Mengapa Nabi Muhammad SAW disebut rasul terakhir? Simak ulasannya dalam perjalanan Nabi Muhammad SAW pada artikel ini.
Umat muslim di seluruh dunia mengenal Nabi Muhammad SAW sebagai rasul Allah yang terakhir. Namun, tahukah mengapa Nabi Muhammad SAW disebut rasul terakhir?
Setelah beliau, tidak ada lagi nabi dan rasul yang diangkat oleh Allah SWT untuk menyebarkan agama Islam.
Nabi Muhammad SAW merupakan sosok yang sangat spesial. Beliau adalah manusia yang ditunjuk oleh Allah SWT sebagai penutup para nabi dan rasul.
Mari simak perjalanan Nabi Muhammad SAW mulai dari pertama kali menjadi Nabi dan Rasul, serta mengapa Nabi Muhammad SAW disebut rasul terakhir.
Sekilas Masa Kecil Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW lahir di tanggal 12 Rabiul Awal pada tahun Gajah. Dalam perhitungan masehi adalah bulan April 571 Masehi.
Tanda-tanda kenabian Muhammad sudah tampak pada hari kelahirannya. Digambarkan pada hari itu alam semesta menyambut kelahiran beliau dengan memancarkan sinar.
Di hari tersebut, langit begitu cerah. Burung-burung berkicau dengan riangnya.
Bahkan di dalam Kitab Sirah Nabawi mengisahkan bahwa terdapat cahaya yang begitu terang yang sinarnya terlihat hingga ke negeri Syam di hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Ayah beliau, Abdullah, meninggal saat Nabi Muhammad SAW masih di dalam kandungan.
Ibunya, Siti Aminah, menyusul kepergian ayahnya ketika Nabi Muhammad SAW berusia 6 tahun.
Beliau kemudian diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib dan pamannya, Abu Thalib.
Tanda-tanda bahwa Muhammad adalah sosok yang istimewa sudah tampak sejak kecil.
Ada banyak keberkahan yang dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya, seperti ibu susunya, Halimah, dan juga keluarga pamannya.
Kisah Nabi Muhammad SAW Menerima Wahyu dari Allah SWT
Sebelum menelaah lebih jauh mengapa Nabi Muhammad SAW disebut rasul terakhir, ikuti dulu kisah Nabi Muhammad SAW ketika diangkat sebagai nabi dan rasul berikut ini.
Gua Hira adalah tempat di mana untuk pertama kalinya Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah SWT.
Banyak pendapat yang meyakini bahwa peristiwa penting itu terjadi pada tanggal 17 Ramadan tahun 610 Masehi.
Di hari itulah, Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai rasul Allah SWT.
Dalam riwayat yang dituliskan oleh Imam Bukhari dan Muslim, terdapat dua keadaan ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah SWT.
Pertama adalah terdegarnya suara lonceng yang begitu keras yang membuat Nabi Muhammad SAW begitu ketakutan dan berat bagi beliau.
Lalu datanglah malaikat Jibril dengan sosok yang menyerupai manusia biasa, sesosok laki-laki yang memintanya untuk membaca.
Apa yang disampaikan oleh malaikat Jibril ini merupakan isi dari surat Al-‘Alaq ayat 1-5.
Setelahnya, Allah SWT menurunkan wahyunya secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW. Hal ini tertuang dalam surat Al Isra ayat 106 yang berbunyi,
Di dalam proses turunnya wahyu yang datangnya dari Allah SWT, ada masa-masa kosong di mana Allah SWT tidak menurunkan wahyuNya sama sekali.
Masa-masa ini disebut oleh Nabi Muhammad SAW sebagai periode terputusnya wahyu.
Dalam periode ini, Nabi Muhammad SAW merasa sangat bersedih.
Akan tetapi, Rasulullah SAW kembali merasa tenang tatkala wahyu berupa surat Ad-Dhuha datang memutus periode terputusnya wahyu tersebut.
Baca Juga : Kisah Teladan Nabi Muhammad Sang Pemimpin dan Pejuang Islam
Tantangan yang Dihadapi Rasulullah SAW saat Berdakwah
Dalam proses menyiarkan agama Islam, mulanya Rasulullah SAW diminta untuk melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi.
Beliau pun menyebarkan wahyu yang diterimanya hanya pada orang-orang terdekatnya kala itu.
Kemudian, Allah SWT memerintahkan beliau untuk berdakwah dan menyebarkan agama Islam secara terang-terangan.
Tantangan demi tantangan dihadapi oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau mulai menyiarkan Islam secara terang-terangan.
Orang-orang kafir dari kaum Quraisy adalah orang-orang yang selalu mengganggu dan mencoba berbagai cara untuk menghentikan dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Namun demikian, dengan pertolongan yang diberikan oleh Allah SWT, Islam semakin berkembang di tanah Arab.
