Mengapa masalah datang bertubi-tubi? Mungkin ini terlintas dalam benak seorang muslim ketika dirundung kesusahan. Berikut penjelasannya!
Masalah bisa datang kapan saja dan kepada siapa pun. Bahkan terkadang hal ini membuat banyak orang bertanya-tanya, mengapa masalah datang bertubi-tubi?
Masalah terus datang silih berganti, padahal kesedihan yang dirasakan sebelumnya masih belum redam. Lantas apa yang terjadi? Apakah musibah yang datang sebagai bentuk teguran Tuhan?
Sebagai seorang muslim, tentu harus tetap berhusnudzan kepada Allah SWT atas datangnya musibah. Berikut penjelasan selengkapnya mengenai cara pandang Islam dalam melihat masalah.
Alasan Mengapa Masalah Datang Bertubi-Tubi
Datangnya masalah ke dalam hidup seseorang bukan tanpa alasan. Sebagai seorang muslim hendaknya harus tetap berprasangka baik kepada Allah SWT atas masalah yang dialami.
Karena datangnya musibah merupakan tanda bahwa Allah SWT masih peduli dan menginginkan hamba-Nya untuk ingat kepada-Nya. Hikmah atas datangnya masalah bertubi-tubi diantaranya yaitu:
1. Menghilangkan Sifat Ujub dalam Diri
Datangnya musibah atau masalah bisa menjadi pengingat Tuhan untuk menghilangkan sifat ujub yang bersemayam pada diri seseorang.
Karena pada saat seseorang rajin menjalankan ibadah dan selalu memperoleh kenikmatan, terkadang akan tumbuh sifat ujub.
Sifat ujub ini akan membuat manusia merasa bahwa dirinya merupakan seorang yang hebat dan beruntung.
Hal ini akan membuat persepsi seseorang memandang musibah menjadi salah, yaitu dengan menganggap bahwa tanda kecintaan Allah SWT yaitu dengan tidak ditimpa musibah.
Padahal tidak demikian, justru sebaliknya tanda cinta Allah SWT yaitu dengan menguji hamba-Nya, sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW, yaitu,
“Jika Allah mencintai sebuah kaum maka Allah akan menguji mereka” (Dishahihkan oleh Al- Albani dalam As-Shahihah no. 146).
2. Tanda Meningkatnya Iman
Alasan mengapa masalah datang bertubi-tubi juga bisa menjadi tanda bahwa iman seseorang semakin tinggi, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, yang artinya,
“Orang yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian ya Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),ng paling sholeh dan seterusnya. Seseorang diuji berdasarkan agamanya, jika agamanya lemah maka ia diuji berdasarkan agamanya. Dan ujian senantiasa menimpa seorang hamba hingga meninggalkan sang hamba berjalan di atas bumi tanpa ada sebuah dosapun” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no. 143).
Masalah hidup bisa diibaratkan layaknya ujian kenaikan kelas. Semakin sulit masalah yang dihadapi merupakan cara Tuhan dalam menaikkan derajat manusia lebih tinggi.
Namun Tuhan tentunya sudah menakar porsi cobaan yang diberikan kepada hamba-Nya, sesuai dengan batas kemampuannya.
Jika masalah yang dihadapi terasa berat dan sulit untuk dihadapi, jangan lupa untuk tetap berprasangka baik kepada Allah SWT.
Karena Tuhan memberikan cobaan bukan semata-mata sebagai sebuah hukuman kepada hamba-Nya, namun sebagai bentuk kepedulian untuk meningkatkan derajat di hadapan-Nya.
Tetaplah bersyukur atas masalah yang dialami, dengan adanya masalah ini bisa menjadikan seseorang lebih kuat dan bijak dalam menjalani hidup.
3. Tanda Kerinduan-Nya
Salah satu tanda kerinduan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yaitu dengan memberikan musibah atau ujian.
Manusia merupakan makhluk yang lemah dan selalu membutuhkan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa. Namun kenikmatan yang didapatkan bisa membuat manusia lupa akan hal itu.
Dengan adanya masalah atau ujian terkadang seseorang baru mengingat Allah SWT dan lebih mengenal yang namanya khusyu’ dalam beribadah.
Maka dari itu, mengapa masalah datang bertubi-tubi juga bisa menjadi sinyal yang diberikan kepada Tuhan atas kerinduan-Nya akan sujud-sujud malam dari hamba-Nya di malam hari
Atas doa-doa yang dipanjatkan sepanjang hari dan dzikir malam yang tidak pernah lelah terucap.
Oleh karenanya, sebagai umat muslim tentu harus selalu mengingat Sang Pencipta baik itu ketika dilimpahkan kenikmatan ataupun sedang ditimpa masalah bertubi-tubi.
4. Bentuk Teguran dan Bahan Perenungan
Setiap mendapatkan musibah atau masalah, yakinlah bahwa hamba-hamba yang lainnya juga sedang teruji, bahkan mungkin cobaan yang dialami jauh lebih besar.
Bentuk cobaan yang dihadapi setiap orang tentu berbeda-beda, ada yang diuji dengan kemiskinan, jabatan, harta, kekuasaan dan juga ada yang teruji dengan suami berakhlak buruk.
Banyak bentuk ujian yang menimpa bagi setiap hamba yang ada di bumi ini. Dengan adanya masalah ini, mungkin Allah SWT sedang memberikan teguran agar kembali ke jalan yang benar.
