Zakat kelapa sawit adala salah satu jenis zakat perkebunan yang wajib dibayarkan apabila jumlahnya memenuhi nisab. Perlu diketahui, zakat ini dibayarkan setiap panen.
Zakat kelapa sawit termasuk zakat perkebunan, zakat pertanian atau perdagangan? Pertanyaan ini kerap kali muncul di kalangan umat muslim.
Pasalnya, objek zakat ini adalah tanaman yang masuk dalam jenis perkebunan, sementara hasil panennya langsung dijual ke orang lain bukan disimpan.
Hingga saat ini, banyak ulama yang mengatakan bahwa zakat tanaman kelapa sawit termasuk zakat perkebunan, karena ahli fikih menyebutkan bahwa, hasil tani tidak harus makanan pokok.
Lebih lanjut, diketahui bahwa kelapa sawit termasuk dalam salah satu zakat tanaman non-zakawi dan masuk dalam kategori zakat pertanian dan perkebunan produktif.
Mengenal Zakat Kelapa Sawit
Bagi sebagian orang, zakat perkebunan kelapa sawit memang masih terdengar asing, karena tidak semua petani kelapa sawit diwajibkan untuk mengeluarkan zakat ini.
Petani sawit baru diwajibkan membayar zakat atas hasil panen kelapa sawit ketika perkebunannya merupakan bagian dari bisnis/usaha produktif.
Jadi, dapat dikatakan bahwa, zakat kelapa sawit wajib dikeluarkan apabila pemiliknya berniat untuk menjual hasil panennya. Hal ini juga berlaku untuk beberapa tanaman non-zakawi lainnya, seperti tebu, kopi, teh, dan karet.
Di samping itu, syarat wajib zakat hasil panen kelapa sawit, yaitu jumlahnya sudah memenuhi nisab yang sudah ditentukan dalam Islam.
Besaran dan Cara Menghitung Zakat Kelapa Sawit
Berapa besaran zakat kelapa sawit? Sebenarnya, nisab zakat ini tidak berbeda dengan nisab zakat pertanian, yaitu 5 wasaq atau setara dengan 653 kg beras.
Adapun besaran zakat yang harus dibayarkan, yaitu 10% jika perkebunannya memakai tadah hujan dan 5% jika menggunakan irigasi.
Untuk memahami perhitungan zakat ini secara lebih jelas, berikut contoh zakat hasil kelapa sawit:
Pak Yanto adalah seorang pengusaha sawit yang sistem perkebunan menggunakan lahan irigasi. Pada awal bulan September, hasil panen pak Yanto mencapai 10 ribu kg.
Diketahui, harga buah segar kelapa sawit pada saat itu, yaitu Rp3.000,- per kg. Lantas, bagaimana cara menghitung zakat yang harus dibayarkan oleh pak Yanto?
Nominal Hasil Panen = Jumlah Hasil Panen x Harga Buah Segar Kelapa Sawit
Nominal Hasil Panen =10.000 kg x Rp3.000,- = Rp30.000.000,-
Karena perkebunan ini menggunakan lahan irigasi, jadi gunakan rumus:
Besaran Panen pak Yanto = Rp30.000.000 x 5% = Rp1.500.000,-
Maka, zakat yang harus dibayarkan oleh pak Yanto adalah Rp1.500.000. Nah, jumlah ini bisa berubah di panen selanjutnya, bergantung pada hasil panen yang didapat oleh pak Yanto.
Baca artikel: Pengertian Zakat Perkebunan Tebu dan Syaratnya
Manfaat Membayar Zakat Kelapa Sawit
Islam mewajibkan umatnya untuk membayar zakat karena banyak hikmah zakat yang bisa didapatkan.
Nah, dalam konteks membayar zakat kelapa sawit, beberapa manfaat yang bisa dipetik yaitu:
1. Meningkatkan Kualitas Tanaman
Manfaat utama dari zakat perkebunan kelapa sawit adalah meningkatkan kualitas tanaman.
Hal ini terjadi karena saat membayar zakat perkebunan, umat muslim akan memilih tanaman yang sehat dan bagus. Jadi, mereka bisa menyortir kualitas hasil panennya dengan baik.
Selain itu, Allah SWT juga akan memberikan kesehatan yang lebih baik lagi terhadap tanaman yang sudah dizakati. Dengan begitu, hasil panen dari tanaman tersebut pun bisa lebih bagus dari sebelumnya.
2. Membersihkan dan Mensucikan Harta
Manfaat zakat kelapa sawit selanjutnya, yaitu dapat membersihkan dan menyucikan harta. Sebenarnya, manfaat ini tidak hanya berlaku untuk zakat tanaman kelapa sawit saja, tapi juga untuk semua jenis zakat lainnya.
Kenapa zakat bisa membersihkan harta? Sebab, dalam harta yang kita miliki, ada hak orang lain yang harus diberikan. Dalam hal ini, kita bisa memberikan hak tersebut melalui zakat atau sedekah.
Dengan begitu, harta yang kita miliki akan lebih berkah karena bermanfaat dan bisa membantu orang lain yang membutuhkan.
3. Menghilangkan Dosa
Zakat termasuk dalam salah satu jenis sedekah wajib yang harus ditunaikan muslim yang memenuhi syarat.
Terkait hal ini, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa tidak ada seorang muslim yang menanam tanaman, kemudian makhluk hidup lainnya memakan buahnya, kecuali akan menjadi sedekah baginya.
Diketahui, sedekah sendiri merupakan salah satu amalan yang dapat membantu menghapus dosa-dosa yang sudah kita lakukan.
Jadi, secara tidak langsung, membayar zakat adalah salah satu cara untuk menghapus dosa-dosa kita di masa lalu.
4. Mendapat Keberkahan Berlimpah
Allah SWT berjanji akan memberikan keberkahan kepada umatnya yang telah melakukan kebaikan.
Nah, zakat merupakan salah satu tindakan kebaikan karena bisa membantu meringankan beban orang lain. Maka dari itu, Allah SWT akan memberikan keberkahan untuk orang yang berzakat.
Itulah dia penjelasan lengkap tentang apa itu zakat kelapa sawit beserta besaran dan cara menghitungnya.
Jika disimpulkan, zakat kelapa sawit adalah zakat yang dikeluarkan atas hasil panen kelapa sawit. Untuk mengeluarkan zakat ini, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Pertama, perkebunan kelapa sawit merupakan bagian dari bisnis/usaha produktif dan memenuhi nisab yang sudah ditentukan.
Nah, pembayarannya sendiri, petani kelapa sawit harus mengeluarkan 5% dari hasil panennya apabila sistemnya menggunakan irigasi lahan.
Sementara jika perkebunannya menggunakan tadah hujan, maka besaran zakat kelapa sawit yang harus dikeluarkan, yaitu sebesar 10%.
Bagaimana? Sahabat pasti sudah paham, kan? Kalau sudah, jangan lupa untuk menunaikan zakat perkebunan Sahabat setiap panen, ya!
Kalau Sahabat bingung bagaimana cara bayarnya, Sahabat bisa bayar melalui Yatim Mandiri. Caranya gampang banget!
Pertama, Sahabat bisa menghitung besaran zakat di menu kalkulator zakat Yatim Mandiri, lalu bayar zakatnya dengan klik zakat mal.
Setalah itu, ikuti panduan yang muncul hingga Sahabat menuntaskan pembayarannya. Nantinya, Yatim Mandiri akan membantu menyalurkan zakat Sahabat ke orang yang berhak menerimanya.