Berawal dari berjualan legen di pinggir jalan, Muhammad Najih Islahuddin kini berhasil membawa nama legen mendunia.
Sejak 2016, dirinya mulai menggeluti dan mengolah legen menjadi minuman yang lebih tahan lama. Serta memasarkannya secara online agar lebih banyak yang mengenal legen.
Bagi Najih, membuat produk olahan nira bukan sekadar untuk berjualan minuman saja. Tapi, dengan produksi legen ini, Najih bisa memberdayakan para petani lontar yang ada di Tuban.
“Lontar ini salah satu tanaman yang harus dilestarikan. Tapi kami juga ingin bisa memberdayakan para petani. Jadi bermanfaat dari hulu ke hilir,” papar pria kelahiran 1997 ini.
Pemberdayaan ini bukan sekadar dari segi ekonomi. Tapi juga menyangkut pendidikan hingga kesehatan.
Di tangan kreatif dan ulet Najih, legen bisa mendunia. Dengan membawa brand Legend Tren Internasional, Najih sudah mendapat puluhan penghargaan nasional dan internasional.
Najih sempat mewakili Indonesia di Kompetisi Internasional di Ajang ASEAN-KOREA Excellent Design Award 2020 lalu.
Mengolah nira menjadi legen bukanlah hal yang mudah. Karena jika salah olah, legen akan menjadi memabukkan dan tidak bisa dikonsumsi. “Untuk mengolahnya saya menggunakan resep rahasia yang didapat dari nenek moyang,” ujarnya.
Saat ini Legend Tren telah diproduksi dengan berbagai varian rasa. Mulai dari original, kopi, teh, hingga rosela. “Tapi yang paling banyak diminati adalah rasa original,” tambah Najih.
Najih adalah alumni MEC angkatan XI. Dirinya mengaku bahwa pengalaman berjualan sari kedelai, kerupuk, dan kue membuatnya kini memiliki jiwa wirausaha yang kuat.
Kreativitas dan semangat juangnya ditempa selama satu tahun di MEC. “Alhamdulillah pernah menjadi mahasiswa entrepreneur terbaik saat di MEC,” kenangnya.