum Puasa Arafah
Ada banyaknya keutamaan yang bisa didapatkan dari menjalankan puasa ini, terkadang membuat seseorang mengharuskan diri untuk melakukannya. Dengan begitu, terkadang membuat orang merasa kebingungan akan hukum asal dari menjalankan puasa ini.
Untuk menjelaskan secara rinci berikut adalah penjelasan mengenai hukum pelaksanaan dari puasa hari Arafah:
-
Bagi Orang yang Berhaji
Perlu diketahui bahwa pelaksanaan puasa pada hari Arafah adalah bertepatan dengan wukuf di Arafah. Dimana kondisi wukuf tersebut berada pada daerah yang cukup panas dan tidak memungkinkan untuk berpuasa.
Karena adanya kondisi tersebut, maka orang yang berhaji disunnahkan untuk tidak berpuasa. Hal ini bertujuan untuk melindungi diri orang yang sedang melaksanakan wukuf. Selain itu, orang yang berhaji juga akan semakin khusyu dalam melaksanakan hajinya saat tidak terbebani.
-
Bagi Orang yang Tidak Haji
Berbeda halnya dengan orang yang belum diberikan kesempatan untuk melakukan ibadah haji. Tentu orang tersebut akan memiliki waktu dan kondisi yang lebih memungkinkan. Dimana orang tersebut bisa menyesuaikan diri dengan kondisi dan tempat berteduh.
Karena adanya kelonggaran ini dan banyaknya keutamaan pada hari Arafah, maka orang yang tidak haji disunnahkan berpuasa. Hal ini lebih baik untuk dilakukan mengingat Rasulullah SAW sendiri juga telah mencontohkan kepada kaum muslimin.
Selain hukum yang telah dijelaskan di atas, ada pendapat beberapa ulama yang menjelaskan secara rinci mengenai hukum puasa di hari Arafah. Berikut ini adalah beberapa pandangan ulama akan hukum puasa di bulan Dzulhijjah ini.
-
Pendapat Imam Nawawi
Dalam Al Majmu’ Imam Nawawi memberikan penjelasan bahwa puasa Arafah hukumnya sunnah. Hukum ini sebagaimana yang digunakan oleh Imam Syafi’i maupun para ulama Syafi’iyyah. Namun perlu dipahami bahwa kesunnahan ini bisa diartikan berbeda tergantung siapa yang melakukannya.
Berikut ini adalah ketentuan yang diambil berdasarkan madzhab Imam Syafi’i:
- Sunnah untuk menjalankan puasa bagi orang yang tidak melakukan wukuf di Arafah. Dalam artian, orang tersebut tidak sedang melakukan ibadah haji.
- Sunnah untuk tidak menjalankan puasa bagi orang yang sedang menjalankan wukuf di Arafah atau sedang melaksanakan ibadah haji.
-
Pendapat Ibnu Muflih
Ibnu Muflih memberikan penjelasan dalam Al-Furu’ bahwa melaksanakan ibadah puasa di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah adalah sunnah. Terlebih lagi untuk hari Arafah yang memiliki banyak keutamaan.
Itulah beberapa pendapat ulama mengenai hukum melaksanakan puasa Arafah. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hukum melaksanakan puasa di hari Arafah adalah sunnah.
Arti Puasa Arafah
Ada banyak tafsiran yang menjelaskan mengenai puasa Arafah. Hal ini sangat wajar terjadi mengingat ada banyak sumber yang bisa dijadikan pedoman dalam melakukan penafsiran. Berikut ini adalah beberapa pendapat mengenai arti puasa pada hari Arafah.
-
Sebagai Nama Tempat
Penafsiran pertama mengenai arti kata Arafah pada pelaksanaan puasa di hari Arafah adalah berkaitan erat dengan nama tempat yaitu Arafah. Dimana tempat ini akan digunakan oleh kaum muslimin yang sedang melaksanakan ibadah haji untuk berwukuf.
Pada saat melaksanakan wukuf tersebut, kaum muslimin akan merasakan hawa yang cukup panas. Mengingat tidak ada penghalang sedikitpun pada tempat tersebut. Karena adanya pelaksanaan ibadah ini, maka orang yang tidak berwukuf disunnahkan untuk berpuasa.
-
Sebagai Arti dari Mimpi
Tafsiran kedua adalah berkaitan dengan peristiwa Nabi Ibrahim As dan Nabi Ismail As. Dimana peristiwa ini memang memiliki kaitan erat dengan kejadian yang dilakukan Nabi Ibrahim AS yang diminta Allah menyembelih anaknya.
