Puasa Idul Adha yang dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah antara lain puasa Tarwiyah, Arafah, puasa 7 hari awal Dzulhijjah, dan berpuasa sebelum sholat Idul Adha.
Apa saja jenis puasa di Idul Adha? Walaupun selalu ada tiap tahun, pada kenyataannya masih banyak orang yang lupa dengan macam-macam puasa Idul Adha.
Untuk menyempurnakan ibadah menjelang hari raya Idul Adha, maka simak pembahasan lengkap mengenai puasa dan amalan saat Idul Adha tiba.
Saat umat muslim menjalankan ibadah puasa pada hari raya Idul Adha, maka akan memperoleh pahala serta keberkahan yang melimpah.
Selain itu, umat muslim yang menjalankan puasa menjelang Idul Adha juga akan mendapatkan pahala ampunan dosa dari Allah SWT sebaik-baiknya pencipta langit dan bumi.
Aturan Puasa Sunnah Idul Adha
Tidak terasa pada tanggal 9 Juli 2022, umat Islam akan kembali berjumpa dengan hari raya Idul Adha. Dengan begitu, seluruh umat Islam tentunya akan melewati hari istimewa yang akan dirahmati oleh Allah SWT.
Dalam rangka menyambut Idul Adha, maka umat muslim perlu mempersiapkan diri dengan baik.
Umat muslim setidaknya perlu mempersiapkan diri untuk mendapatkan keridhaan dari Allah SWT dengan mencoba untuk menjalankan puasa sunnah Idul Adha.
Puasa sunnah Idul Adha dilakukan untuk mendapatkan kemuliaan bulan Dzulhijjah sebagai bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Apa yang dimaksud puasa Idul Adha? Puasa sunnah Idul Adha merupakan puasa yang dilaksanakan sebelum tanggal 10 Dzulhijjah.
Umumnya puasa akan dilakukan mulai dari tanggal 1 sampai 9, namun umat muslim lebih banyak memiliki tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah yang biasa disebut Tarwiyah dan Arafah.
Jika berbicara tentang aturan puasa sunah Idul Adha, sebenarnya tidak ada aturan khusus saat menjalankan ibadah puasa tersebut. Puasa sunnah Idul Adha dapat dilakukan sama halnya saat melaksanakan puasa Ramadhan. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai puasa Tarwiyah dan Arafah.
1. Puasa Sunnah Tarwiyah
Umat Islam sering kali menjalankan puasa Tarwiyah menjelang hari raya Idul Adha tiba, tepatnya jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah. Mengapa dinamakan puasa Tarwiyah? Nama Tarwiyah sendiri diambil langsung dari kebiasaan para jamaah haji yang berbondong-bondong bawa air zam-zam.
Saat menjalankan ibadah haji, membawa air zam-zam yang suci merupakan kebiasaan yang dilakukan umat Islam. Oleh sebab itu, ibadah puasa Idul Adha dinamakan “Tarwiyah” yang artinya membawa bekal air. Bagaimana niat menjalankan puasa Tarwiyah?
“Nawaitu shauma al-tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala”
Artinya : “Saya berniat melakukan puasa tarwiyah karena Allah Ta’ala”
2. Puasa Arafah
Puasa sunnah Idul Adha yang kedua yaitu Arafah. Puasa Arafah merupakan puasa yang dilaksanakan pada hari Arafah, tepatnya pada hari ke-9 bulan Dhulhijjah. Nabi Muhammad SAW menyebutkan, siapapun yang menjalankan puasa Arafah bisa menghapuskan dosa setahun lalu.
Hadist Rasullullah SAW itu disampaikan langsung oleh Abu Qatadah yang mengatakan, puasa Arafah bisa menghapuskan dosa manusia setahun yang lalu dan juga setahun yang akan datang. Kemudian puasa Asyuro (10 Muharram) juga akan menghapus dosa setahun lalu.
Niat melaksanakan puasa Arafah
“Nawaitu shauma arofata sunnatan lillahi ta’ala”
Artinya : “Saya niat puasa Arafah sunnah karena Allah Ta’ala”
Keutamaan Puasa Arafah dan Tarwiyah
Walaupun menjalankan puasa sunnah Idul Adha hukumnya tidak wajib, ternyata sifatnya istimewa dan menawarkan banyak keutamaan. Mau tahu apa saja keutamaan dari puasa sunnah Idul Adha? Berikut ini penjelasan lengkap mengenai keutamaan dari puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah.
