4 Doa Meminta Hujan Saat Kemarau yang Dibaca Rasulullah SAW

Doa meminta hujan diajarkan oleh Rasulullah SAW setelah banyak orang mengeluh akibat kekeringan parah. Ini doa meminta hujan saat kemarau!

Kemarau sudah menjadi salah satu jenis musim yang kerap melanda sejumlah wilayah di Indonesia.

Meskipun begitu, kemarau dalam kurun waktu lama bisa menyebabkan kekeringan hingga musibah.

Umat islam dianjurkan untuk berikhtiar dengan memanjatkan doa meminta hujan saat musim kemarau.

Doa ini bertujuan supaya bumi kita senantiasa mendapatkan kelimpahan berkah, rahmat, dan turunnya hujan.

Rasulullah SAW pernah mencontohkan beberapa doa minta hujan untuk umatnya.

Selain berdoa, dianjurkan pula untuk melakukan berbagai amal kebaikan seperti sedekah dan beribadah dengan baik.

Kumpulan Doa Meminta Hujan Saat Kemarau

Turun hujan menjadi hal yang paling dinantikan saat musim kemarau berkepanjangan melanda suatu wilayah. Sebagai umat musim, tak ada salahnya jika berupaya memanjatkan doa kepada Allah SAW atau menggelar shalat istisqa secara berjamaah.

Inilah kumpulan doa meminta hujan saat musim kemarau yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW: 

1. Doa Meminta Hujan yang Pertama

Doa meminta turun hujan yang pertama ini dapat diamalkan ketika memasuki musim kemarau yang panjang.

Hal ini karena musim kemarau berkepanjangan ditakutkan bisa membawa bencana besar untuk banyak orang.

Doa ini mencerminkan keimanan dan ketergantungan manusia terhadap kebaikan Allah SAW.

Rasulullah SAW mengajarkan doa meminta hujan yang menyuburkan, tidak mencelakakan, dan mendatangkan manfaat. 

Hal tersebut sesuai dengan yang telah diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud. Adapun bacaan doa meminta hujan saat musim kemarau adalah seperti berikut ini:

اللهمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا مَرِيْئًا مَرِيْعًا, نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ، عَاجِلًا غَيْرَ أٰجِلٍ

Artinya: Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami, hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tanpa mencelakakan, segera tanpa ditunda. (Imam Abu Bakr al-Thurthusyi, al-Du’a al-Ma’tsurat wa Adabuhu wa Ma Yajibu ‘ala al-Da’i Ittiba’uhu wa Ijtinabuhu, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2002, h. 174)

2. Doa Meminta Hujan yang Kedua

Rasulullah SAW pernah memanjatkan doa meminta hujan saat sekelompok orang Badui mengeluh akibat kekeringan.

Kekeringan ini membuat binatang ternak mereka menjadi mati dan mengalami gagal panen.

Selain itu, anak-anak juga kelaparan karena kesulitan mendapatkan susu atau air bersih untuk diminum.

Setelahnya beliau duduk di atas mimbar, kemudian bertahmid dan memuji Allah SAW.

Rasulullah SAW mengangkat tangannya seraya memanjatkan doa berikut:

اللهمّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا سَرِيْعًا مَرِيْعًا غَدَقًا طَبَقًا، عَاجِلًا غَيْرَ رَائِفٍ، نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ تَمْلَأُ بِهِ الضَّرْعُ، وَيَنْبُتُ بِهِ الزَّرْعُ وَتُحْيِي بِهِ الْأَرْضُ بَعْدَ مَوْتِهَا وَكَذَلِكَ تُخْرِجُوْنَ

Artinya: Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami, hujan yang merata, segera, menyuburkan, lebat, merata, segera tanpa kelambatan, bermanfaat tanpa bahaya. Hujan yang dapat memenuhkan ambing (kantong kelenjar) susu binatang ternak, yang menumbuhkan tanaman, yang menghidupkan tanah setelah mati (karena kekeringan).” (Imam Abu Bakr al-Thurthusyi, al-Du’a al-Ma’tsurat wa Adabuhu wa Ma Yajibu ‘ala al-Da’i Ittiba’uhu wa Ijtinabuhu, 2002, h. 174)

3. Doa Meminta Hujan yang Ketiga

Doa meminta hujan saat musim kemarau ini bertujuan untuk meminta rahmat dan keberkahan Allah SAW.

