Memaknai tahun baru Islam merupakan salah satu perbuatan baik agar senantiasa bersemangat meningkatkan keimanan. Berikut ulasan singkatnya!
Tahun baru Islam atau dikenal sebagai tahun baru Hijriyah adalah momen bersejarah bagi umat Muslim di seluruh dunia. Setiap pergantian tahun menjelang tanggal 1 Muharram memberi kesempatan bagi umat Muslim untuk memaknai tahun baru Islam dengan baik.
Tentunya hal ini juga menjadi momen bagi umat Islam untuk merayakan kedatangan tahun baru Islam dengan penuh makna, refleksi, dan harapan. Tahun baru Islam, yang juga dikenal sebagai Ras As-Sanah, merupakan momen bersejarah yang penuh makna dan kesempatan.
Selain menjalani keseharian yang sibuk, momen ini tentunya menyediakan waktu berharga bagi umat Muslim untuk merefleksikan perjalanan hidup. Kemudian Anda juga dapat merenungkan nikmat-Nya, dan memperbaiki diri di hadapan Allah sehingga bisa menjadi lebih baik lagi di tahun berikutnya.
7 Poin dalam Memaknai Tahun Baru Islam
Kehadiran tahun baru ini bukanlah sekadar perpindahan tanggal dalam kalender, tetapi merupakan panggilan untuk lebih dekat dengan Allah dan meningkatkan kualitas hidup secara spiritual. Hal ini berkaitan dengan beberapa poin dalam memaknai tahun baru Islam berikut ini.
1. Awal Mula Mendapat Keberkahan
Tahun baru Hijriyah juga dikenal dengan sebutan Ras As-Sanah, yang artinya menandai awal dari perjalanan waktu yang baru dalam kehidupan umat Muslim. Ini adalah saat yang penuh harapan, di mana umat Islam menyambut kehadiran barunya dengan penuh keimanan dan keyakinan.
Keyakinan bahwa Allah Maha Merencanakan segalanya dan sudah mempersiapkan takdir yang baik untuk umat-Nya. Setiap tahun merupakan kesempatan untuk memperbaiki diri, meningkatkan ibadah, dan mendekatkan diri kepada Allah.
Makna kehadiran tahun baru Islam ini mengingatkan umat Muslim akan keterbatasan diri sebagai makhluk Allah. Allah-lah yang menciptakan waktu dan segala sesuatu di dunia ini. Oleh karena itu, momen ini juga menjadi ajakan untuk meninggalkan kesombongan dan memohon pertolongan-Nya.
2. Refleksi dan Introspeksi Perjalanan Hidup
Datangnya tahun baru Hijriyah merupakan waktu yang tepat untuk merefleksikan perjalanan hidup selama setahun terakhir. Setiap umat Muslim diminta untuk merenungkan dan mengevaluasi segala amal perbuatan dan kegiatan religius yang telah dilalui.
Refleksi ini dapat berupa penerimaan atas segala kebaikan yang sudah dikerjakan serta kesalahan yang mungkin telah dilakukan. Dengan introspeksi yang jujur, umat Islam dapat mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dan mengambil pelajaran dari berbagai pengalaman yang telah dilalui.
Melalui proses seperti ini, diri kita dapat semakin mendekati ketaqwaan dan mencapai kesempurnaan dalam beribadah kepada Allah.
3. Sadar dalam Menghadapi Ujian
Selama menjalani kehidupan pastinya umat Islam akan diuji dengan berbagai macam ujian oleh Allah SWT. Saat menghadapi ujian tersebut, hendaknya harus selalu sadar diri bahwa semuanya sudah diatur oleh Allah SWT dan kita hanya bisa berusaha dan terus berdoa yang terbaik.
Apabila ujian dan cobaan dilalui dengan cara yang salah, penuh emosi dan tidak dapat menahan kesabaran, maka akan terasa lebih sulit untuk dilalui. Dengan begitu, hadapi segala cobaan dan ujian dengan perasaan sadar, ikhlas, dan yakin bahwa Allah SWT mempersiapkan suatu kebaikan besar.
4. Memohon Ampunan kepada Allah SWT
Melanjutkan sifat sadar dan kemauan untuk refleksi diri, tahun baru Hijriyah membuka kesempatan bagi umat Muslim untuk beristighfar (memohon ampunan) atas dosa-dosa dan kesalahan yang telah dilakukan. Memohon ampunan adalah tanda kesadaran dan kerendahan hati bahwa manusia tidak luput dari khilaf.
Oleh karena itu, hanya dengan ampunan Allah segala kesalahan dapat dimaafkan. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan Doa akhir tahun yang menjadi sarana untuk menyampaikan penyesalan dan pengakuan dosa kepada Allah.