Bentuk teguran ini bukan semata-mata Allah SWT marah kepada hamba-Nya, namun sebagai bentuk kasih sayang agar kembali kepada-Nya.
Bersabarlah atas ujian yang dihadapi dan tetap bersyukur karena masih bisa menghadapinya dengan tegar. Yakinlah bahwa Allah SWT tidak akan memberikan ujian yang tidak mampu dipikul.
5. Penghapus Dosa
Mengapa masalah datang bertubi-tubi bisa menjadi ujian kesabaran untuk menghapus dosa-dosa. Karena Allah SWT menghendaki hamba-Nya untuk meraih tempat yang tinggi kelak di sisi-Nya.
Untuk mendapatkan tempat tersebut mungkin tidak akan didapatkan dengan hanya sekedar melakukan amalan sholeh.
Sahabat mungkin tidak akan mampu meraihnya apabila tidak diberikan ujian yang tiada henti-hentinya didapatkan, terutama dengan dosa-dosa yang dimiliki di masa lalu.
Dengan hati yang ikhlas dan sabar menghadapi segala cobaan yang diberikan, tentu akan ada balasan yang diberikan Allah SWT dan sebagai penghapus dosa sebelumnya.
Hal ini juga terdapat dalam sabda Rasulullah SAW berdasarkan hadits riwayat Ahmad, yaitu:
مَا مِنْ شَىْءٍ يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ فِى جَسَدِهِ يُؤْذِيهِ إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ عَنْهُ بِهِ مِنْ سَيِّئَاتِه
“ Tidaklah suatu musibah menimpa jasad seorang mukmin dan itu menyakitinya melainkan akan menghapuskan dosa-dosanya ” (HR. Ahmad 4: 98. Syaikh Syu’aib Al Arnauth berkata bahwa sanadnya shahih sesuai syarat Muslim).
6. Dunia Memang Tempat Kita Diuji
Dunia merupakan tempat manusia diuji, karena kehidupan merupakan medan perjuangan. Inilah alasan mengapa masalah datang bertubi-tubi.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Al-Mulk ayat 1-2, yang artinya:
“Maha Suci Allah yang ditangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS. Al Mulk : 1-2).
Selain itu, dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 214 juga dijelaskan letak ujian bagi para hamba Allah SWT, yaitu:
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya :’bilakah datangnya pertolongan Allah?’. Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” (QS. Al- Baqarah : 214).
Melihat kedua ayat tersebut memberikan gambaran yang jelas bahwasanya, kehidupan adalah bentuk ujian untuk melihat keimanan seseorang kepada Allah SWT.
Orang yang memiliki amalan baik dan senantiasa melaksanakan kewajibannya, akan mendapatkan surga-Nya.
7. Kesempatan untuk Meningkatkan Kesabaran dan Tawakal
Hikmah dari adanya masalah atau musibah yaitu sebagai bentuk ujian kesabaran seseorang. Ketika menghadapi musibah, hendaknya mengucapkan kalimat istirja.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang terdapat di dalam al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 155-156, yang artinya:
“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun. (Sesungguhnya kami adalah milik Allâh dan kepada-Nya-lah kami kembali.)” (Al-Baqarah: 155-156)
Semua manusia tanpa terkecuali akan mendapatkan ujian dari Allah SWT, bahkan nabi dan rasul sekalipun.
Dalam menghadapi ujian, hendaknya mencontoh para pendahulu pada saat ditimpa dengan cobaan yang berat, seperti Nabi Ayub yang mendapatkan cobaan penyakit yang dialaminya bertahun-tahun.
Selain itu, harta dan keluarga yang dimilikinya juga diambil. Ada juga Siti Hajar yang harus tinggal bersama dengan Nabi Ismail yang masih bayi di padang gersang.
8. Allah Akan Memberikan Hadiah
Di balik alasan mengapa masalah datang bertubi-tubi, selain sebagai bentuk ujian keimanan dan kesabaran adalah Allah menjanjikan hadiah kepada hamba-hamba-Nya.
Hal ini terdapat di dalam firman Allah SWT yaitu pada Surah At-Taubah ayat 111, yang artinya:
“Sesungguhnya, Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri, dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.” (At-Taubah: 111).
Bahkan untuk masalah yang ringan sekalipun, akan ada kebaikan yang diberikan Allah SWT kepada hamba yang bersabar dan ikhlas menjalaninya.
Orang-orang yang dengan sabar menjalani musibah dan cobaan yang diberikan akan dibersihkan dosanya dan dilimpahkan banyak kebaikan-kebaikan.
Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Bukhari, yang artinya:
“Barang siapa dikehendaki Allah kebaikan baginya, maka ia akan diuji (dicoba) dengan suatu musibah.” (HR. Bukhari).
Alasan mengapa masalah datang bertubi-tubi bukan karena suatu hal yang buruk. Masalah dan cobaan tergantung dari sudut pandang orang melihatnya.
Setiap kejadian yang dialami manusia merupakan ketetapan Allah SWT. Jadi tetaplah berhusnudzan atas apa yang terjadi, karena Allah SWT memiliki rencana terbaik bagi hamba-hamba-Nya.
Mengingat cobaan bisa diberikan kepada siapa saja, Sahabat juga bisa melakukan kebaikan seperti membantu memberikan sedekah kepada yatim dan dhuafa melalui platform donasi milik Laznas Yatim Mandiri.