Marah termasuk perbuatan yang dilarang membuat seseorang berkata kasar dan hal buruk. Lantas, bagaimana cara meredam marah dalam Islam?
Setiap orang tentu pernah merasakan marah yang ditandai perasaan tidak senang, berang, atau gusar.
Marah yang tidak terkontrol bisa membuat seseorang melakukan hal buruk seperti berkata kasar hingga tindak kekerasan.
Maka dari itu, penting sekali memahami beberapa cara meredam marah dalam islam.
Cara-cara seperti ini memang harus dipahami sehingga bisa mampu mengontrol marah dengan bijak.
Jika sudah terkontrol, seseorang bisa berpikir dengan jernih dan membuat keputusan yang rasional.
Sepenuhnya aman dari segala tindakan buruk yang bisa merugikan diri sendiri ataupun orang lain.
Ayat Tentang Bahaya Marah
Dalam Islam, marah merupakan salah satu perbuatan yang dilarang karena bisa menimbulkan dampak negatif.
Sifat ini mungkin sudah menjadi tabiat dalam diri manusia karena memiliki nafsu yang harus selalu dituruti.
Bersamaan dengan itu, marah dapat diumpamakan sebagai bara api yang dikobarkan oleh setan.
Tak heran jika bahaya yang ditimbulkan berupa pekara-pekara buruk yang disenangi setan. Seseorang yang marah bisa melakukan tindakan merusak, anarkistis hingga saling bunuh.
Cara meredam marah dalam Islam menjadi hal penting dilakukan oleh seseorang saat emosinya meluap.
Sebab, amarah yang sudah tidak terkontrol sangat membahayakan kesehatan mental dan fisik seperti darah tinggi.
Maka dari itu, ada sejumlah ayat dalam Al-Qur’an yang menganjurkan umat muslim agar senantiasa menahan amarah.
Salah satu ayat tersebut yaitu surah Ali Imran (3) ayat 134 dengan bunyi seperti ini:
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ ١٣٤ alladzîna yunfiqûna fis-sarrâ’i wadl-dlarrâ’i wal-kâdhimînal-ghaidha wal-‘âfîna ‘anin-nâs, wallâhu yuḫibbul-muḫsinîn
(yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.
Cara Meredam Marah dalam Islam
Islam telah mengajarkan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredam amarah dengan baik.
Inilah cara mengendalikan amarah menurut Islam yang bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Membaca Ta’adwudz
Salah satu cara yang paling mudah diterapkan untuk mengendalikan amarah adalah membaca Ta’awudz.
Ta’awudz merupakan kalimat yang berguna untuk meminta perlindungan dari godaan setan yang terkutuk..
Hal ini karena setan memang menjadi penyebab utama munculnya perasaan marah dalam diri manusia.
Dengan membaca kalimat ta’awudz, maka amarah yang sedang bergejolak bisa dikendalikan secara perlahan.
Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dalam suatu hadist yang berbunyi seperti berikut:
“Jika seseorang yang marah mengucapkan: ‘A’uudzu billah (aku berlindung kepada Allah SWT)’ niscaya akan reda kemarahannya.” (HR Abu ‘Adi dalam Kitab Al-Kaamil).
2. Mengambil Air Wudhu
Wudhu atau abdas merupakan cara menyucikan seluruh anggota tubuh dengan menggunakan air mengalir.
Selain membersihkan hadas dan najis di dalam tubuh, berwudhu bisa membuat pikiran dan hati menjadi tenang.
Jika sudah tenang, maka bisa dipastikan perasaan amarah yang dirasakan akan semakin mereda.
Cara meredam amarah sesuai ajaran Rasulullah SAW ini sudah dijelaskan dalam hadistberikut:
“Sesungguhnya marah itu dari setan dan terbuat dari api, dan api hanya bisa dipadamkan oleh air. Oleh karena itu, apabila seorang di antara kamu marah, maka berwudhulah!” (HR Abu Daud).
3. Diam
Cara meredam marah dalam Islam yang bisa dipraktikkan selanjutnya adalah tetap sabar atau diam.
Sebab saat sedang marah, manusia seringkali mengeluarkan kata-kata buruk yang tidak diridhai Allah SWT.
Mulai dari kalimat laknat, caci maki, kufur, hingga kalimat cerai yang mungkin terucap tanpa sadar.
Tentu ucapan semacam ini bisa menyakiti orang lain atau bahkan membuat perasaannya hancur.
Dengan memaksakan diri untuk diam ketika marah, maka berbagai hal yang rusak ini dipastikan tidak terjadi. Ada sebuah hadist yang disampaikan oleh Imam Ahmad:
“Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan lighairihi).
4. Duduk atau Mengambil Posisi Tidur
Rasa marah yang terlalu berlebih akan membuat tubuh mengeluarkan hormon kortisol dan adrenalin. Hormon-hormon ini bisa membuat seseorang mengalami rasa cemas, gelisah, hingga sulit untuk berpikir jernih.
Untuk mengatasinya bisa dilakukan dengan mengambil posisi tidur atau duduk yang nyaman.
Posisi ini akan mempengaruhi tubuh sehingga merasa rileks dan mengeluarkan kadar hormon yang ada didalamnya.
Terapkan selama beberapa menit sehingga tubuh bisa semakin mudah untuk mengendalikan amarah.
Sesuai yang disampaikan sabda Rasulullah SAW dari hadist Abu Dzarr Radhiyallahu’anhu:
“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (HR. Abu Daud).
