12 Nama Bulan dalam Kalender Islam & Sejarah Penanggalannya!

Nama bulan dalam kalender Islam atau penanggalan Hijriah memiliki jumlah 12 bulan dalam setahun, dimulai Muharram dan diakhiri Dzulhijjah.

Apakah Sahabat sudah hafal nama bulan dalam kalender Islam? Jangan sampai salah, nama-nama bulan di kalender Hijriah berbeda dengan kalender Masehi.

Ya, Islam memiliki sistem penanggalan tersendiri yang digunakan untuk menentukan tanggal kegiatan ibadah. 

Di mana dalam kalender Hijriah, pergantian atau awalan hari ditandai dengan terbitnya matahari, bukan berdasarkan perhitungan waktu 24 jam.

Nah, untuk memahami apa saja nama bulan dalam kalender Islam, mari simak penjelasan dan sejarahnya berikut ini!

Sejarah Penanggalan Hijriah

Sejarah kalender Hijriah bermula pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, tepatnya pada 622 Masehi atau sekitar 17 tahun setelah peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari kota Makkah ke kota Madinah.

Pada masa itu, masyarakat Arab menggunakan sistem penanggalan lokal yang berbeda-beda. Upaya menyamakan sistem penanggalan dilakukan dengan tujuan memudahkan persoalan negara dan masyarakat. 

Kemudian, penanggalan tersebut disebut dengan penanggalan Hijriah. Kalender Hijriah sendiri menganut perhitungan berdasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi. 

Satu bulan dalam kalender Hijriah terdiri dari 29 atau 30 hari. Hal tersebut bergantung pada kemunculan hilal (bulan sabit).

Nama Bulan di Kalender Islam

Kalender Hijriah memiliki 12 bulan dan 354-355 hari dalam satu tahun. Jika dibandingkan dengan kalender Masehi, Hijriah memiliki 10-12 hari lebih pendek. 

Pertanyaannya, apa saja nama 12 bulan dalam kalender Islam? Nah, berikut penjelasannya:

1. Muharram

Nama bulan dalam kalender Islam yang pertama adalah bulan Muharram. Bulan Muharram ini masuk dalam kategori empat bulan haram yang dianggap suci. 

Dalam bahasa Arab, Al-Muharram memiliki makna ‘diharamkan’. Artinya, bulan Muharram merupakan bulan yang dihormati dan diharamkan dari hal-hal yang memiliki sifat buruk. 

Lebih dari itu, hari ke-10 bulan Muharram terdapat hari istimewa yang disebut dengan hari Asyura. Umat Islam yang mengerjakan puasa pada hari Asyura akan dihapus dosa-dosa kecilnya selama satu tahun.

2. Safar

Kata Safar secara harfiah memiliki makna ‘kosong’ atau ‘nol’ dalam bahasa Arab. Terdapat beberapa teori tentang asal-usul nama bulan ini. 

Salah satunya adalah teori tentang rumah-rumah orang Arab yang sering kosong ditinggal pergi merantau atau berperang pada bulan Safar. 

Teori lain menyebutkan bahwa bulan ini diberi nama Safar karena dikaitkan dengan penyakit dan kesulitan yang membuat banyak orang merasa tidak beruntung. 

Terdapat mitos yang menganggap bahwa bulan ini tidak menguntungkan. Namun, pandangan tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam. 

3. Rabiul Awal

Kelahiran dan wafatnya Nabi Muhammad SAW terjadi pada bulan Rabiul Awal, yakni pada 12 Rabiul Awal. 

Nabi Muhammad SAW lahir pada 12 Rabiul Awal dalam Tahun Gajah, yang bertepatan dengan tahun 570 Masehi. Kemudian wafat pada 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah (632 Masehi).

Tak hanya itu, Rabiul Awal juga menjadi bulan yang mencatat banyak sejarah penting dalam Islam. Maka dari itu, umat Islam dianjurkan untuk mempertebal keimanan dengan melakukan banyak amalan dan ibadah.

Adapun salah satu amalan sederhana yang bisa diamalkan di bulan Rabiul Awal adalah bersalawat kepada Rasulullah SAW.

4. Rabiul Akhir

Nama bulan dalam kalender Islam yang keempat, yaitu Rabiul Akhir. Dalam bahasa Arab, nama Rabiul Akhir memiliki makna ‘musim semi kedua’.

Bulan keempat dalam penanggalan Hijriah ini juga sering disebut dengan nama Rabiuts Tsani. Diketahui, terdapat beberapa peristiwa penting Islam yang tercatat di bulan ini. 

Contohnya, turunnya Surat Al-Hasyr, terjadinya Perang Dzatur-Riqa, dan terjadinya Perang Jamal.

Peristiwa Perang Jamal terjadi antara pasukan yang dipimpin oleh Ali bin Abi Thalib melawan pasukan yang dipimpin oleh Aisyah RA.

5. Jumadil Awal

Dilihat dari namanya, bulan Jumadil Awal memiliki makna ‘bulan kering pertama’. Nama tersebut mencerminkan musim dingin yang terjadi di Semenanjung Arab. Di mana air biasanya akan membeku dan membuat tanah menjadi kering.

Adapun peristiwa penting yang terjadi pada bulan ini adalah Perang Mu’tah. Perang ini terjadi pada tahun 8 Hijriah (629 Masehi). 

