Dalam rukun Islam yang kelima dijelaskan haji wajib bagi yang mampu. Tapi sebenarnya siapa saja orang yang diwajibkan untuk melaksanakan haji? Simak penjelasan berikut.
Haji merupakan salah satu ibadah yang wajib dan sudah dijelaskan dalam rukun islam yang kelima. Tetapi di sana dijelaskan bahwa haji ini wajib bagi mereka yang mampu.
Hal ini menyebabkan banyak umat muslim bingung siapa saja sebenarnya orang yang diwajibkan untuk melaksanakan haji.
Selain itu beberapa umat muslimin dan muslimat juga masih bingung bagaimana sebenarnya batasan mampu atau tidak untuk melaksanakan haji.
Sangat disayangkan, sampai saat ini masih banyak yang mengira bahwa kemampuan ini hanya dinilai dari faktor finansial atau keuangan.
Padahal sebenarnya dalam agama Islam, yang dimaksud dengan kemampuan untuk melaksanakan ibadah haji ini meliputi finansial, fisik, dan mental. Jadi seorang muslim yang ingin melaksanakan haji harus siap secara fisik yaitu sehat serta mental dan tekadnya harus kuat.
Baca juga : Mengenal Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Haji Sesuai Syariat
6 Kategori Orang yang Diwajibkan untuk Melaksanakan Haji
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, orang yang wajib haji sederhananya adalah orang yang mampu. Tetapi supaya tidak bingung dan menjadi lebih jelas, berikut kami bagikan informasi tentang kategori orang yang diwajibkan untuk melaksanakan haji.
1. Beragama Islam
Kategori pertama orang yang wajib haji adalah seorang muslim atau seseorang yang beragama Islam. Karena syarat paling utama dari seseorang yang ingin melaksanakan ibadah haji adalah harus seorang muslim atau mualaf.
Bagi seseorang yang tidak beragama Islam, tentu ia tidak memiliki kewajiban untuk melaksanakan haji di tanah suci. Lagipula seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, haji merupakan salah satu ibadah yang dijelaskan secara nyata di dalam rukun islam.
2. Sudah Baligh atau Mencapai Dewasa
Kategori kedua orang yang wajib haji setelah muslim adalah orang yang sudah baligh atau mencapai usia dewasa. Yang dimaksud dengan mencapai usia dewasa di sini adalah sesuai dengan aturan atau syariat Islam.
Dalam agama Islam seseorang dianggap dewasa ketika sudah mencapai 15-17, aturan ini berlaku untuk laki-laki maupun perempuan. Karena secara ilmiah, seorang remaja yang mencapai usia tersebut biasanya juga sudah mengalami pubertas.
Seorang laki-laki atau perempuan beragama Islam jika sudah dewasa, maka ia memiliki kewajiban untuk melaksanakan haji. Tapi bagi seorang perempuan yang sudah baligh dan ingin melaksanakan haji, maka ia harus didampingi oleh mahramnya.
Jika sudah menikah maka perempuan tersebut harus didampingi oleh suaminya ketika melaksanakan ibadah haji. Sedangkan untuk perempuan baligh yang belum menikah, ia bisa didampingi oleh ayah atau saudara kandungnya yang laki-laki.
3. Dirinya Merdeka atau Bukan Budak
Kategori berikutnya orang yang wajib haji harus memiliki kemerdekaan atas dirinya sendiri. Jadi yang dimaksud dengan merdeka adalah bukan seorang budak atau hamba sahaya yang terikat pada majikannya. Karena seperti yang kita tahu, budak tentu tidak berhak atas dirinya sendiri.
Dalam agama Islam budak yang tidak memiliki kemerdekaan dirinya sendiri dianggap tidak mampu. Jika kemerdekaan diri sendiri tidak mampu dimiliki, tentu kemampuan finansial juga tidak dimiliki. Sehingga hamba sahaya tidak termasuk orang yang diwajibkan untuk melaksanakan haji.
Artikel lainnya : Apa Saja Syarat Wajib Haji yang Wajib Dipenuhi Umat Islam?
4. Berakal Sehat dan Siap Secara Mental
Kategori yang keempat orang yang diwajibkan untuk melaksanakan haji adalah seorang muslim yang baligh dan berakal sehat.
Perlu diketahui bahwa syarat wajib menunaikan ibadah haji adalah mampu berpikir dengan baik dan logis ketika mengalami suatu hal.
