Pahami 9 cara menghindari zina sesuai ajaran Islam, mulai dari menjaga pandangan, perilaku dan sikap hingga memperkuat iman.
Selain dosa besar, zina bisa memberikan dampak buruk bagi kehidupan. Maka dari itu, Sahabat harus tahu bagaimana cara menghindari zina sesuai ajaran Islam.
Adapun salah satu cara agar terhindar dari zina adalah memperkuat iman dengan memperbanyak ibadah dan memperdalam ilmu agama.
Dalam konteks menuntut ilmu agama, penting bagi kita untuk memilih orang yang memang ahli di bidang agama agar kita tidak tersesat.
Selengkapnya, cari tahu bagaimana cara menghindari zina sesuai ajaran Islam dalam artikel berikut.
Cara Menghindari Zina Sesuai Ajaran Islam
Islam melarang keras umatnya untuk berbuat zina. Jangankan melakukan, mendekati saja tidak boleh.
Hal ini telah disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 32 berikut ini:
وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا
Arab-Latin: Wa lā taqrabuz-zinā innahụ kāna fāḥisyah, wa sā`a sabīlā
Artinya: “Dan janganlah engkau mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”
Oleh karena itu, kita wajib untuk menghindari perbuatan satu ini. Lantas bagaimana cara menghindari zina? Berikut daftarnya:
1. Jaga Pandangan
Menundukkan pandangan adalah langkah awal untuk menjaga diri dari zina. Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk menjaga pandangan mereka dalam QS. An-Nur: 30:
قُل لِّلۡمُؤۡمِنِينَ يَغُضُّواْ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِمۡ وَيَحۡفَظُواْ فُرُوجَهُمۡۚ ذَٰلِكَ أَزۡكَىٰ لَهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا يَصۡنَعُونَ
Qul lil-mu’minîna yaghudldlû min abshârihim wa yaḫfadhû furûjahum, dzâlika azkâ lahum, innallâha khabîrun bimâ yashna‘ûn
Artinya: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.'” (QS. An-Nur: 30)
Pandangan yang tidak terjaga seringkali menjadi pintu masuk godaan, karena apa yang terlihat bisa memicu hawa nafsu.
Di era digital saat ini, menjaga pandangan tidak hanya berlaku secara langsung, tetapi juga ketika menggunakan media sosial atau menonton hiburan.
Konten-konten yang tidak pantas dapat dengan mudah memengaruhi pikiran dan hati. Oleh karena itu, selektiflah dalam memilih apa yang dilihat.
2. Jaga Perilaku dan Gaya Komunikasi
Perilaku dan cara berkomunikasi sangat memengaruhi bagaimana seseorang berinteraksi dengan lawan jenis.
Islam mengajarkan umat muslim untuk selalu berkomunikasi dengan sopan, tidak menggoda, dan menjaga kesantunan dalam berbicara.
Maka dari itu, hindari berbicara dengan nada yang terlalu lembut atau menggoda, terutama kepada lawan jenis. Pastikan bahwa komunikasi Sahabat tetap berada dalam batasan syariat.
3. Perkuat Iman dengan Pendidikan Agama dan Ibadah
Cara menghindari zina selanjutnya adalah memperkuat iman. Iman yang kokoh adalah benteng utama dalam menghadapi godaan zina.
Ketika Sahabat membekali diri dengan iman yang kuat, maka Sahabat akan selalu merasa diawasi oleh Allah SWT, sehingga enggan untuk mendekati perbuatan dosa.
Pertanyaannya, bagaimana cara memperkuat iman? Adapun caranya adalah memperbanyak ibadah dan memperkuat Ilmu agama yang bisa didapatkan dari pendidikan atau kajian.
Seperti yang sudah disebutkan di awal, jika ingin mendalami agama, belajarlah dengan yang ahli agar tidak salah mengartikan ajaran agama.
4. Menutup Aurat
Menutup aurat adalah salah satu cara yang diajarkan Islam untuk menjaga kehormatan seorang muslim dari pandangan buruk orang lain.