Perang Mu’tah mempertemukan pasukan Muslim yang dipimpin oleh Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah melawan pasukan Bizantium di wilayah Mu’tah (sekarang Yordania).

6. Jumadil Akhir

Kedatangan bulan Jumadil Akhir dikenal sebagai pertanda musim dingin yang akan segera selesai.

Bulan keenam dalam penanggalan Hijriah ini juga kerap disebut dengan Jumadil Tsani. Pada bulan ini, juga terjadi beberapa peristiwa penting.

Dimulai dari lahirnya putri Rasulullah pada tanggal 20 Jumadil Akhir, yakni Fatimah Az-Zahra, wafatnya Harun Ar-Rasyid, serta kembalinya Abu Bakar Ash-Shiddiq ke hadapan Allah SWT.

7. Rajab

Rajab adalah salah satu nama bulan dalam kalender Islam yang berada pada urutan ketujuh. Bulan ini tergolong dalam empat bulan yang disucikan dalam ajaran Islam. 

Biasanya, bulan Rajab juga disebut dengan nama Fardhu yang memiliki arti ‘satu’. Alasan pemberian nama Fardhu disebabkan karena letak Rajab yang tidak berdampingan dengan tiga bulan suci lainnya.

Salah satu peristiwa penting yang terjadi di bulan Rajab adalah Isra’ Mi’raj, perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Makkah-Baitul Maqdis (Isra’) dan dari Baitul Maqdis-langit (Mi’raj).

8. Syaban

Secara bahasa, kata Syaban memiliki arti ‘pembagian’ atau ‘percabangan’. Hal ini merujuk pada peristiwa pembagian wilayah yang dilakukan oleh penduduk Arab dari wilayah Yaman dan Himyar. 

Para penduduk berpencar untuk mencari sumber air sebagai bentuk persiapan perang. Peralihan kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram terjadi pada bulan Syaban, tahun kedua Hijriah atau 623 Masehi. 

Peristiwa ini secara spesifik tercantum dalam Surat Al-Baqarah ayat 144. Ayat ini menegaskan bahwa arah kiblat untuk salat bagi umat Islam diubah dari Masjidil Aqsa ke Ka’bah. 

9. Ramadhan

Nama bulan dalam kalender Islam yang kesembilan ialah Ramadhan. Bulan ini dianggap sebagai bulan yang penuh berkah, di mana pintu-pintu surga terbuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.

Selama bulan Ramadhan, umat Islam berpuasa dari fajar (Subuh) hingga terbenamnya matahari (Maghrib). 

Di bulan Ramadhan juga terdapat ibadah tambahan yang dianjurkan, yaitu Shalat Tarawih yang dilakukan setelah shalat Isya.

10. Syawal

Bulan Syawal dianggap istimewa karena ditandai dengan perayaan Idulfitri. Hari kemenangan ini dirayakan pada hari pertama bulan Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa Ramadhan. 

Salah satu tradisi Idul Fitri adalah melaksanakan salat Ied bersama-sama di pagi hari. Biasanya, salat Idulfitri biasanya dilakukan di lapangan terbuka atau masjid. 

Idulfitri juga menjadi waktu berkumpulnya keluarga untuk saling maaf-memaafkan. Sebelum melaksanakan salat Idulfitri, umat Islam juga dianjurkan untuk memberikan zakat fitrah.

11. Zulkaidah

Asal muasal nama bulan dalam kalender Islam Zulkaidah bermula dari nama Dzulqa’dah dalam bahasa Arab. 

Kata Dzu artinya ‘mempunyai’ dan kata Qa’dah artinya ‘cara duduk’. Secara harfiah, bulan ini bermakna bulan untuk duduk-duduk.

Pada saat itu, banyak orang Arab yang berdiam diri dan memilih duduk untuk menahan gejolak api perang.

Peristiwa penting yang terjadi pada bulan Zulkaidah adalah Perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian damai ini menandai titik balik penyebaran agama Islam dan membawa kestabilan ke wilayah Arab.

12. Dzulhijjah

Nama bulan dalam kalender Islam yang terakhir adalah bulan Dzulhijjah. Bulan ini termasuk dalam empat bulan yang mulia. 

Banyak perstiwa penting yang terjadi pada bulan Dzulhijjah, di antaranya yaitu ibadah haji, Idul Adha, dan kurban.

Penutup

Itulah 12 nama bulan dalam kalender Islam yang perlu diketahui oleh umat Muslim. Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa semua bulan dalam Islam memiliki keistimewaan masing-masing.

Inilah yang menjadikan setiap bulan dalam Islam baik dan mematahkan mitos bahwa ada bulan tertentu yang tidak baik.

Nah, untuk mempertebal keimanan, alangkah baiknya, jika Sahabat melakukan amalan khusus di setiap bulannya.

Sebagai contoh, di bulan Dzulhijjah, Sahabat bisa melaksanakan salat Idul Adha dan menunaikan ibadah kurban.

Soal kurban, Sahabat bisa kurban online di Yatim Mandiri. Di sini, Sahabat akan dibantu mulai dari proses penyediaan hewan hingga pembagian dagingnya.

Tak perlu khawatir, semua prosesnya sudah sesuai syariat Islam, sehingga ibadah kurban Sahabat InsyaAllah sah.

Informasi lengkap mengenai program kurban Yatim Mandiri bisa diakses di laman kurban. Yuk, tunaikan kurban tahun ini!

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top