Siapa Saja Orang Bahagia dalam Al-Qur’an? Ini 6 Daftarnya

Ada 6 macam orang bahagia dalam Al-Qur’an yang dijelaskan di dalam Surat Al-Mu’min ayat 1-9, informasi lengkapnya simak pembahasan berikut.

Menurut Sahabat, apa itu bahagia? Bahagia adalah salah satu emosi penting dalam tubuh manusia yang bisa memengaruhi kondisi jiwa.

Islam sendiri telah menjelaskan siapa saja orang bahagia dalam Al-Qur’an, apakah Sahabat termasuk salah satunya?

Intinya, orang bahagia yang disebutkan dalam Al-Qur’an adalah mereka yang bahagia di dunia dan di akhirat.

Untuk mengetahui siapa saja daftarnya, yuk simak penjelasannya dalam artikel berikut ini!

Makna Bahagia dalam Islam

Menurut pandangan Al-Ghazali, konsep kebahagiaan dari perspektif Islam, yaitu terwujudnya perasaan bahagia dengan cara mengenal diri yang tujuannya untuk mengenal Allah dan menuju tauhid.

Sesudah itu, diakhiri hingga tercapainya akhir yang bahagia atau ma’rifatullah. Dengan kata lain, kebahagiaan adalah perasaan yang diperoleh ketika manusia telah mengenal Tuhan, dunia dan akhirat. 

Ia juga menjelaskan bahwa, kebahagiaan dalam kehidupan bisa diraih dengan cara non fisik, seperti penyesuaian akal, emosi, jiwa dan raga.

Penyesuaian ini memiliki kekuatan dalam membentuk semangat dan menuntun manusia menuju kebahagiaan yang abadi. 

Dalam hal ini, kebahagiaan hadir untuk memperoleh rahmat, ridha dan juga nikmat Allah SWT.

6 Orang Bahagia Menurut Al-Qur’an

Manusia memiliki fitrah, yakni merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Mengacu pada Al-Qur’an surat Al-Mu’minun ayat 1-9 orang bahagia dalam Al-Qur’an yaitu:

1. Orang yang Salatnya Khusyuk

Khusyuk yang dimaksud di sini adalah diam atau tenang. Perasaan ini bisa diartikan sebagai perasaan takut terhadap apa yang sedang dilaksanakannya agar jangan sampai tertolak. 

Menurut Imam Ar-Razi, seseorang yang sedang menjalankan ibadah salat, tabir antara dirinya dan Allah SWT akan terbuka. Namun, jika menoleh maka tabir akan tertutup.

Sementara itu, Ibnu Katsir mengungkapkan bahwa, khusyuk dalam salat bisa tercapai jika mengabaikan suatu hal selain yang masih berkaitan dengan salat.

2. Orang yang Menjauhkan Diri dari Perkataan dan Perbuatan yang Tidak Berguna

Tanda orang bahagia dalam Al-Qur’an berikutnya, yaitu orang yang menjauhkan diri dari hal-hal yang dianggap kurang berfaedah baik itu perkataan maupun perbuatan.

Dalam Surat Al-Mu’min ayat ketiga terdapat kata al-laghwu, yang artinya adalah batal atau sesuatu yang ditiadakan. 

Quraish Shihab juga mengungkapkan makna kata laghwu, yaitu hal yang tidak terlarang dan juga tidak dianjurkan atau sifatnya mubah, namun tidak ada manfaat yang bisa didapatkan.

Jadi maksud dari ayat ini, yaitu Islam tidak melarang umatnya untuk tertawa atau bercanda. Namun, dianjurkan memperbanyak hal-hal yang bermanfaat utamanya berkaitan dengan akhirat. 

3. Orang yang Menunaikan Zakat

Menunaikan zakat menurut M. Quraish Shihab adalah suatu hal yang dapat mengantarkan seseorang kepada kesucian jiwa. Hal ini sesuai dengan arti kata zakah yang artinya suci dan berkembang. 

Seseorang yang memiliki iman yang kuat akan senantiasa menafkahkan sebagian hartanya untuk orang-orang yang membutuhkan. 

