Di Indonesia, potensi bencana alam yang terus meningkat, biasa dikenal dengan nama Bencana Hidrometeorologi, sebuah istilah yang dalam satu dekade terakhir marak dibahas.
Berikut adalah beberapa dampak bencana hidrometeorologi:
Bencana alam yang timbul akibat dampak dari meteorologi atau cuaca seperti curah hujan, kelembaban, angin dan temperatur adalah bencana hidrometeorologi.
Bencana hidrometeorologi mengakibatkan sebab terjadinya kebakaran hutan, kekeringan lahan, banjir, angin puting beliung, tanah longsor, gelombang tinggi dan gelombang panas.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menyatakan, Indonesia telah mengalami 1.137 kali kejadian bencana. Bencana tersebut didominasi banjir, longsor, dan cuaca ekstrem hingga Maret 2022.
Ada tujuh provinsi dengan tingkat bencana paling tinggi, dengan kategori bencana hidrometeorologi dalam tiga bulan pertama tahun ini. Ketujuh provinsi tersebut adalah Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Catatan bencana yang terjadi konsisten sejak lima tahun terakhir, mulai 2017 hingga 2022.
“Bencana hidrometeorologi di Indonesia, dalam lima tahun terakhir didominasi di pulau Jawa dan separuhnya ada di Jawa Barat,” kata Muhari. Dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat 1 Maret 2022.
Pencegahan hidrometeorologi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat untuk melakukan mitigasi sebagai upaya pencegahan hidrometeorologi.
Menurut BNPB, langkah-langkah pencegahan hidrometeorologi yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah; Tidak membuang sampah sembarangan, memangkas daun dan ranting pada pohon-pohon besar, membersihkan saluran air hingga sungai, menjaga kebersihan lingkungan, selalu memperbarui informasi prakiraan cuaca dari sumber yang kompeten
Sedangkan, upaya pencegahan hidrometeorologi jangka panjang yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah menanam pohon dan pengembangan hutan bakau (mangrove) yang dapat mencegah terjadinya tanah longsor sekaligus mengikat air tanah sebagai persediaan saat kemarau panjang.
Contoh jenis-jenis pohon yang ditanam untuk mencegah tanah longsor dan memasok persediaan air tanah adalah pohon karet, matoa, jabon putih, sukun, mahoni, dan sebagainya.
Dalam Islam, ketika banyak muncul bencana tiba-tiba seperti gempa, banjir, kebakaran dan musibah lainnya hendaknya kita memperbanyak membaca doa berikut.
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ, وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ, وَفَجْأَةِ نِقْمَتِكَ, وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari lenyapnya nikmat-Mu, dari beralihnya keselamatan (yang merupakan anugerah)-Mu; dari datangnya siksa-Mu (bencana) secara mendadak, dan dari semua kemurkaan-Mu. (HR. Muslim)
Sedekah bisa menjauhkan kita dari penyakit dan berbagai kesulitan yang datang dalam hidup kita. Selain itu, ada 70 jenis bala dan bencana lainnya yang bisa menghilangkan berbagai bala dan bencana dalam hidup kita. Jika banyak kesulitan dan hal-hal yang meresahkan dalam hidup kita, bersedekah bisa meringankannya.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda, “Bersegeralah kalian untuk mengeluarkan sedekah karena sungguh bencana tidak dapat melewati sedekah.” (Ath-Tabrani)
Mari sahabat, kita bahu membahu untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak banjir dan bencana alam diberbagi wilayah di Indonesia.