Tidak hanya itu, umat Muslim juga berdoa agar diampuni dan diberi kesempatan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik di masa mendatang.
5. Melanjutkan Hidup dengan Harapan Baik
Memaknai tahun baru Islam berikutnya adalah dengan prinsip untuk melanjutkan hidup bersama harapan-harapan baik. Makna tahun baru Islam juga berpusat pada harapan yang menggebu-gebu untuk masa depan.
Ketika pergantian tahun datang, maka umat Muslim memohon kepada Allah untuk memberikan berkah dan petunjuk-Nya di setiap langkah perjalanan kehidupan mereka di tahun baru ini. Harapan-harapan tersebut dapat berupa keberkahan dalam rezeki, kesehatan, dan kebahagiaan keluarga.
Tujuannya adalah agar dijauhkan dari segala bentuk bencana dan cobaan, serta diberi kekuatan untuk menghadapinya dengan sabar dan ikhlas.
6. Merayakannya dengan Beribadah
Meskipun identik dengan perayaan tahun baru, momen ini seharusnya dilengkapi dengan semangat ibadah yang tinggi. Umat Islam wajib merayakannya dengan penuh kekhidmatan dan kegembiraan, tetapi tetap berfokus pada nilai-nilai keagamaan.
Salah satu ibadah yang sering dilakukan perayaan tahun baru Islam adalah berpuasa pada tanggal 1 Muharram atau hari Tasu’a dan Asyura. Puasa Asyura pada tanggal 9 dan 10 Muharram ini, mengingatkan peristiwa bersejarah yang terjadi, seperti penyelamatan Nabi Musa dan kaumnya dari Fir’aun.
7. Melengkapi Kesempurnaan Diri
Memaknai tahun baru Hijriyah tidak lepas dari usaha dan upaya untuk mencapai kesempurnaan diri. Umat Muslim dianjurkan untuk merencanakan tujuan kebaikan dan mengupayakannya di tahun baru ini. Melalui ibadah, amal sholeh, dan berbagai perbuatan baik, dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
Apabila ibadah, doa dan usaha tidak putus maka perjalanan hidup di tahun selanjutnya akan terasa lebih mudah meskipun tetap diberi ujian dan cobaan dari Allah SWT.
Sejarah Singkat Tahun Baru Islam
Selain memaknai tahun baru Islam sebagai momen penting untuk beribadah, Anda juga harus mengetahui bagaimana sejarah dari perayaan tersebut. Di bawah ini ulasan singkat mengenai sejarah tahun baru Islam atau Hijriyah yang wajib diketahui.
1. Awal Mula Tahun Hijriyah
Tahun baru Islam atau dikenal dengan Ras As-Sanah, memiliki sejarah yang singkat namun bermakna bagi umat Islam seluruh dunia. Tahun baru ini berawal dari peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab.
Peristiwa tersebut terjadi pada tahun ke-17 setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Ketika itu, masyarakat Islam menggunakan kalender Hijriyah yang dimulai dari tahun Hijrah, yaitu tahun ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah.
Sebelumnya, para sahabat Nabi Muhammad SAW berselisih pendapat tentang awal tahun Hijriyah. Ada pula yang berpendapat bahwa tahun baru Hijriyah dimulai pada bulan Muharram, sementara lainnya berpendapat bahwa tahun baru dimulai pada bulan Rabiul Awwal.
Perselisihan ini menimbulkan kebingungan dan perbedaan dalam menentukan tanggal-tanggal penting dalam kalender Hijriyah.
2. Penetapan Bulan Muharram
Keputusan penetapan bulan Muharram sebagai awal dari tahun Hijriyah diambil berdasarkan pertimbangan nilai historis yang tinggi, seperti peristiwa penting ‘Ashura yang merupakan penyelamatan Nabi Musa dan kaumnya dari Fir’aun.
Dengan penetapan ini, maka mulailah tahun baru Islam pada tanggal 1 Muharram dalam kalender Hijriyah. Keputusan ini berasal dari Khalifah Umar dan diterima dengan baik oleh umat Muslim. Akhirnya sejak perdebatan itu, tahun baru Islam dirayakan pada tanggal 1 Muharram setiap tahunnya.
Dalam memaknai tahun baru Islam, kegiatan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan adalah beribadah. Mulai dari shalat, puasa sunah, membaca Al-Quran hingga bersedekah. Saat ini sudah tersedia platform sedekat terbaik yaitu Yatim Mandiri yang amanah dan dipercaya oleh berbagai kalangan.