Rasulullah SAW menjadi teladan di berbagai bidang kehidupan, termasuk rumah tangga. Bagaimana cara Rasulullah SAW memperlakukan istrinya?
Rasulullah SAW menjadi teladan yang senantiasa bersikap lemah lembut terhadap siapapun, termasuk istrinya.
Cara Rasulullah SAW memperlakukan istrinya sangat sederhana dengan bertabur cinta. Namun, perilaku tersebut sudah cukup menunjukkan bahwa beliau sangat memuliakan pasangannya.
Beliau menyampaikan bahwa sejatinya suami harus selalu memperlakukan istrinya dengan kemuliaan.
Hal ini karena istri memegang peran yang besar untuk membangun sebuah rumah tangga. Bukan hanya mengurus suami, istri juga bertugas untuk mendidik anak-anaknya.
Maka dari itu, memuliakan istri dalam islam menjadi pertanda kesempurnaan pribadi dari seorang suami.
Sesuai yang disampaikan Rasulullah SAW dalam sebuah hadist yang disahihkan oleh Syaihkh Al-Albani:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
Artinya: “Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya dan aku adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap istriku” (HR At-Thirmidzi no. 3895 dari hadits Aisyah dan Ibnu Majah no. 1977. Disahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Cara Rasulullah SAW Memperlakukan Istrinya
Suami yang saleh dan beriman dianjurkan untuk memuliakan istrinya sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
Bagaimana sikap Nabi Muhammad SAW kepada istrinya? Simak pembahasan selengkapnya di bawah ini.
1. Rasulullah SAW Membantu Pekerjaan Istri
Cara Rasulullah SAW memperlakukan istrinya yang pertama adalah membantu pekerjaan istri. Salah satu seorang sahabat Rasulullah SAW pernah bertanya kepada Aisyah binti Abu Bakar.
“‘Apakah yang Rasulullah lakukan ketika berada di rumah bersama istrinya?’ Aisyah menjawab, ‘Dahulu Rasulullah biasa membantu pekerjaan rumah tangganya.'” (HR. Bukhari).
Mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci piring atau menyapu rumah bukanlah kewajiban istri.
Maka dari itu, suami yang baik tidak akan sungkan untuk membantu istri sehingga meringankan bebannya.
Bahkan, meskipun suami merupakan seorang profesional atau tokoh masyarakat dengan kesibukan luar biasa.
Setiap pekerjaan rumah tangga yang diniatkan untuk membantu istri tidak akan merendahkan derajat suami.
Sebaliknya, sikap yang memuliakan seperti ini justru akan mengangkat derajat sang suami. Sikap ini tentunya akan membuat suami merasa semakin dicintai dan dihargai sehingga selalu berbahagia.
2. Tidak Pernah Membenci Istrinya
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Janganlah seorang mukmin benci kepada seorang wanita mukminah (istrinya). Jika ia membenci sebuah sikap (akhlak) istrinya, maka ia akan ridha dengan sikapnya (akhlaknya) yang lain.” (HR. Muslim).
Suami yang paling jauh dari kebaikan dan hanya mendapat sedikit taufik dari Allah adalah suami yang tidak memperdulikan seluruh kebaikan istrinya.
Apalagi sampai pura-pura tidak mengingat kebaikan istrinya dan selalu menunjukkan kesalahan istrinya.
Lebih parahnya selalu membesarkan kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan oleh istrinya, bahkan dibumbui dengan berbagai prasangka buruk.
Hingga akhirnya menjadikan kesimpulan bahwa setiap hal yang dilakukan oleh istrinya tidak pernah bernilai kebaikan.
3. Tidak Pernah Melakukan Kekerasan
Saat istri melakukan suatu kesalahan, seringkali suami berkata kasar hingga ringan tangan terhadap istrinya.
Emosi yang sulit untuk dikontrol akan menimbulkan tindakan kekerasan dalam kehidupan rumah tangga.
Sebaiknya meniru pribadi Rasulullah SAW yang masih memperlakukan istrinya dengan baik saat terjadi perselisihan.