5. Beristighfar
Istighfar adalah kalimat yang diucapkan untuk meminta ampun kepada Allah SWT dengan tujuan menghapuskan dosa.
Meskipun begitu, istighfar juga bisa diamalkan untuk menahan nafsu marah yang menggebu.
Maka dari itu, bacalah istighfar sebanyak mungkin ketika sedang merasakan amarah yang luar biasa.
Kalimat istighfar sangat menenangkan sehingga bisa membantu untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada.
6. Mengingat Janji Rasulullah SAW
Mengingat janji dan wasiat Rasulullah SAW juga termasuk cara meredam marah dalam Islam.
Sebelum meluapkan rasa marah kepada orang lain, dianjurkan mengingat hadits yang berisi wasiat Rasulullah SAW berikut ini:
“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata, seorang lelaki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, ”Janganlah engkau marah.”
Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi SAW (selalu) menjawab, ”Janganlah engkau marah”. (HR. Bukhari, no. 6116)
Sebagai pengingat, perasaan marah merupakan emosi yang wajar dirasakan oleh umat manusia. Cara menahan marah ini sebenarnya bukan untuk memendam rasa marah yang dialami.
Tetapi untuk mengontrol diri sehingga tidak melakukan hal-hal yang menyakiti ataupun merugikan orang lain.
7. Tidak Marah Melainkan Karena Allah SWT
Cara meredam marah dalam islam terakhir adalah dengan menanamkan kepada diri sendiri untuk tidak marah, terkecuali karena Allah SWT.
Marah yang diperbolehkan dalam hal ini yaitu saat melihat kemungkaran atau kemaksiatan yang terlihat mata.
Apabila hal ini berhasil diterapkan dalam hati, tentunya bisa semakin mudah untuk mengendalikan amarah.
Sahabat bisa lebih berhati-hati untuk melakukan tindakan ataupun berkata-kata, sebab takut akan murkanya Allah SWT.
Keutamaan Menahan Amarah
Masih belum banyak dipahami bahwa cara menahan marah dalam Islam memiliki sejumlah keutamaan, diantaranya:
1. Allah SWT akan Menahan Siksa-Nya
Sebenarnya banyak sekali riwayat yang menjelaskan tentang keutamaan menahan amarah bagi umat muslim.
Segala hal yang diajarkan oleh Rasulullah SAW seperti menahan amarah, tentunya disukai oleh Allah SWT.
Jika kebaikan ini senantiasa diterapkan, maka Allah SWT memberi jaminan dengan menahan siksanya.
Hal ini diperkuat dengan sabda Rasulullah SAW yang berisi seperti berikut:
“Siapa saja yang menahan kemarahannya, niscaya Allah menahan siksa-Nya daripadanya, dan siapa saja yang mengemukakan alasannya kepada Rabbnya, niscaya Allah menerima alasannya, dan siapa saja yang menyimpan lidahnya, niscaya Allah menutupi auratnya (segala sesuatu, yang dianggap malu).” H.R Thabrani dan lainnya
2. Terlindung dari Api Neraka
Rasulullah SAW mengajarkan berbagai cara kepada seseorang yang sedang marah agar bisa tenang. Beliau juga memuji seorang muslim yang mampu menahan amarahnya sehingga tidak melakukan kemungkinan buruk.
Telah disebutkan pula bahwa orang yang sembuh dari kemarahannya tidak akan pernah masuk ke neraka jahanam. Berikut ini sabda Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya neraka Jahannam mempunyai pintu yang tidak memasukinya kecuali orang yang sembuh kemarahannya dengan perbuatan maksiat kepada Allah SWT.”
3. Mendapatkan Pahala
Marah adalah sebagai bentuk ujian dari Allah untuk melihat seberapa jauh hambanya mampu menahan amarahnya.
Ini berarti seseorang yang menahan amarah sudah berhasil melewati ujian yang diberikan Allah. Seseorang tersebut juga sudah melaksanakan larangan Allah SWT untuk menahan amarah.
Oleh karena itu, Allah SWT akan memberikan balasan berupa pahala yang besar. Keutamaan ini sudah diriwayatkan dalam sebuah hadist berikut:
“Tidaklah seorang hamba meneguk tegukan yang lebih besar pahalanya daripada seteguk kemarahan yang ditahannya karena mengharapkan keridhaan Allah.” H.R Ibnu Majah
4. Mendapatkan Ridha Allah SWT
Keutamaan menahan amarah yang terakhir adalah mendapatkan ridho Allah SWT. Jika seseorang bisa menahan sedikit amarah yang dirasakan, niscaya Allah akan memenuhi kalbunya dengan penuh keridhaan.
Rasulullah SAW juga mengajarkan agar selalu menghindari perbuatan kufur untuk kebaikan diri sendiri.
Ini menandakan bahwa rasa marah ataupun benci sebenarnya sudah ada tempat tersendiri. Bukan tidak mungkin akan menghantarkan umat manusia untuk merasakan manisnya iman.
Berikut adalah sabda Rasulullah SAW tentang keutamaan menahan amarah yang mendatangkan ridha Allah SWT :
“Niscaya Allah memenuhi kalbunya dengan rasa aman, dan keimanan.” H.R Ibnu Ad-Dunya dan lainnya
Cara meredam marah dalam Islam penting diterapkan untuk mendapatkan pahala dan ridha Allah SWT.
Sahabat bisa sempurnakan tindakan mulia ini dengan menyalurkan sedekah untuk membantu fakir miskin.
Salurkan sedekah online dengan mudah melalui lembaga amal yang terpercayamelalui platform donasi milik Laznas Yatim Mandiri.