1. Bisa Menghapuskan Dosa Satu Tahun Lalu
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, umat muslim yang menjalankan puasa 9 Dhulhijjah akan mendapatkan keutamaan berupa penghapusan dosa setahun lalu. Keutamaan puasa Arafah ini disampaikan langsung oleh Nabi Muhammad SAW.
2. Sebagai Bentuk Amal Shalih yang Disukai oleh Allah SWT
Menjalankan puasa pada bulan Dhulhijjah adalah salah satu ibadah yang sangat disukai oleh Allah SWT. Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa tidak ada suatu amal sholeh yang sangat dicintai oleh Allah SWT, melainkan pada 10 hari pertama bulan Dhulhijjah.
Nabi Muhammad SAW juga mengatakan bahwa tidak ada jihad di mata Allah, melainkan jihadnya orang yang berangkat dengan jiwa dan harta, namun tidak ada yang kembali satupun. Pernyataan tersebut seolah menguatkan pendapat bahwa puasa Idul Adha sangat disenangi oleh Allah SWT.
3. Mendapatkan Pahala Kebaikan dari Allah SWT
Ibadah puasa merupakan ibadah satu-satunya yang khusus diperuntukkan oleh Allah SWT. Bagi umat Islam yang dengan ikhlas menjalankannya, maka Allah SWT akan menjanjikan pahala kebaikan dan keberkahan selama hidupnya.
Umat muslim yang melakukan amal kebaikan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda mulai dari 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Namun, untuk umat muslim yang menjalankan puasa akan mendapatkan balasan lebih besar, karena telah rela meninggalkan hawa nafsu untuk Allah SWT.
Macam-Macam Puasa Idul Adha
Menjelang hari raya Idul Adha terdapat 4 jenis puasa sunnah yang dianggap istimewa. Bagi umat muslim yang menjalankan puasa sunnah dibawah ini, akan mendapatkan keberkahan hidup serta pahala berlipat ganda dari Allah SWT. Berikut ini 4 jenis puasa sunnah yang dimuliakan oleh Allah SWT.
1. Puasa Sunnah Pertama, Puasa Dzulhijjah
Puasa sunnah pertama ini dilaksanakan pada 7 hari awal bulan Dhulhijjah. Puasa yang memang disunnahkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadost Hunaidah bin Kholid. Hadist tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah SAW terbiasa menjalankan puasa 9 hari awal Dzulhijjah.
Kemudian, Rasulullah SAW berusaha menyempurnakan ibadah puasanya sampai hari Asyura (10 Muharram). Pada bulan Muharram, Rasulullah SAW berpuasa 3 hari tiap bulannya. Oleh sebab itu, umat Islam juga dianjurkan untuk menjalankan puasa sunnah pertama bulan Dzulhijjah ini.
Keutamaan menjalankan puasa sunnah pertama bulan Dzulhijjah yaitu mendapatkan cinta kasih dari Allah SWT. Bagi umat muslim yang ingin menjalankan puasa awal Dzulhijjah yang tidak lama lagi, bisa menghafalkan niatnya dari sekarang.
“Nawaitu shauma syahri Dzulhijjah sunnatan lillahi ta’ala”
Artinya: “Saya berniat untuk berpuasa sunnah pada bulan Dzulhijjah karena Allah Ta’ala”
2. Puasa Tarwiyah (Hari ke-8 Idul Adha)
Masih berada pada bulan yang sama, umat muslim juga bisa melaksanakan puasa Tarwiyah tepatnya pada 8 Dzulhijjah. Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa menjalankan puasa Tarwiyah ibaratnya sedang menjalankan puasa selama 1 tahun lamanya.
Selain itu, umat Islam yang ikhlas menjalankan puasa Tarwiyah karena Allah SWT akan dijauhkan dari api neraka. Menurut sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ali Al-Muhairi, siapa yang menjalankan puasa selama 10 hari bulan Dzulhijjah, maka diibaratkan puasa selama 1 bulan.
Bagi umat Islam yang menjalankan puasa Idul Adha Tarwiyah seperti puasa selama 1 tahun. Sedangkan bagi siapapun yang melaksanakan puasa Arafah akan mendapatkan pahala seperti sudah berpuasa selama 2 tahun. Sudah tahu keistimewaan dari puasa Tarwiyah?
3. Puasa Sunnah ke-9 Arafah
Puasa yang dilaksanakan pada hari ke-9 Dzulhijjah ini terjadi ketika umat Islam yang menjalankan ibadah haji sedang wukuf di padang Arafah. Nah, oleh sebab itu bagi umat Islam yang tidak sedang melakukan ibadah haji, dianjurkan untuk melaksanakan puasa Arafah.
