Sejarah Perang Uhud: Kronologi dan Hikmah yang Bisa Diambil

Salah satu peristiwa penting yang terdapat dalam sejarah Islam, yaitu Perang Uhud. Cari tahu sejarah dan hikmah dari peristiwa Perang Uhud.

Perang Uhud merupakan salah satu perang terbesar dalam sejarah Islam yang terjadi antara umat Islam dan kaum Quraisy. 

Pertempuran ini terjadi pada 23 Maret 625 Masehi atau 7 Syawal 3 Hijriah, di utara gunung Uhud dekat dengan Madinah.

Penasaran, dengan penyebab dan kronologi kejadiannya? Jika iya, Sahabat mengunjungi artikel yang tepat.

Untuk itu, mari simak penjelasan lengkap mengenai sejarah Perang Uhud di artikel berikut ini. Baca sampai habis, ya!

Penyebab Perang Uhud

Penyebab meletusnya Perang Uhud ada beberapa alasan. Namun, alasan paling utama adalah kekalahan kaum kafir Quraisy pada perang sebelumnya, yakni Perang Badar. 

Kekalahan ini membuat orang-orang kafir Quraisy merasa terhina dan direndahkan martabatnya hingga menjadi tidak berdaya karena kehilangan harga diri. 

Nah, dengan tekad untuk membersihkan kehinaan dan noda yang melekat dalam diri, mereka berusaha untuk kembali memerangi Nabi Muhammad SAW setelah Perang Badar.

Selengkapnya, berikut beberapa faktor yang menjadi penyebab Perang Uhud:

1. Faktor Agama

Bangsa Quraisy sengaja menghalang-halangi orang untuk menuju kebenaran di jalan Allah SWT dengan memerangi Nabi Muhammad SAW agar dakwahnya berakhir. 

Ketika melaksanakan aksinya, mereka rela mengeluarkan harta benda agar peperangan dapat tercipta. Melalui aksi ini, agama, ajaran Islam, dan kaumnya dihancurkan. 

2. Faktor Ekonomi

Berkembangnya ajaran agama Islam berdampak pada meluasnya wilayah yang diduduki umat Muslim. 

Sebagai bentuk penjagaan keamanan, Rasulullah menempatkan sejumlah tentara di beberapa daerah yang rawan atau memungkinkan diserang kaum musyrik. 

Hal ini memberikan dampak pada semakin terbatasnya lingkup perniagaan kaum Quraisy. Perekonomian Quraisy ini bergantung pada jalur perdagangan musim panas dan musim dingin.

Namun, penjagaan ketat di beberapa daerah menyebabkan satu jalur tidak bisa dilewati. Hal ini tentu berdampak pada jalur-jalur niaga lainnya.

Lebih lanjut, aktivitas perniagaan semakin terbatas, dan pendapatan kaum Quraisy semakin menipis.

3. Faktor Politik

Faktor terakhir penyebab sejarah Perang Uhud tercipta, yaitu faktor politik. Sebelumnya, orang-orang Quraisy memimpin orang-orang di kalangan Arab.

Namun, perang Badar mengubah kondisi ini. Pasalnya, perang Badar menyebabkan beberapa tokoh besar kaum Quraisy terbunuh, sehingga kekuatan mereka semakin melemah.

Di sisi lain, semakin banyak orang-orang yang memeluk ajaran agama Islam. Kondisi ini membuat orang-orang Quraisy meyakini bahwa, perang harus dilakukan untuk mengembalikan kekuatan politik.

Nah, inilah yang menjadi latar belakang permasalahan yang menyebabkan Perang Uhud terjadi.

Pemimpin Perang Uhud

Cerita sejarah Perang Uhud perlu dipahami oleh umat Muslim, karena perang ini merupakan salah satu peristiwa bersejarah dalam Islam. 

Lebih dari itu, cerita sejarah Perang Uhud bisa membuat umat Muslim memahami perjuangan umat Islam dalam memerangi orang kafir.

Perlu diketahui, Perang Uhud merupakan peristiwa peperangan yang di dalamnya melibatkan kaum kafir Quraisy dan umat Muslim. 