Jadi bagi mereka umat muslim meskipun sudah baligh tapi tidak memiliki akal sehat, maka tidak diwajibkan untuk melaksanakan haji.
Disisi lain, yang dimaksud dengan tidak berakal sehat di sini adalah mengalami gangguan jiwa, hilang ingatan, gila, atau tidak waras.
Satu hal yang tidak kalah penting dan wajib diingat, seseorang yang ingin melaksanakan haji harus siap secara mental. Karena ibadah haji membutuhkan waktu yang cukup panjang. Sehingga sejak awal jamaah harus memiliki tekad yang bulat dan niat yang lurus untuk beribadah.
Jangan sampai ketika sudah sampai di tanah suci, jamaah merasa tidak betah atau ingin langsung kembali ke negara Asalnya. Hal ini tentu akan sangat merepotkan dan merugikan berbagai pihak yang berangkat haji bersama jamaah tersebut.
5. Mampu Secara Finansial
Berikutnya seseorang yang mampu secara finansial atau memiliki keuangan yang mapan, maka termasuk orang yang diwajibkan untuk melaksanakan haji. Seperti yang kita tahu, rangkaian ibadah haji cukup panjang sehingga akan menghabiskan banyak waktu.
Jarak antara Indonesia dengan Arab Saudi juga cukup jauh, sehingga biaya transportasi yang dibutuhkan tentu cukup mahal.
Mulai dari tiket pesawat hingga tiket bus untuk perjalanan selama berada di sana. Belum lagi biaya untuk membayar penginapan selama ibadah haji.
Semua hal tersebut membutuhkan persiapan yang sangat matang dari segi finansial, bahkan harus disiapkan sejak lama dengan mengumpulkan sedikit demi sedikit. Jadi jika seseorang mampu membayar seluruh biaya untuk keperluan tersebut, ia dianggap mampu dan wajib haji.
Terdapat catatan khusus, bagi seseorang yang sekiranya belum mampu tapi mendapat hadiah untuk berhaji maka ia berhak menerimanya. Jadi ia tetap boleh melaksanakan haji dengan bantuan lain, tetapi hal ini juga tidak diwajibkan atau orang tersebut boleh menolak.
6. Mampu Secara Fisik
Terakhir orang yang diwajibkan untuk melaksanakan haji adalah ia yang memiliki kemampuan fisik atau sehat secara fisik. Karena untuk bisa melakukan seluruh rangkaian ibadah haji, seorang jamaah harus memiliki fisik yang kuat. Jika tidak, dikhawatirkan akan jatuh sakit secara tiba-tiba.
Jadi sebelum memutuskan untuk berangkat ke tanah suci, pastikan Anda melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu. Pemeriksaan ini bisa dilakukan di pusat kesehatan terdekat seperti klinik atau Puskesmas. Anda tidak harus berkunjung ke rumah sakit besar yang ada di pusat kota.
Yang terpenting, pastikan pusat kesehatan tersebut memiliki layanan pemeriksaan yang lengkap. Seluruh anggota tubuh mulai dari kepala hingga kaki, semua harus dipastikan sehat. Jika memiliki riwayat penyakit tertentu, sebaiknya lakukan konsultasi dengan dokter lebih dahulu.
Ketika berkonsultasi tanyakan apakah seseorang dengan riwayat penyakit seperti itu bisa melakukan perjalanan jauh. Anda juga bisa menanyakan apakah ada obat yang harus dibawa dan dikonsumsi selama perjalanan ibadah haji.
Keenam orang dengan kategori di atas merupakan orang yang diwajibkan untuk melaksanakan haji. Kesimpulannya seorang muslim, baligh, berakal sehat, merdeka, mampu secara finansial dan fisik termasuk golongan orang yang wajib haji.
Ketahui 6 Rukun Haji yang Wajib Dilaksanakan Jamaah Haji
Sekarang pemahaman tentang orang yang diwajibkan untuk melaksanakan haji sudah sangat jelas. Selain memahami tentang orang yang wajib haji, mempelajari tentang rukun haji juga sangat penting. Berikut ini merupakan 6 rukun haji yang wajib diketahui umat muslim dan.
1. Ihram dari Miqat
Rukun haji yang pertama adalah melakukan ihram dari Miqat. Ihram sendiri merupakan tahapan pertama dalam rangkaian ibadah haji dengan cara membaca niat dan memakai pakaian ihram. Sedangkan Miqat merupakan tempat di mana setiap jamaah mulai membaca niat haji.