Aisyah RA menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah berkata, tidak ada hari saat Allah SWT membebaskan banyak hambanya dari api neraka, melainkan pada hari Arafah tersebut. Saat itulah, Allah SWT mendekat pada hambanya dan membanggakan hambanya di depan malaikat.
4. Melaksanakan Puasa Sebelum Melaksanakan Shalat Idul Adha
Puasa Idul Adha yang terakhir yaitu sebelum melaksanakan ibadah shalat Idul Adha. Puasa sebelum shalat Idul Adha ini tidak dilakukan seharian, lebih tepatnya umat Islam hanya perlu menahan makan minum mulai dari subuh sampai selesai menunaikan ibadah shalat Idul Adha.
Berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Buraidah, Rasulullah SAW biasanya sebelum berangkat shalat Idul Fitri, akan makan terlebih dahulu. Sedangkan saat akan menjalankan sholat Idul Adha, beliau tidak makan kecuali setelah pulang untuk menyantap kurban.
Puasa sunah Idul Adha yang keempat yaitu menahan makan minum dari bangun tidur sampai selesai menunaikan sholat Idul Adha. Jika tidak melakukan kurban, maka siapapun yang menjalankannya tetap bisa makan dan minum seadanya setelah sholat Idul Adha.
Sedangkan untuk yang melakukan kurban, maka disunnahkan untuk puasa dari terbitnya matahari sampai dengan terbenam. Mengapa puasa ini tidak dilakukan sehari penuh? Karena hukumnya haram bagi siapapun yang melakukan puasa sehari penuh saat hari raya Idul Adha.
Selain menjalankan ibadah puasa, umat Islam juga dianjurkan untuk menunaikan ibadah kurban. Dengan melaksanakan ibadah kurban, maka akan meningkatkan kecintaan Allah kepada hambanya, sehingga hidup dipenuhi dengan keberkahan dan kebaikan.
Waktu Pelaksanaannya dan Amalan
Puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah merupakan puasa sunnah yang dikerjakan sehari sebelum hari raya Idul Adha. Puasa pada bulan Dzulhijjah memiliki berbagai keutamaan seperti yang sudah dijelaskan diatas bisa menghapus dosa selama setahun yang akan datang.
Kapan waktu pelaksanaan puasa Tarwiyah dan Arafah? Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sedangkan puasa Arafah dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah. Jika mengacu pada kalender umum, puasa Tarwiyah bisa dilakukan tanggal 7 Juli 2022 dan Arafah tanggal 8 Juli 2022.
Untuk menjalankan puasa sunnah Dzulhijjah selama 7 hari bisa dijalankan mulai dari tanggal 1 Dzulhijjah, kemudian bisa disempurnakan dengan puasa Tarwiyah dan Arafah. Penentuan pelaksanaan hari raya Idul Adha sendiri menunggu keputusan dari pemerintah selalu pihak yang berwenang.
Setelah mengetahui informasi lengkap mengenai jadwal puasa Idul Adha, niat, dan keutamannya, umat Islam juga perlu mengetahui berbagai amalan terbaik dalam bulan Dhulhijjah. Dengan niat ibadah ikhlas kepada Allah, maka amalan-amalan berikut ini bisa mendatangkan keberkahan dalam hidup.
1. Memperbanyak Dzikir dan Takbir
Setiap muslim dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dan takbir pada bulan Dzulhijjah. Akan lebih baik jika setiap momen bulan Dzulhijjah dipenuhi dengan aktivitas dzikir dan takbir yang bisa mendatangkan ketenangan pikiran.
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, berdzikir pada Allah saat 10 hari pertama Dzulhijjah dan hari Tasyrik akan membantu mendatangkan kemudahan dan kebaikan. Takbir akan menambah kesempurnaan dalam berdzikir guna meningkatkan kecintaan kepada Allah SWT.
2. Melaksanakan Ibadah Umroh dan Haji
Bagi umat muslim yang merasa mampu menjalankan umroh dan haji pada bula Dzulhijjah, maka dianjurkan untuk melaksanakannya. Haji sebenarnya hukumnya wajib bagi setiap orang yang mampu melaksanakannya sekali seumur hidup.
Rasulullah SAW pernah berkata bahwa, amalan yang paling afdhol di mata Allah SWT ada tiga. Amalan pertama meningkatkan keimanan kepada Allah dan Rasulnya, jihad di jalan Allah SWT, dan haji yang mabrur. Selain itu, ibadah umroh juga dianggap bisa menghapus dosa dan kefakiran.
Bagi umat Islam yang merasa mampu sangat dianjurkan untuk mengikuti umroh atau haji. Kedua amalan tersebut mampu membantu menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa. Menjalankan umroh atau haji mambrur mendapatkan pahala terbaik dari Allah SWT berupa surga.