Dampak dari pemberian nafkah ini, yaitu bisa membuat penerimanya menjadi gembira hatinya serta bisa meningkatkan kondisi sosialnya.

Selain itu, bagi yang berzakat bisa memberikan dampak positif, yaitu mengikis perasaan iri dan dengki yang bersemayam di dalam hati. Dengan begitu, hati jadi lebih tenang dan senang.

Inilah kenapa, salah satu orang bahagia dalam Al-Qur’an, yakni orang-orang yang senang menyisihkan hartanya untuk zakat sebagai jalan yang Allah ridhoi. 

4. Orang yang Menjaga Kemaluannya

Orang mukmin adalah mereka yang memelihara dan menjaga kemaluannya pada tempat dan waktu yang diperbolehkan dalam agama. 

Orang yang menjaga kemaluannya hanya akan menyalurkan syahwat biologisnya kepada yang halal, yaitu istri atau suaminya.

Menurut M. Quraish Shihab dalam kitab tafsirannya, boleh jadi maksud dari menjaga kemaluan di sini adalah proses untuk mencari pasangan hidup yang baik dan tepat.

Jadi, dalam memilih pasangan tidak hanya berdasarkan pada parasnya saja, baik itu ketampanan atau kecantikannya, melainkan agama, akhlak dan kepribadiannya.

5. Orang yang Memelihara Amanah

Amanah dalam Islam adalah asas dari keimanan seseorang. Di dalam Tafsir Al-Misbah, terdapat empat aspek tentang amanah.

Pertama, yaitu amanah antara manusia dengan Tuhan-Nya, contohnya adalah ibadah. Kedua, yaitu amanah antara satu orang dengan yang lainnya, seperti titipan dan rahasia.

Ketiga, yaitu amanah antara manusia dengan lingkungan, dalam hal ini mencakup pemeliharaan dan penjagaan lingkungan agar dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang.

Keempat, yaitu amanah kepada diri sendiri, contohnya yaitu menjaga kesehatan badan. Nah, selain menjaga amanah, orang bahagia dalam Al-Qur’an juga senantiasa menjaga janji. 

Janji yang dimaksud di sini adalah komitmen yang sudah disepakati antara seseorang dan seseorang yang lainnya. 

6. Orang yang Memelihara Salatnya

Macam orang bahagia dalam Al-Qur’an yang terakhir adalah orang yang memelihara salatnya. Mungkin Sahabat bingung ya, apa bedanya dengan sifat sebelumnya.

Jadi, perbedaan dari keduanya terletak pada maksud yang dituju. Jika sebelumnya disebutkan orang yang shalatnya khusyuk maka pada ayat selanjutnya ditekankan lagi mengenai memelihara salat.

Maksud dari orang mukmin dalam Al-Qur’an ditujukan bagi mereka yang selalu menjaga dan memelihara salatnya pada waktu yang sudah ditentukan.

Dengan kata lain, orang yang menjaga salatnya adalah orang yang tidak pernah meninggalkan salat dan selalu mengerjakannya tepat waktu.

Itulah daftar orang bahagia dalam Al-Qur’an yang menggambarkan tingkatan tertinggi dari seorang muslim. Apakah Sahabat salah satunya?

Jika merasa belum menjadi orang bahagia sesuai kriteria Al-Qur’an, jangan berkecil hati. Ini adalah waktu yang tepat untuk bermuhasabah dan berbenah diri mulai dengan disiplin mengerjakan kewajiban salat dan zakat.

Mulai perbaiki salat dengan mengerjakannya di awal waktu, dan bayarlah zakat untuk menyucikan diri dan harta.

Perlu dicatat, zakat yang dimaksud di sini tidak hanya zakat fitrah, tapi juga zakat maal untuk harta yang sudah memenuhi haul dan nishab.

Soal zakat, Sahabat bisa membayarnya melalui Lembaga Amil Zakat (LAZ) Yatim Mandiri yang sudah terbukti amanah.

Dengan tenaga profesional yang kami miliki, kami akan memastikan zakat Sahabat disalurkan ke asnaf yang tepat.

Jangan ragu lagi, bayar zakat di Yatim Mandiri sekarang!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Scroll to Top