Batu, YM News – Kota Batu menghasilkan kurang lebih 122 ton sampah per hari, dengan kurang lebih 16 ton yang belum terkelola optimal. Sebagian besar (65%) berasal dari sampah organik rumah tangga.
Tingkat kesadaran warga dalam memilah dan mengolah sampah masih rendah, sementara sistem pengelolaan berbasis komunitas belum terbentuk. Akibatnya, sampah yang menumpuk di Tempat Penampungan Sementara (TPS) atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) menimbulkan bau, pencemaran, dan potensi penyakit.
Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan angka kemiskinan Kota Batu 3,06% (2024). Kondisi ini menunjukkan pentingnya pendekatan yang tidak hanya ekologis, tetapi juga memberdayakan ekonomi keluarga.
Oleh karena itu, Yatim Mandiri Batu menggagas EcoCycle Mandiri membangun sistem ekonomi sirkular berbasis rumah tangga, di mana sampah tidak berakhir di TPA, tetapi kembali menjadi sumber daya yang memberi nilai ekonomi dan sosial. Karya ini berhasil mendapatkan gelar Juara 1 dalam Inovasi Pemberdayaan 2025.

Perwakilan dari tim Yatim Mandiri Batu, Muhammad Haafidhuddin mengatakan, inovasi tersebut diharapkan dapat mengurangi volume sampah rumah tangga, menumbuhkan kesadaran dan kemandirian pengelolaan sampah di tingkat keluarga, dan memanfaatkan sampah organik menjadi sumber ekonomi seperti pakan maggot, lele, kompos.
“Semoga dapat juga membentuk EcoHub Mandiri sebagai pusat edukasi, produksi, dan pengelolaan sampah yang bisa mendorong terciptanya ekonomi sirkular skala mikro yang mandiri dan berkelanjutan,” pungkasnya.