Setelah melaksanakan ihram dari Miqat ada berbagai larangan yang harus dihindari oleh para jamaah haji. Beberapa di antaranya adalah berburu hewan atau burung, berjima dengan sengaja, dan membawa senjata.
Jika salah satu dari larangan di atas dilanggar, maka ihram akan batal dan berakibat pada haji yang dianggap tidak sah. Seseorang yang membatalkan ihram, nantinya diharuskan membayar fidyah.
Untuk membayar fidyah bisa dilakukan dengan cara berpuasa selama 3 hari berturut-turut atau memberi makan kepada 6 orang miskin.
Aktivitas membayar fidyah dengan cara memberi makan ini harus dilakukan dengan memberikan gandum 1 mud pada masing-masing orang.
Baca artikel : Berikut 6 Rukun Haji yang Perlu Dipahami oleh Jemaah
2. Berwukuf di Arafah
Rukun haji yang kedua yaitu melakukan wukuf di Padang Arafah bersama dengan para jamaah lainnya. Ketika melaksanakan wukuf jamaah akan diajak untuk mendekatkan diri kepada Allah, berdzikir, dan berdoa bersama-sama.
Wukuf biasanya dilaksanakan sejak matahari tenggelam hingga matahari terbit kembali esok harinya. Dalam rangkaian ibadah haji, wukuf dilakukan pada tanggal 9 hingga 10 bulan Dzulhijjah. Di saat itu jamaah bisa berdoa dengan sekhusyuk mungkin supaya mendapat ketenangan hati.
3. Thawaf di Ka’bah
Bagi seseorang yang melaksanakan ibadah haji di tanah suci maka ia wajib melakukan thawaf di Ka’bah. Thawaf sendiri juga dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu thawaf qudum, thawaf ifadhah, thawaf wada, thawaf umrah dan masih banyak lagi.
Bagi jamaah haji thawaf yang wajib dilaksanakan adalah thawaf ifadhah. Jika tidak melakukan hal tersebut, maka hajinya akan dianggap batal atau tidak sah. Karena thawaf ifadhah ini merupakan salah satu rukun haji yang harus dilakukan oleh setiap jamaah.
4. Sa’i di Bukit Shafa dan Bukit Marwah
Pernahkan Anda mendengar tentang kisah Siti Hajir yang kebingungan mencari mata air untuk Nabi Ismail, akhirnya menemukan mata air zamzam?
Ini merupakan kisah yang menjadi sejarah dilaksanakannya sa’i salah satu rangkaian kegiatan dalam ibadah haji dan termasuk rukun haji.
Setiap jamaah haji wajib melakukan sa’i atau berlari kecil di antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah sebanyak 7 kali. Namun untuk jamaah wanita yang mungkin kesulitan berlari atau takut tersandung, bisa menggantinya dengan cara berjalan cepat.
5. Bertahallul atau Memotong Rambut
Selanjutnya yang termasuk dalam rukun haji adalah melakukan tahallul atau memotong rambut setidaknya 3 helai untuk jamaah laki-laki. Sedangkan untuk jamaah perempuan, bisa memotong sedikit bagian ujung rambut mereka.
Tahallul ini dibedakan menjadi 2 jenis yaitu tahallul awal dan akhir. Tahallul awal boleh dilakukan setelah jamaah haji melaksanakan lempar jumrah. Sedangkan tahallul akhir baru boleh dilakukan ketika jamaah telah menyelesaikan semua rangkaian ibadah haji seperti thawaf wada.
Baca juga : Simak Hukum Kurban untuk Orang Haji
6. Melaksanakan Haji dengan Tertib
Rukun haji terakhir yang tidak kalah penting dan wajib diingat oleh setiap jamaah adalah melaksanakan haji dengan tertib. Yang dimaksud tertib di sini adalah bisa menaati peraturan yang ada, tidak mengganggu aktivitas sesama jamaah, dan berlaku sopan.
Sehingga seluruh rangkaian ibadah haji setiap jamaah bisa berjalan dengan lancar hingga akhir. Karena haji merupakan salah satu ibadah dan upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Jangan sampai kesucian ibadah ini jadi rusak hanya karena tidak mampu menjaga ketertiban.
Mengetahui golongan orang yang diwajibkan untuk melaksanakan haji dan rukun haji merupakan pengetahuan dasar untuk umat muslim. Karena ilmu tersebut bisa menjadi dasar bagi setiap orang yang ingin ke tanah suci dan termasuk golongan orang yang wajib haji.