Allah SWT memerintahkan pria dan wanita untuk menutup aurat sesuai syariat dalam QS. An-Nur: 31. Adapun bunyinya adalah:
وَقُل لِّلۡمُؤۡمِنَٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِنَّ وَيَحۡفَظۡنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبۡدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنۡهَاۖ وَلۡيَضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّۖ وَلَا يُبۡدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوۡ ءَابَآئِهِنَّ أَوۡ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ أَبۡنَآئِهِنَّ أَوۡ أَبۡنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ إِخۡوَٰنِهِنَّ أَوۡ بَنِيٓ إِخۡوَٰنِهِنَّ أَوۡ بَنِيٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوۡ نِسَآئِهِنَّ أَوۡ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّٰبِعِينَ غَيۡرِ أُوْلِي ٱلۡإِرۡبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفۡلِ ٱلَّذِينَ لَمۡ يَظۡهَرُواْ عَلَىٰ عَوۡرَٰتِ ٱلنِّسَآءِۖ وَلَا يَضۡرِبۡنَ بِأَرۡجُلِهِنَّ لِيُعۡلَمَ مَا يُخۡفِينَ مِن زِينَتِهِنَّۚ وَتُوبُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ
Wa qul lil-mu’minâti yaghdludlna min abshârihinna wa yaḫfadhna furûjahunna wa lâ yubdîna zînatahunna illâ mâ dhahara min-hâ walyadlribna bikhumurihinna ‘alâ juyûbihinna wa lâ yubdîna zînatahunna illâ libu‘ûlatihinna au âbâ’ihinna au âbâ’i bu‘ûlatihinna au abnâ’ihinna au abnâ’i bu‘ûlatihinna au ikhwânihinna au banî ikhwânihinna au banî akhawâtihinna au nisâ’ihinna au mâ malakat aimânuhunna awittâbi‘îna ghairi ulil-irbati minar-rijâli awith-thiflilladzîna lam yadh-harû ‘alâ ‘aurâtin-nisâ’i wa lâ yadlribna bi’arjulihinna liyu‘lama mâ yukhfîna min zînatihinn, wa tûbû ilallâhi jamî‘an ayyuhal-mu’minûna la‘allakum tufliḫûn
Artinya: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.'” (QS. An-Nur: 31)
Pakaian yang menutupi aurat tidak hanya melindungi tubuh, tetapi juga membantu menjaga diri dari perhatian yang tidak diinginkan.
Penting untuk memahami bahwa, menutup aurat bukan hanya tentang mengenakan pakaian, tetapi juga tentang menjaga sikap dan perilaku.
5. Membatasi Ikhtilat
Ikhtilath, atau bercampur baurnya laki-laki dan perempuan tanpa batasan, merupakan salah satu hal yang harus dihindari dalam Islam.
Ketika laki-laki dan perempuan berinteraksi tanpa menjaga batasan, risiko godaan menjadi lebih besar. Oleh karena itu, Islam mengajarkan untuk membatasi pergaulan dengan lawan jenis.
Sebisa mungkin, hindari situasi yang membuat Sahabat berdua-duaan dengan lawan jenis di tempat yang sepi.
Jika harus bekerja ataupun belajar bersama, pastikan interaksi tetap profesional dan sesuai kebutuhan.
Jangan ragu untuk menolak ajakan yang dirasa tidak pantas, meskipun dari teman dekat. Membatasi ikhtilath bukan berarti menghindari interaksi sama sekali.
Namun, membatasi ikhtilath turut memastikan bahwa interaksi yang terjadi tidak melanggar batasan syariat. Dengan menjaga batasan ini, Sahabat dapat menghindari perbuatan dosa.
6. Selalu Berpikiran Positif
Cara mengindari zina bisa dilakukan dengan berpikiran positif. Pikiran yang positif adalah kunci untuk menjaga hati dari godaan zina.
Jadi, hindari pikiran buruk atau prasangka negatif terhadap orang lain, karena pikiran seperti itu dapat memengaruhi tindakan Sahabat.
