Ada cukup banyak cara untuk mengurangi krisis air bersih, diantaranya adalah dengan melakukan reboisasi, menampung air hujan dan menghemat penggunaan air.
Air bersih adalah salah satu kebutuhan dasar bagi manusia. Sayangnya, masih banyak orang yang sulit mendapatkan air bersih ini dan harus diakui bahwa krisis air termasuk krisis besar yang dihadapi umat manusia saat ini. Lalu, bagaimana cara untuk mengurangi krisis air bersih?
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa Indonesia disinyalir terancam krisis air untuk tingkat menengah tahun 2025. Pendapat ini disampaikan oleh DSDAN atau Dewan Sumber Daya Air Nasional. Sebenarnya beberapa daerah di Indonesia sudah ada yang mengalami krisis air.
Tetapi perlu diketahui juga, fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga melanda negara-negara lainnya seperti Afrika Selatan, Yaman dan Yordania. Sedangkan kalau di Indonesia sendiri, kondisi krisis seperti ini banyak dialami di daerah Nusa Tenggara Timur, Bali dan Pulau Jawa.
Artikel pilihan: Amal Jariyah! Keutamaan Sedekah Air Bersih
Ragam Cara untuk Mengurangi Krisis Air Bersih
Perlu dipahami dulu bahwa krisis air bersih adalah kondisi di mana jumlah air bersih yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan manusia cenderung sedikit. Dengan kondisi air bersih yang menipis tersebut, tentu akan menimbulkan dampak yang tidak baik bagi kelangsungan makhluk hidup.
Untuk mencegahnya, berikut beberapa cara mengurangi krisis air bersih yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Membuat Tempat Penampungan Air Hujan
Seperti yang sudah diketahui, Indonesia mengalami dua musim yang akan berganti setiap enam bulan sekali, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Ketika tiba musim penghujan, tidak ada salahnya kalau Anda membuat tempat penampungan air hujan.
Dengan membuat tempat penampungan seperti ini, otomatis ketergantungan akan air tanah dan air permukaan bisa dikurangi. Air hujan adalah air yang bersih dan air ini bisa digunakan untuk melakukan berbagai pekerjaan.
Misalnya untuk mencuci baju, mencuci piring dan lain sebagainya. Anda pun bisa menggunakan air hujan ini untuk mencuci mobil atau kendaraan yang lainnya. Tidak hanya membantu mengurangi krisis air bersih, tindakan ini tentunya juga akan membantu menghemat pengeluaran untuk air.
Supaya tempat penampungan air hujan ini tidak menjadi sarang nyamuk penyebab demam berdarah, tentu harus dibuat sebaik mungkin. Tempat penampungan air hujan ini perlu dibersihkan secara rutin dan sebaiknya diberi penutup juga.
2. Menanam Pohon atau Reboisasi
Sebagaimana yang sudah diketahui, pohon merupakan fasilitas penyaring air alami. Tidak hanya berperan sebagai penyaring air, pohon ini juga bisa menyimpan air tanah serta menyimpan sebagian besar pasokan air bersih.
Mengingat begitu pentingnya peranan pohon tersebut, tentunya manusia harus ikut menjaga kelestarian setiap pohon dan hutan. Tetapi sayangnya, masih banyak berita yang membahas tentang deforestasi hutan, kebakaran hutan serta kerusakan hutan.
Dengan adanya berita-berita tersebut, kiranya bisa dimaklumi kenapa kemudian terjadi kelangkaan air bersih. Untuk hutan-hutan yang kondisinya sudah tidak sehat seperti itu, sebaiknya memang segera dilakukan reboisasi atau penanaman hutan kembali.
Dengan demikian, krisis air bisa dikurangi dan bahkan bisa dihentikan mengingat pohon mampu menyimpan air sekaligus membersihkan air dari zat-zat berbahaya. Sebenarnya sudah banyak komunitas yang melakukan gerakan reboisasi ini.
Tentunya, Anda bisa ikut serta dalam kegiatan tersebut. Atau kalau di rumah masih ada lahan kosong, bisa ditanami juga. Lumayan bukan untuk menghadirkan suasana sejuk di sekitar hunian Anda?
3. Tidak Membuang Sampah di Sepanjang Saluran Air
Cara untuk mengurangi krisis air bersih yang selanjutnya ialah dengan tidak membuang sampah di sepanjang saluran air. Sebagaimana yang sudah diketahui, sampah itu adalah salah satu yang bisa membuat lingkungan menjadi rusak.
Jika ada seseorang membuang sampah sembarangan ke saluran atau badan air, ini akan membuat air tersebut menjadi tercemar. Kalau air sudah tercemar, ekosistem air bisa rusak yang pada akhirnya juga dapat mengancam kesehatan manusia.