Pada saat itu, pasukan Islam hanya berjumlah 700 orang, sementara pasukan dari Quraisy mencapai 3.000 orang.

Pada awalnya, jumlah pasukan Muslim mencapai 1.000 orang. Namun, tepat sebelum perang berlangsung, jumlah pasukan Muslim berkurang menjadi sepertiganya.

Hal ini dikarenakan, adanya gerakan orang-orang munafik yang tidak jadi mengikuti perang. Diketahui, gerakan ini dipelopori oleh Abdullah bin Ubay bin Salul.

Kejadian ini tidak menghentikan perang antara umat Muslim dan kaum Quraisy. Di kubu umat Muslim sendiri, peperangan dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW. 

Sementara itu, kaum Quraisy dipimpin oleh Abu Sufyan. Selain kedua pemimpin tersebut, terdapat beberapa tokoh-tokoh penting yang terlibat dalam Perang Uhud, di antaranya yaitu:

  1. Ali bin Abi Thalib 
  2. Zubair bin Awwam 
  3. Hamzah bin Abdul Muthalib 
  4. Nusaibah binti Ka’ab atau Ummu Imarah 
  5. Ubadah bin Shamit 
  6. Ikrimah bin Abu Jahal 
  7. Hindun bin Utbah
  8. Khalid bin Walid 
  9. Amr bin Ash 

Kronologi Perang Uhud

Setelah mengetahui penyebab dan pemimpin Perang Uhud, kini saatnya memahami bagaimana kronologinya. Sehubungan dengan itu, berikut kronologi sejarah perang Uhud:

1. Persiapan Perang Uhud

Sebelum melakukan perang, Nabi Muhammad SAW sudah mempertimbangkan waktu yang paling tepat untuk memulai pergerakan. 

Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk mulai berangkat di tengah malam yang sunyi.

Waktu ini dipilih karena para musuh masih tertidur pulas setelah menempuh perjalanan yang sulit dan panjang. 

Selain itu, agar perjalanan semakin aman, Nabi Muhammad SAW juga meminta sahabatnya untuk menunjukkan jalur yang sekiranya musuh tidak mengetahuinya.

Kemudian, Abu Khaitsamah menunjukkan sebuah jalan yang melewati Bani Haritsah yang terdapat di antara kebun-kebun mereka sampai melewati kebun Rab’i bin Qais. 

Nah, di tengah perjalanan, Ibnu Salul membelot bersama dengan 300 orang dari pasukan kaum Muslimin. 

Alasan mereka menarik diri, yaitu baginya perang yang dilakukan untuk melawan orang-orang musyrik merupakan hal yang mustahil dan akhirnya mereka menolak keputusan Nabi Muhammad.

Pada saat itu terjadi, Abdullah bin Amr bin Haram sudah berusaha untuk meyakinkan orang-orang tersebut agar dapat kembali berjuang bersama kaum Muslimin. Namun, mereka tetap menolaknya. 

Kemudian, sesampainya di medan perang, Nabi Muhammad SAW merencanakan strategi untuk menghadapi pasukan dari kaum Quraisy. 

Salah satu strateginya, yaitu membagi kaum Muslimin menjadi tiga bagian, kemudian salah satu anggota dari masing-masing bagian diberikan bendera. 

Adapun kelompok dari pasukan-pasukan tersebut yaitu:

  • Usaid bin Hudhair memegang bendera pasukan Aus dari golongan Anshar.
  • Mush’ab bin Umair memegang bendara pasukan Muhajirin.
  • Al-Hubab bin Al-Mundzir memegang bendera pasukan Khazraj dari golongan Anshar. 

2. Berlangsungnya Perang Uhud

Pasukan pemanah Muslim pada saat itu sudah melihat tanda-tanda kekalahan orang-orang Quraisy, bahkan sudah banyak harta rampasan yang tergeletak di medan perang. 

Hal ini yang membuat para umat Muslim berpuas diri dan menganggap perang telah berakhir. Kemudian, mereka memutuskan untuk meninggalkan tempat dan pergi sembari mengumpulkan harta rampasan perang. 