3. Menunaikan Kurban
Selain melaksanakan puasa Idul Adha, umat Islam juga dianjurkan untuk menunaikan ibadah kurban. Ibadah kurban memang lazimnya dilaksanakan oleh umat muslim ketika bulan Dzulhijjah dan tergolong amalan yang sangat dicintai oleh Allah SWT.
Ada sebuah hadist yang memperkuat pernyataan bahwa ibadah kurban sangat disukai oleh Allah SWT. Tidak ada suatu amalan yang amat dicintai Allah SWT, melainkan mengalirnya darah dari sebuah hewan yang dikurbankan dengan ikhlas lillahi ta’ala.
Pada hari kiamat nantinya, akan datang sebuah kuku, tanduk, dan rambut hewan kurban. Darah yang mengalir dari hewan kurban akan sampai pada ridho Allah SWT sebelum jatuh ke bumi. Oleh sebab itu, berkurban merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membersihkan jiwa.
4. Bertaubat Kepada Allah SWT
Manusia merupakan tempatnya salah dan tidak pernah lepas dari segala jenis dosa yang sengaja maupun tidak sengaja. Pada bulan Dzulhijjah diharapkan umat muslim bersedia untuk membuka kesempatan bertaubat dan mengharap ampunan dari Allah SWT.
Setiap manusia yang berusaha untuk memohon ampunan kepada Allah SWT akan mendapatkan ampunan dosa tanpa memperdulikan apapun. Oleh sebab itu, pentingnya untuk banyak bertaubat kepada Allah untuk bisa mensucikan diri menjauhi segala bentuk maksiat kepada Allah SWT.
5. Banyak Melakukan Amalan Shaleh Lainnya
Memasuki bulan Dzulhijjah, umat Islam tidak hanya diperintahkan untuk menjalankan puasa sunnah dan kurban. Selain itu, setiap umat Islam juga bisa melakukan amalan lainnya yang bisa mendatangkan keberkahan dan hidayah dalam hidup.
Amalan shaleh yang juga sangat disukai oleh Allah SWT yaitu melakukan sedekah kepada anak yatim, fakir miskin, atau janda. Tidak hanya itu, umat Islam juga dianjurkan untuk banyak membaca al-Qur’an, menjalankan shalat sunnah, dan menjalin silaturahmi antara umat Islam lainnya.
6. Meningkatkan Aktivitas Dzikir
Saat menjalankan puasa Idul Adha, umat Islam juga dianjurkan untuk banyak berdzikir kepada Allah SWT. Rasulullah SAW secara tegas mengatakan bahwa umat Islam diperintahkan untuk berdzikir seperti tasbih, takbir, tahlil, dan membaca tahmid.
Dzikir yang dilakukan secara rutin akan mendatangkan ketenangan jiwa dan menjauhkan manusia dari sifat iri atau dengki. Apalagi dzikir setelah melaksanakan sholat wajib, maka akan meningkatkan kecintaan manusia kepada sang pencipta.
7. Melaksanakan Shalat
Momen 10 hari pertama bulan Dzulhijjah tampaknya memang membuat umat Islam selalu semangat dan bisa melaksanakan shalat dengan cara terbaik. Umat muslim yang tidak berhalangan dianjurkan untuk melaksanakan sholat Idul Adha.
Allah SWT memerintahkan setiap hambanya untuk menunaikan shalat Idul Adha dan kurban untuk menyempurnakan keimanan. Ibadah pada bulan Dzulhijjah tidak hanya meningkatkan rasa cinta kepada Allah SWT, tetapi juga bisa membantu berbagi rezeki bagi sesama manusia lainnya.
Yuk sempurnakan ibadah di Idul Adha ini dengan melaksanakan puasa Idul Adha. Puasa Tarwiyah dan Arafah mampu menghapus dosa selama 1 tahun sebelumnya. Selain menjalankan puasa sunnah, mari dekatkan diri kepada Allah dengan menunaikan kurban, bersedekah, sholat, dan banyak berdzikir.
Sumber Website
https://www.orami.co.id/magazine/aturan-puasa-sunnah-idul-adha
https://news.detik.com/berita/d-5644688/3-puasa-sebelum-idul-adha-lengkap-jadwal-niat-dan-keutamaannya
https://kurban.dompetdhuafa.org/puasa-idul-adha/
https://www.popmama.com/life/health/zulfa-asliha/keutamaan-puasa-tarwiyah-dan-arafah-beserta-amalan-saat-iduladha
https://www.inews.id/lifestyle/muslim/amalan-bulan-dzulhijjah