Sebaiknya, fokuslah pada hal-hal yang membangun, seperti meningkatkan kualitas diri, mengejar ilmu, dan berkontribusi kepada masyarakat.
7. Sibukkan Diri dengan Hal-Hal Bermanfaat
Waktu luang seringkali menjadi pintu masuk godaan setan. Untuk itu, sibukkan diri Sahabat dengan berbagai kegiatan yang sekiranya bisa memberi manfaat.
Sebagai contoh, Sahabat bisa mengisi waktu yang ada untuk belajar, bekerja, menekuni hobi atau mengikuti kegiatan sosial.
Kesibukan semacam ini bisa membantu Sahabat untuk selalu berpikir positif, sehingga terhindar dari perbuatan maksiat, termasuk zina.
Selain itu, memiliki rutinitas yang teratur juga membantu Sahabat untuk lebih fokus pada tujuan hidup.
8. Hindari Pergaulan yang Merugikan
Sikap dan perilaku Sahabat bisa dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan. Oleh karena itu, pilihlah teman-teman yang dapat membawa Sahabat lebih dekat pada Allah SWT.
Hindari pergaulan yang melibatkan maksiat, seperti bercanda tidak sopan, menonton konten tidak pantas, atau perilaku lain yang melanggar syariat.
Teman yang baik akan membantu Sahabat untuk tetap berada di jalan yang benar, terutama ketika menghadapi godaan.
Ketika Sahabat memiliki lingkungan pergaulan yang sehat, maka Sahabat dapat menjaga diri dari perbuatan dosa dan membangun hubungan sosial yang positif.
9. Menikah
Pernikahan adalah solusi terbaik untuk menjaga diri dari zina, seperti yang disampaikan Rasulullah SAW dalam haditsnya:
“Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian mampu menikah, maka menikahlah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Namun, hal yang harus dipahami adalah, menikah bukanlah solusi utama untuk menghindari zina. Pernikahan memiliki tanggungjawab besar sehingga harus ada banyak persiapan penting.
Jika menikah hanya dilakukan untuk menghindari zina tanpa memahami tanggung jawabnya, hubungan tersebut berisiko menghadapi masalah di kemudian hari.
Oleh karena itu, persiapkan diri sebaik mungkin sebelum menikah, baik dari segi agama, kepribadian, maupun kemampuan finansial.
Demikian sederet cara menghindari zina yang bisa Sahabat terapkan di kehidupan sehari-hari.
Sahabat wajib mengetahui cara-cara ini, agar tidak terjerumus dari perbuatan zina. Sebab, jima’ (hubungan suami istri) yang dilakukan sebelum menikah, tidak bisa dihapus dosanya dengan kafarat.
Oleh karena itu, menghindari zina sejak awal adalah langkah terbaik untuk menjaga kehormatan diri dan ketaatan kepada Allah SWT.
Jika Sahabat pernah terjatuh dalam dosa zina, penting untuk segera bertaubat dengan sungguh-sungguh dan memperbanyak amal saleh.
Perlu diketahui juga, zina juga bisa terjadi meskipun sudah punya pasangan. Adapun salah satu bentuk zina ketika sudah bersuami/istri adalah selingkuh dan melakukan hubungan seksual dengan orang lain.
Sahabat juga perlu berhati-hati ketika berhubungan dengan pasangan sendiri, sebab ada waktu yang dilarang untuk berjima’, yaitu ketika puasa Ramadan.
Berhubungan badan di siang hari saat Ramadan merupakan suatu pelanggaran puasa, sehingga tidak sah puasa yang dijalankan di hari itu.
Lebih dari itu, ia harus menebus dosanya dengan membayar kafarat jima’. Nah, soal pembayarannya, Sahabat bisa mempercayakannya pada Yatim Mandiri.
Sebagai lembaga yang amanah, Yatim Mandiri akan menyalurkan kafarat Sahabat kepada orang yang berhak menerimanya.
Sahabat tak perlu ragu dengan kredibilitas kami karena tim kami terdiri dari profesional yang telah berpengalaman.
Yuk, segera tunaikan kewajiban kafarat di Yatim Mandiri!