Hal ini tertuang dalam surat At-Taubah ayat 32-33 yang isinya sebagai berikut,
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, sementara Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukainya. Dialah Yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Quran) dan agama yang benar untuk Dia menangkan atas segala agama walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.” (QS at-Taubah: 32-33).
Beberapa tantangan yang dihadapi oleh Rasulullah SAW selama menyebarkan agama Islam adalah dihina, diancam dan disiksa secara fisik.
Abu Jahal pernah melemparkan kotoran unta kepada Nabi Muhammad SAW ketika beliau sedang mendirikan sholat dan sujud di Masjidil Haram.
Ia bahkan pernah membuat lubang yang sangat dalam dengan tujuan agar Rasulullah SAW terjerembab ke dalam lubang tersebut.
Namun, lubang galiannya itu justru memakan korban dirinya sendiri.
Tindakan keji lainnya adalah rencana orang-orang kafir Quraisy yang ingin membunuh Rasulullah SAW.
Karena ancaman dan bahaya yang terus mengintai, Rasulullah SAW diperintahkan untuk berhijrah ke Madinah.
Tentunya dengan rahmat dan pertolongan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya selamat dari ancaman pembunuhan tersebut.
Mengapa Nabi Muhammad SAW Disebut Rasul Terakhir?
Di zaman modern seperti sekarang ini, masih ada sosok manusia biasa yang mengaku-ngaku sebagai Nabi dan Rasul, atau utusan Allah SWT setelah Nabi Muhammad SAW.
Padahal, perihal Nabi Muhammad SAW merupakan nabi dan rasul yang terakhir tertulis dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 40,
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَـٰكِن رَّسُولَ اللَّـهِ وَ خَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Artinya: Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Nabi Muhammad SAW sendiri pun pernah membahas mengenai hal ini dalam sebuah hadist yang diriwayatkan sebagai berikut,
عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: قال رسول الله :إن الرسالة والنبوة قد انقطعت فلا رسول بعدي ولا نبي، قال: فشق ذلك على الناس فقال: «ولكن المبشرات»، قالوا: يا رسول الله وما المبشرات؟ قال: «رؤيا الرجل المسلم وهي جزء من أجزاء النبوة» رواه الإمام أحمد والترمذي والحاكم
Artinya: Rasulullah Muhammad bersabda, “Sesungguhnya kerasulan dan kenabian itu sudah terputus. Maka tak ada rasul juga tak ada nabi setelahku.” Anas ibn Malik (periwayat hadits) berkata: “Hal itu memberatkan manusia.” Kemudian Rasulullah bersabda: “Tetapi (masih ada) al-mubasyirat.” Para sahabat bertanya, ” Ya Rasulallah, apakah maksud al-mubasyirat itu?” Rasulullah menjawab, “Mimpi (yang baik) dari seorang Muslim adalah bagian dari kenabian.” (HR. Imam Ahmad, Tirmudzi, dan Al-Hakim).
Sehingga, sebagai umat muslim sudah seharusnya kita tidak mempercayai isu-isu yang disebarkan oleh orang-orang yang mengaku sebagai utusan Allah SWT setelah Nabi Muhammad SAW.
Allah SWT sudah memilih siapa yang menjadi nabi dan rasul terakhirNya.
Nabi Muhammad SAW pun menyandang gelar Khataman Nabiyyin yang artinya adalah nabi paling akhir.
Rasulullah SAW juga merupakan orang yang menyempurnakan ajaran-ajaran yang dibawa oleh nabi dan rasul sebelum beliau.
Allah SWT pun memberikan mukjizat berupa kitab suci Al-Qur’an yang menjadi pedoman dan petunjuk umat muslim dalam menjalankan kesehariannya di dunia, guna memperoleh bekal yang cukup untuk di akhirat kelak.
Inilah alasan mengapa Nabi Muhammad SAW disebut rasul terakhir.
Ketetapan ini sudah menjadi ketetapan Allah SWT Yang Maha Kuasa. Sesungguhnya Allah SWT adalah sebaik-baiknya perencana bagi hambaNya.
Amalan Nabi Muhammad SAW yang Patut Dicontoh
Semua perilaku, tutur kata dan amalan-amalan Nabi Muhammad SAW yang dilakukan semasa hidup patut menjadi contoh oleh umat muslim di seluruh dunia.
Salah satu amalan yang paling sering beliau kerjakan adalah bersedekah.
Sedekah yang dilakukan di zaman Rasulullah SAW termasuk sedekah yang totalitas. Hingga tiba masa di mana di tanah Arab angka kemiskinan menurun hingga 90%.
Ini semua bisa terjadi sebab orang-orang muslim mengamalkan ajaran Nabi Muhammad SAW untuk bersedekah.
Alasan mengapa Nabi Muhammad SAW disebut rasul terakhir adalah karena Allah SWT telah menunjuknya langsung sebagai penutup para nabi dan rasul. Hal ini tercantum dalam Al-Qur’an yang merupakan firman Allah SWT.