Saat dilanda kemarahan tinggi, beliau lebih memilih untuk menjauh sementara waktu sehingga lebih tenang.
Sama sekali tidak pernah berkata kasar apalagi sampai memukul istrinya selama berumah tangga.
Meskipun sederhana, ini menjadi cara Rasulullah SAW untuk mengekspresikan rasa sayang kepada istrinya.
Tentunya sangat penting untuk diketahui oleh para suami, terutama yang suka menampar dan memukul istrinya. Aisyah RA dalam suatu hadist juga bertutur bahwa:
Aisyah ra. pernah bertutur: Suamiku tidak pernah memukul istrinya meskipun hanya sekali.” (HR Nasa’i).
4. Memaafkan Kesalahan Istri
Selain tidak pernah kasar, cara Rasulullah SAW memperlakukan istrinya adalah dengan memaafkan kesalahan.
Seperti yang disebutkan dalam suatu kisah, Aisyah dan Hafsah pernah menyebarkan rahasia yang membuat Rasulullah SAW terpuruk.
Peristiwa ini sempat membuat Rasulullah SAW mentalak Hafsah yang dianggap menyusahkan. Sampai akhirnya Allah menurunkan surah AT Tahrim (66) ayat 4:
“Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sungguh hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebenaran). Dan jika kamu berdua saling bantu membantu menyusahkan Nabi, maka sungguh, Allah menjadi pelindungnya dan begitu juga Jibril”.
Riwayat tersebut menyebutkan bahwa Rasulullah SAW sudah mentalak istrinya yaitu Hafsah. Hal ini membuat Malaikat Jibril untuk mendatangi beliau seraya berkata:
“Dia (Hafshah) adalah seorang ahli puasa dan salat. Dia adalah istrimu di surga.” (HR Abu Daud)
Dengan hati yang tenang dan lemah lembut, beliau memaafkan semua kesalahan yang dilakukan Hafsa. Hingga akhirnya rujuk kembali sesuai dengan yang diperintahkan Allah SWT melalui Malaikat Jibril.
5. Menghibur Istri Ketika Sedih
Sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadits, “Suatu saat Shafiyah safar bersama Rasulullah, saat itu adalah hari gilirannya. Dia ketinggalan (rombongan) karena untanya berjalan lambat, lalu menangis. Maka Rasulullah datang mengusapkan air mata dengan kedua tangannya kemudian berusaha membuat Shafiyah berhenti menangis.” (HR. Nasa’i).
Berdasarkan hadits tersebut disimpulkan bahwa menghibur istri merupakan kewajiban seorang suami.
Selain itu, menghilangkan segala kegundahan dan kesedihan istri juga termasuk hal yang disyariatkan dalam Islam.
Seorang suami tidak mungkin diam begitu saja tatkala melihat istrinya menangis atau bersedih hati.
Begitu pula sebaliknya, seorang istri juga harus bisa memberikan kenyamanan dan kebahagiaan untuk suaminya.
6. Mengungkapkan Rasa Cintanya Secara Verbal
Suatu riwayat menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah berkata, “Aku diberi rizki berupa rasa cinta kepada istriku” (HR Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwa cara Rasulullah SAW memperlakukan istrinya adalah dengan mengungkapkan rasa cintanya.
Secara tidak langsung mampu mempererat hubungan kasih diantara suami dan istri.
Namun untuk mengungkapkan rasa cinta ini harus benar-benar dari hati yang tulus, bukan hanya kata-kata gombal.
Seorang istri akan merasa sangat bersyukur dan bahagia saat mendapat kata-kata cinta dari suaminya.
7. Selalu Melibatkan Istri dalam Setiap Urusan
Rasulullah SAW seringkali mencurahkan segala permasalahan yang sedang dihadapi kepada istrinya.
Dengan menceritakan semuanya terhadap istri, harapannya bisa mendapatkan solusi dari permasalahan yang dialami.
Adapun istri yang sering dijadikan teman curhat oleh Rasulullah SAW adalah Sayyidah Ummu Salamah.
