Kaulinan Barudak: Menjaga Tradisi, Menguatkan Jati Diri Anak Yatim
Bandung, YM News- Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, Yatim Mandiri Bandung bersama Relawan Kemandirian Bandung sukses menggelar program Kaulinan Barudak di Taman Hutan Raya (Tahura) Bandung. Kegiatan ini mengusung semangat pelestarian budaya dan pembentukan karakter anak-anak yatim dan dhuafa melalui permainan tradisional yang sarat makna.
Beragam permainan khas Sunda seperti oray-orayan, cingciripit, dan lainnya dihadirkan untuk membawa anak-anak kembali merasakan kegembiraan bermain secara langsung. Di tengah arus zaman modern yang kerap membuat anak-anak larut dalam dunia digital dan gawai, program ini menjadi oase yang mempertemukan mereka dengan nilai-nilai kebersamaan, interaksi sosial, serta warisan budaya yang mulai terlupakan.

“Program Kaulinan Barudak memberikan pengalaman berharga agar anak-anak tidak melupakan permainan tradisional. Ini juga menjadi momentum untuk mengembalikan fitrah mereka sebagai anak-anak: bermain, belajar, dan bersosialisasi secara alami,” ujar Kak Taha, Branch Manager Yatim Mandiri Bandung.
Tak hanya bermain, dalam kesempatan ini anak-anak juga mendapatkan paket gizi, Super Gizi Qurban, serta perlengkapan ibadah seperti alat sholat. Ini adalah bentuk dukungan Yatim Mandiri terhadap pemenuhan kebutuhan fisik dan spiritual anak-anak binaannya, demi tumbuh kembang yang seimbang antara jasmani dan rohani.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan kegiatan ini, khususnya para donatur seperti Bank BJB, LinkAja, QuranBest, BSM, Tahura Bandung, dan para relawan yang senantiasa hadir dan peduli terhadap pendidikan serta kebahagiaan anak-anak yatim.
Lebih dari sekadar bermain, Kaulinan Barudak menjadi ruang pembelajaran karakter, penguatan identitas budaya, serta penyadaran akan pentingnya menjaga akar tradisi di tengah gempuran modernisasi.

Seperti pepatah Sunda yang diangkat dalam kegiatan ini:
🌿 “Ulah lali ka purwadaksina”
(Jangan lupakan asal-usul, jangan ubah adat kebiasaan, jangan menjadi angkuh karena kedudukan, dan jangan lupakan keluarga sendiri)
Dengan semangat itu, mari terus lestarikan tradisi sebagai bagian dari pendidikan bangsa, demi membentuk generasi yang cerdas, berkarakter, dan berbudaya.