Pada saat itu, Nabi Ibrahim AS mendapatkan mimpi bahwa beliau harus menyembelih anaknya yaitu Ismail AS. Adanya mimpi tersebut lantas membuat Nabi Ibrahim bertanya apakah mimpi tersebut dari Allah SWT ataupun hanya bunga tidur saja.
Seiring berjalannya waktu, Nabi Ibrahim As merasa yakin bahwa mimpi tersebut merupakan pemberian Allah SWT. Keyakinan tersebut didapatkan Nabi Ibrahim tepat pada hari Arafah. Sehingga kemudian nama tersebut digunakan sebagai nama puasa Arafah yang memiliki arti ‘keyakinan’.
Demikian arti dari pelaksanaan puasa pada hari Arafah. Meskipun ada perbedaan dalam hal penafsiran, ulama tetap memiliki kesepakatan untuk memberikan hukum sunnah pada pelaksanaannya sehingga puasa ini sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.
Ganjaran Puasa Arafah
Setelah memantapkan diri untuk melakukan puasa khusus di hari Arafah, tentu ada keinginan dalam diri untuk mengetahui ganjaran apa yang akan didapatkan. Berikut ini adalah pendapat beberapa ulama mengenai ganjaran yang akan diperoleh bagi orang yang puasa:
-
Pengampunan Dosa
Sebagaimana penjelasan sebelumnya bahwa orang yang telah melaksanakan puasa pada hari istimewa ini akan diampuni dosanya. Dosa yang diampuni merupakan dosa yang telah lalu dan dijaga dari dosa ditahun berikutnya.
Dalam penjelasan dosa berikutnya ini, banyak ulama yang memiliki perbedaan pendapat. Berikut ini adalah beberapa pendapat mengenai pengampunan dosa yang akan datang:
- Hanya Dosa Kecil
Pendapat pertama menjelaskan bahwa maksud dari pemberian ampunan dosa untuk satu tahun setelahnya adalah dosa kecil saja. Sehingga umat Islam tetap harus berhati-hati dalam menjalankan kehidupan meskipun telah mendapatkan pengampunan dosa dari Allah SWT.
- Dicegah dari Dosa
Pendapat kedua memberikan penjelasan bahwa maksud satu tahun setelahnya adalah manusia dicegah dari berbuat dosa. Hal ini bisa terjadi karena seseorang telah mulai terlatih dalam mengendalikan diri dan hawa nafsu.
-
Pembebasan dari Api Neraka
Ganjaran yang akan didapatkan selanjutnya adalah dengan mendapatkan syafaat akan pemadaman api neraka. Penjelasan ini didapatkan dari sebuah hadits tentang hari Arafah berikut ini:
“Tidak ada hari yang di dalamnya Allah membebaskan hamba-hamba dari api neraka lebih banyak daripada di hari Arafah,” (HR. Muslim).
Dalam hadits tersebut telah diberikan penjelasan secara jelas bahwa Allah SWT akan memadamkan api neraka pada hari Arafah. Adanya hadits ini tentu bisa menjadi petunjuk bahwa Allah akan memberikan Rahman dan Rahim-Nya di hari Arafah.
Sehingga sudah sepatutnya umat muslim segera bergegas untuk mendapatkan Rahman dan Rahim tersebut. Dimana dengan kesadaran melaksanakan berpuasa ini diharapkan bisa menjauhkan dari siksa api neraka.
-
Terkabulnya Doa
Dalam sebuah hadits telah dijelaskan bahwa pada hari Arafah adalah hari yang mustajab. Karena itu, umat Islam sangat dianjurkan untuk memanjatkan doa sebanyak mungkin. Adanya ganjaran ini telah dijelaskan dalam hadits berikut ini.
“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah.” (HR. Tirmidzi no. 3585)
Melaksanakan puasa Arafah memang bukanlah suatu keharusan. Namun jika melihat banyaknya keutamaan yang bisa didapatkan, tentu akan merugi bagi siapa saja yang melewatkannya. Persiapkan diri untuk menyambut hari Arafah agar mendapatkan keutamaan di atas.
Sumber:
- https://www.tribunnews.com/nasional/2021/07/18/ini-bacaan-niat-puasa-tarwiyah-dan-arafah-sebelum-idul-adha-2021-lengkap-dengan-tulisan-arab-latin#:~:text=Dengan%20demikian%2C%20puasa%20Tarwiyah%20dilaksanakan,yaitu%20Senin%2C%2019%20Juli%202021.
- https://muslim.or.id/10500-mustajabnya-doa-pada-hari-arafah.html
- https://hot.liputan6.com/read/4609126/keutamaan-puasa-tarwiyah-dan-arafah-beserta-niatnya-amalan-menjelang-iduladha