Oleh sebab itu, sangat dianjurkan untuk tidak membuang sampah di saluran air termasuk di sungai. Dengan begini, air bisa tetap bersih dan bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Anda bisa menyebarkan pemahaman ini kepada orang lain agar mereka turut tidak membuang sampah di sungai.
Bahkan kalau perlu, ajak orang lain untuk membersihkan saluran air. Soal sampahnya sendiri, bisa dipilah-pilah apakah masih bisa didaur ulang atau tidak. Kalau memang tidak, buanglah di tempat yang tepat.
4. Menghemat Penggunaan Air
Langkah lainnya untuk mengurangi terjadinya krisis air bersih ialah dengan menghemat penggunaan air. Kegiatan ini sangat penting karena bisa melestarikan sumber daya air bersih. Ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk menghemat penggunaan air.
Misalnya dengan tidak mandi terlalu lama, kalau ada bagian pipa yang bocor segera diperbaiki, menampung air hujan, mematikan kran air kalau sedang tidak digunakan, menyiram tanaman dengan bijak, mencuci kendaraan hanya kalau sudah kotor dan masih banyak lagi.
Sepele memang, tetapi kegiatan penghematan penggunaan air ini akan membantu menjamin pasokan air di waktu yang akan datang. Untuk air yang sudah pernah digunakan, misalnya air bekas mencuci beras, mencuci sayur atau buah, jika memungkinkan sebaiknya digunakan kembali.
Jadi jangan langsung dibuang. Air yang sudah pernah digunakan memang kotor dan tidak layak untuk konsumsi, makanya pemanfaatannya pun pada kegiatan selain konsumsi. Menyiram tanaman misalnya, atau menyiram halaman.
Artikel lainnya: Akibat & Dampak Kekurangan Air Bersih Bagi Kehidupan Manusia
Dampak Jika Krisis Air Bersih Dibiarkan
Sebenarnya jumlah air di dunia ini sangat melimpah, bahkan termasuk di Indonesia yang notabene curah hujannya cukup tinggi. Akan tetapi, tidak semua air tersebut bisa dikonsumsi. Hal ini menunjukkan bahwasanya ketersediaan air bersih yang bisa dikonsumsi manusia jumlahnya terbatas.
Tentunya ada beberapa hal yang bisa membuat jumlah air bersih menjadi semakin menipis. Diantaranya ialah pemanfaatan lahan yang tidak memperhatikan prinsip konservasi tanah dan air. Selain itu juga bisa disebabkan oleh laju pertumbuhan penduduk yang tinggi.
Jika krisis air tidak segera ditanggulangi, tentunya akan menimbulkan sejumlah dampak buruk sebagai berikut:
1. Menimbulkan Masalah Kesehatan
Pertama, krisis air bersih sangat berpotensi untuk menimbulkan masalah kesehatan. UNICEF atau United Nations Children’s Fund Indonesia sudah mencatat bahwasanya hampi 70% dari total 20.000 sumber air minum rumah tangga yang sudah diuji di Indonesia tercemar oleh limbah tinja.
Tentunya, air minum yang tercemar tinja ini sangat tidak sehat. Sebab, berpotensi menimbulkan berbagai penyakit seperti polio, disentri, korela, dan diare.
2. Membuat Kondisi Lingkungan Memburuk
Air bersih yang jumlahnya kritis juga bisa membuat kondisi lingkungan jadi buruk. Bagaimana tidak, yang membutuhkan air bersih bukan hanya manusia, tetapi tumbuhan dan hewan juga. Kalau tumbuhan serta hewan ini mati, maka ekosistem alam dan piramida serta rantai makanan akan terganggu.
3. Membuat Standar Kehidupan Jadi Menurun
Krisis air bersih sudah tentu akan membuat sektor perekonomian ikut terganggu. Hal ini sangat dirasakan oleh mereka yang bekerjanya di bidang-bidang yang memerlukan banyak air bersih seperti pertanian dan manufaktur.
Selain itu, ada banyak instansi yang operasionalnya akan terganggu dengan kelangkaan air bersih ini. Diantaranya rumah sakit, sekolah, restoran bahkan hotel. Hal ini tentu akan membuat standar kehidupan jadi menurun.
Dampak krisis air bukan main. Oleh sebab itu, fenomena ini perlu ditanggulangi salah satunya dengan menerapkan berbagai cara untuk mengurangi krisis air bersih di atas.
Dengan upaya ini, diharapkan agar stok persediaan air bersih bisa terus ada sehingga anak cucu bangsa Indonesia bisa melanjutkan aktivitas dengan nyaman.