Melihat hal tersebut, Khalid bin Al-Walid, memanfaatkan momen dengan mengambil jalan memutar untuk masuk ke barisan kaum Muslimin dari belakang. 

Hal inilah yang menjadikan kaum Muslimin terpecah belah dan banyak yang terbunuh. Nah, setelah pasukan Quraisy berhasil melakukan serangan balasan, target selanjutnya, yaitu Nabi Muhammad SAW.

Walaupun dalam keadaan terdesak, beliau tetap tegar dan tidak beranjak dari tempatnya, padahal sahabatnya satu persatu mulai berguguran. 

Pada saat itu, terdapat Nusaibah putri Ka’ab yang ingin melindungi Nabi Muhammad SAW. 

Ia mendekat menuju tempat Nabi Muhammad SAW berada dengan memegang pedang dan memanah untuk melindungi beliau, namun akhirnya ia terluka parah. 

Abu Dujanah juga mencoba melindungi Rasulullah dengan tubuhnya hingga terdapat anak panah yang menancap pada bagian punggungnya. Kemudian datanglah Abu Bakar dan Abu Ubaidah. 

Melihat dua anak panah yang tertancap di wajah Nabi Muhammad SAW, Abu Ubaidah membantu untuk mencabut menggunakan giginya. Lalu datanglah pasukan kaum Muslimin dengan jumlah kurang lebih tiga puluh orang. 

3. Hasil Akhir Perang Uhud

Walaupun dalam pertempuran ini pasukan Muslim mengalami kekalahan, namun masih dapat mempertahankan posisinya di Madinah. 

Kemenangan pasukan Quraisy dalam perang ini tidak dapat dimanfaatkan dengan baik, hingga akhirnya mundur ke Mekah.

Setelah terjadi perang dan melihat musuh mulai mundur, Nabi Muhammad SAW memerintahkan pasukan Muslim untuk tidak mengejarnya. Karena beliau ingin kesatuan dan stabilitas umat Muslim bisa tetap terjaga. 

Hikmah yang Bisa Diambil dari Perang Uhud

 

Sejarah Perang Uhud membawa banyak hikmah untuk umat Muslim. Pertanyaannya, apa hikmah yang bisa diambil dari kekalahan umat Muslim di Perang Uhud?

Perlu diingat, peperangan dalam membela agama tidak selalu tentang mendapatkan kemenangan.

Justru, kekalahan di Perang Uhud ini, Allah SWT memberikan pelajaran bagi pasukan Islam bahwa kemaksiatan dapat mencegah kemenangan dan kesuksesan. 

Dalam hal ini, kemaksiatan yang dilakukan para pemanah Muslim dengan melanggar perintah Nabi Muhammad SAW membuat kemenangan tidak dapat diraih. 

Kemaksiatan merupakan pangkal dari segala sumber kegaduhan dan kerusakan, oleh karena itu, kesenangan akan sulit untuk diraih.

Jadi, sebagai umat Muslim, penting untuk membentengi diri agar tidak jatuh terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan

Itu dia penjelasan lengkap mengenai sejarah Perang Uhud, mulai dari penyebab, pemimpin, kronologi, hingga hikmah yang bisa diambil.

Intinya, dari sejarah Perang Uhud, kita bisa belajar untuk tidak jumawa dan memandang remeh suatu keadaan.

Selain itu, janganlah kita berbuat maksiat dan mengingkari perintah Allah SWT, karena hal ini bisa menjauhkan diri dari kesuksesan dan kemenangan.

Perlu diingat, selain taat dengan perintah Allah SWT, pertebal iman dengan melakukan amalan sunnah, seperti sedekah atau donasi untuk membantu sesama.

Soal sedekah, Sahabat bisa mulai sedekah online di Yatim Mandiri – Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang amanah dan terpercaya.

Yatim Mandiri telah menyediakan berbagai program sedekah yang bisa Sahabat pilih, mulai dari sedekah subuh, sedekah untuk membantu saudara/saudari yang membutuhkan, dan lainnya.

Nah, jika Sahabat tertarik untuk bersedekah, silakan cek program sedekah Yatim Mandiri. Yuk, pertebal iman dan perbanyak pahala dengan sedekah di Yatim Mandiri.

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top