Ummu Salamah dikenal sebagai sosok wanita yang cerdas dalam memahami persoalan dan mengambil keputusan.
Terbukti, Ummu Salamah sering memberikan solusi terbaik atas persoalan yang dihadapi oleh Rasulullah.
Hal ini bisa dijadikan panutan bahwa melibatkan istri dalam menghadapi berbagai persoalan adalah langkah yang tepat.
8. Tidur di Pangkuan Istri
Tidur dipangkuan istri juga menjadi cara Rasulullah SAW memperlakukan istrinya dengan sangat baik.
Mungkin terdengar sederhana, tetapi cukup membuktikan bahwa sang istri akan menjadi sosok yang selalu dibutuhkan dan disayangi.
Rasulullah SAW bersandar di pangkuan istri tercintanya untuk menunjukkan kasih sayang. Seperti yang disebutkan dalam HR Muslim yang berisi:
“Pernah Rasulullah SAW berbaring di pangkuanku, saat aku sedang haid, lalu beliau membaca Al-Qur`an.” (HR. Muslim).
9. Menjadi Suami yang Romantis
Bersikap lemah lembut dan romantis juga menjadi cara paling mudah untuk membahagiakan istri menurut Islam.
Istri yang mendapat perlakukan kasih sayang sepenuhnya dari suami akan membuatnya merasa dimanjakan.
Tak hanya itu, romantis sangat dibutuhkan untuk menjaga rasa cinta agar terus bersemi di dalam hati.
Untuk menunjukkan sikap romantis bisa dengan cara sederhana seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Dari Asma binti Yazid r.a, dia berkata, “Aku merias Aisyah untuk Rasulullah. Setelah itu, aku mendatangi dan memanggil beliau agar menghadiahkan sesuatu kepada Aisyah. Beliau pun datang lalu duduk di samping Aisyah. Ketika itu, Rasulullah diberikan segelas susu. Setelah beliau minum, gelas itu beliau berikan kepada Aisyah. Namun, Aisyah menundukkan kepalanya dan malu-malu. Aku menegur Aisyah dan berkata kepadanya, ‘Ambillah gelas itu dari tangan Rasulullah,’. Akhirnya, Aisyah meraih gelas itu dan meminum isinya sedikit.”
Rasulullah SAW juga selalu memberikan ketenangan dengan mencium istrinya terlebih dahulu sebelum bepergian.
Ketenangan ini untuk mencegah timbulnya berbagai prasangka buruk yang mungkin timbul di hati istri.
10. Berbincang dengan Istrinya di Malam Hari
Jika malam tiba, Rasulullah SAW sering menghabiskan waktu untuk berbincang dengan istrinya. Komunikasi seperti ini sangat penting dalam kehidupan rumah tangga untuk menjaga keharmonisan.
Tanpa adanya komunikasi, rumah tangga semakin lama akan menjadi hambar.
Sebagaimana yang dituliskan dalam suatu hadits, “Dahulu Rasulullah SAW jika berkumpul bersama Aisyah ra. di malam hari maka Rasulullah berbincang-bincang dengan putri Abu Bakar.” (HR Bukhari).
Hadist tersebut menjelaskan pentingnya bagi suami untuk menyempatkan waktu agar bisa berbincang dengan istrinya.
Pastinya bisa membahas berbagai hal yang bermanfaat, baik itu perkara dunia ataupun akhirat.
Selain itu, hadist tersebut menjadi pengecualian dari sabda Rasulullah SAW yang menjelaskan bahwa beliau tidak menyukai perbincangan setelah isya.
Hal ini karena mengobrol dengan istri termasuk perkara yang bermanfaat.
Cara Rasulullah SAW memperlakukan istrinya dapat diterapkan di kehidupan rumah tangga umat muslim.
Selain itu, Sahabat juga bisa mendapatkan keberkahan dengan sedekah untuk yatim dhuafa.
Salurkan sedekah online dengan mudah, aman dan terpercaya melalui platform donasi milik Laznas Yatim Mandiri!