Rasulullah SAW memanjatkan doa turunnya hujan untuk seluruh hamba Allah SWWT dan binatang ciptaan-Nya. 

Sepenuhnya menginginkan untuk dihidupkan lagi negeri yang sudah mati akibat kekeringan berkepanjangan.

Bacaan doa ini bisa diamalkan dengan mudah setelah mengerjakan sholat fardhu. Bunyi bacaannya yang cukup singkat adalah sebagai berikut:

اللهمَّ اسْقِ عِبَادَكَ وَبَهَائِمَكَ وَانْشُرْ رَحْمَتَكَ وَأَحْيِ بَلَدَكَ الْمَيِّتَ

Artinya: Ya Allah, turunkanlah hujan kepada hamba-hamba-Mu dan binatang-binatang (ciptaan)-Mu, sebarkanlah rahmat-Mu dan hidupkanlah negeri-Mu yang sebelumnya mati.” (Imam Abu Bakr al-Thurthusyi, al-Du’a al-Ma’tsurat wa Adabuhu wa Ma Yajibu ‘ala al-Da’i Ittiba’uhu wa Ijtinabuhu, 2002, h. 176)

4. Doa Meminta Hujan yang Keempat

Doa meminta hujan yang terakhir ini dipanjatkan Rasulullah SAW saat mendengar keluhan akibat kekeringan.

Musim hujan yang datang terlambat menyebabkan kelangkaan air dan tanah-tanah menjadi tandus.

Rasulullah SAW langsung meminta mimbar kepada pengikutnya untuk diletakkan di mushola.

Setelah itu, beliau berjanji bahwa setelah matahari terbit maka akan segera menemui mereka.

Rasulullah SAW duduk tepat diatas mimbar dan berkata kepada mereka:

إنكم شكوتم جدب دياركم واستئخار المطر عن إبان زمانه عنكم وقد أمركم الله سبحانه أن تدعوه ووعدكم أن يستجيب لكم

Artinya: Sesungguhnya kalian mengeluhkan gersangnya tanah-tanah kalian dan terlambatnya hujan dari masa biasanya. Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kalian untuk berdoa kepada-Nya, dan menjanjikan akan mengabulkan (doa) kalian.”

Lalu, beliau memanjatkan doa meminta hujan saat musim kemarau sebagai berikut:

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهمَّ أَنْتَ اللهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ الْغَنِيُّ, وَنَحْنُ الْفُقَرَاءُ أَنْزِلْ عَلْيْنَا الْغَيْثَ وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ لَنَا قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَي حِيْنٍ


Artinya: Segala puji milik Allah, Tuhan seluruh semesta, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Tuhan yang menguasai hari pembalasan. Ya Allah, Engkau adalah Allah, tiada Tuhan kecuali Engkau yang Maha Kaya, sedangkan kami makhluk yang membutuhkan, turunkanlah hujan kepada kami dan jadikanlah apa yang Engkau turunkan kepada kami sebagai kekuatan dan pencapaian hingga akhir masa.

Rasulullah SAW mengangkat tangannya dan memposisikan tubuhnya menghadap orang-orang didepannya.

Beliau kemudian menjalankan shalat sunnah dua rakaat yang setiap rakaatnya membaca Subhanallah dan Masyaallah.

Tak lama kemudian, turunlah hujan dengan sangat deras dan lebat hingga memenuhi masjid.

Rasulullah SAW pun tersenyum saat orang-orang bergegas pergi dari masjid untuk pulang ke rumahnya masing-masing.

Shalat Istisqa untuk Meminta Hujan

Selain memanjatkan doa meminta hujan saat musim kemarau, umat musim disunnahkan untuk melakukan shalat istisqa.

Shalat istisqa merupakan bentuk ibadah untuk memohon turunnya hujan ketika terjadi kekeringan panjang. 

Tujuan dari ibadah sunnah ini adalah memohon kepada Allah untuk menurunkan hujan sebagai rahmat dan anugerahnya.

Hal ini tentunya sangat penting bagi kehidupan manusia, hewan dan tanaman yang ada di muka bumi.

Shalat ini dilaksanakan secara berjamaah saat kondisi lingkungan di sekitar mengalami kekeringan yang parah.

Sumber-sumber air sudah mulai menipis, ternak dan tanaman banyak yang mati, hingga terjadi kebakaran hutan.

Pengumuman dan pelaksanaan shalat ini akan diberikan oleh otoritas agama dan pemerintah setempat.

Doa dan shalat istisqa menunjukkan rasa keimanan dan ketergantungan manusia terhadap Pencipta dalam menghadapi situasi alam yang sulit. 

Perintah untuk Beristighfar Saat Kemarau Panjang

Saat musim kemarau berkepanjangan yang menyebabkan kelangkaan air, dianjurkan pula untuk memperbanyak istighfar.

Seperti yang diketahui bahwa belakangan ini di sejumlah daerah sering mengalami kemarau panjang.

Tanpa disadari, hal ini ternyata bisa terjadi karena umat manusia kurang beristighfar kepada Allah.

Maka dari itu, marilah memperbanyak istighfar supaya Allah menurunkan hujan lebat yang penuh berkah dan nikmat.

Anjuran beristighfar dalam menghadapi musim kemarau panjang sudah disebutkan dalam Surah Nuh ayat 10-12:

(10) فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
(11) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
(12) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

Arab latin: fa qultustagfirụ rabbakum innahụ kāna gaffārā. yursilis-samā`a ‘alaikum midrārā. wa yumdidkum bi`amwāliw wa banīna wa yaj’al lakum jannātiw wa yaj’al lakum an-hārā

Artinya: maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.

Hal yang Terjadi Ketika Kemarau Berkepanjangan

Sudah disebutkan, bahwa doa meminta hujan saat kemarau dianjurkan sebagai upaya mengakhiri musibah ini.

Hal ini karena kemarau berkepanjangan bisa menyebabkan dampak signifikan dalam sektor pertanian.

Tak hanya itu, kemarau juga bisa membuat masyarakat kesulitan mendapat pasokan air bersih.

1. Tanaman Kering dan Mati

Salah satu hal penting yang harus diperhatikan saat memasuki musim kemarau adalah kondisi tanaman.

Pasalnya, cuaca panas yang sangat menyengat akan membuat tanaman menjadi mudah layu dan kering. 

Apalagi petani kesulitan untuk mendapatkan sumber air karena sungai, danau dan rawa telah mengering.

Jika kondisi seperti ini dibiarkan dalam kurun waktu lama, bukan tidak mungkin tanaman akan menjadi mati.

Tak hanya itu, kemarau berkepanjangan bisa mengakibatkan terjadinya kerusakan permanen pada tanah.

Kesuburan tanah akan menurun dan salinitas meningkat sehingga berdampak pada produktivitas dalam jangka panjang.

2. Gagal Panen

Kondisi tanaman yang sudah mengering kemudian mati tentu akan membuat petani mengalami gagal panen.

Petani selama ini memang bergantung pada air di beberapa sumber untuk mengairi tanaman.

Khususnya tanaman buah yang butuh pasokan air mencukupi untuk menghasilkan buah berkualitas. 

Hal ini tentu juga bisa memicu dampak sosial akibat ketidakpastian pendapatan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Lebih parahnya lagi, risiko gagal panen juga bisa menimbulkan krisis pangan di wilayah tersebut.

Petani mungkin membutuhkan biaya tambahan untuk mengimplementasi teknologi irigasi yang sangat mahal.

Secara keseluruhan, musim kemarau bisa mengancam kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan dalam bidang pertanian.

3. Kelangkaan Air Bersih

Musim kemarau menjadi faktor utama yang menyebabkan kelangkaan air bersih di wilayah yang mengalaminya.

Penyebabnya karena intensitas hujan di musim kemarau sudah jarang, bahkan tidak ada sama sekali.

Kondisi ini dalam waktu lama akan membuat aliran air di sungai atau danau menjadi terhenti.

Semakin lama maka wilayah tersebut akan mengalami kelangkaan dalam ketersediaan air bersih.

Situasi ini sangat mengkhawatirkan karena masyarakat sekitar sudah tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan air.

Bukan tidak mungkin, mereka melakukan perjalanan jauh untuk mencari sumber air lainnya.  

Itulah kumpulan doa meminta hujan saat kemarau yang pernah dipanjatkan oleh Rasulullah SAW. Untuk mengatasi dampak kemarau (kelangkaan air),

Yatim Mandiri menawarkan program sedekah air bersih. Mari berpartisipasi dalam program ini untuk membantu mereka dalam mendapatkan akses air bersih. 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top